Kemenhub wacanakan bus gratis untuk atasi macet horor Puncak
Kemacetan mengerikan terakhir terjadi pada 15-16 September 2024, saat wisatawan terjebak hingga belasan jam dan satu orang meninggal dunia.

JAKARTA: Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membahas penyediaan layanan bus gratis untuk mengurangi kemacetan parah yang kerap terjadi di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terutama saat akhir pekan dan libur panjang.
Layanan ini ditargetkan dapat mulai beroperasi pada libur Natal dan Tahun Baru 2024.
"Secepatnya, target kami Nataru (Natal dan Tahun Baru) ini bisa dilaksanakan, tapi paling lambat saat Lebaran," ungkap Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, kepada Kantor Berita Antara, Rabu (20/11), usai rapat penanganan kemacetan Puncak dengan Pemerintah Kabupaten Bogor di Sekretariat Daerah Cibinong.
Program bus gratis ini rencananya akan menggunakan skema Buy The Service (BTS).
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan opsi subsidi bus umum yang didanai oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Saat ini, Kemenhub sedang mengkaji kebutuhan jumlah bus yang akan dioperasikan di kawasan Puncak, termasuk kemungkinan penggunaan bus listrik.
"Kami sedang menghitung, termasuk apakah akan menggunakan bus listrik. Prinsipnya, pemerintah pusat dan daerah mendukung mobilitas masyarakat yang ingin berwisata," jelas Suntana.
Selain bus gratis, Kemenhub berencana menyiapkan lahan parkir bagi wisatawan yang ingin menggunakan bus.
Suntana menyebutkan bahwa pihaknya akan memeriksa kesiapan lokasi parkir di kawasan Summarecon, termasuk fasilitas pendukung seperti stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik.
"Kami akan cek ke Summarecon untuk melihat gambaran penempatan lahan parkir dan fasilitas lainnya, termasuk charging station," tuturnya.
Menurut mantan Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri itu, kemacetan kronis di Puncak belum tertangani dengan efektif dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, pemerintah merancang strategi penanganan jangka pendek dan panjang.
Jangka pendek meliputi optimalisasi sistem lalu lintas seperti rekayasa one way, sementara jangka panjang mencakup pembangunan infrastruktur seperti Tol Caringin-Cisarua-Cianjur dan Jalur Puncak II.
"Sebanyak 37 persen kendaraan yang melewati Puncak menuju Cipanas dan Cianjur. Jadi arusnya harus dipecah agar tidak menumpuk di Puncak," tambahnya.
Fenomena macet horor Puncak terakhir terjadi pada 15-16 September 2024, saat wisatawan terjebak di jalur Puncak hingga belasan jam.
Kondisi ini memaksa beberapa pengendara tidur di jalan dan buang air di semak-semak.
Data menunjukkan sekitar 140 ribu kendaraan melintas di kawasan itu selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tragisnya, seorang wisatawan bernama Nimih meninggal dunia akibat kelelahan setelah mengalami sesak napas dan pusing.
📢 Kuis CNA Memahami Asia sudah memasuki putaran pertama, eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!
Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀
🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V