Kasus pneumonia Indonesia melonjak, apa pemicunya?
Tanda-tanda flu yang dapat memburuk menjadi pneumonia adalah demam yang semakin tinggi, batuk yang semakin parah, nyeri dada, serta sesak napas yang memburuk.

JAKARTA: Kasus kematian akibat pneumonia di Indonesia meningkat drastis pada 2024, dengan jumlah kematian tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Data menunjukkan 188 orang meninggal akibat pneumonia, melonjak dari 52 kematian yang tercatat pada 2023.
Puncak kasus terjadi pada April hingga Mei, dengan total 1.278 kasus infeksi pneumonia sepanjang 2024, dibandingkan 330 kasus pada 2023.
Pneumonia merupakan infeksi akut pada saluran pernapasan bawah yang secara spesifik menyerang paru-paru.
Pakar epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menilai lonjakan kasus pneumonia di Indonesia masih dalam tren yang wajar.
Menurutnya, peningkatan kasus ini juga terjadi di berbagai negara saat musim dingin, yang berlangsung dari Desember hingga Maret.
Suhu dingin membuat banyak orang lebih sering beraktivitas di dalam ruangan, yang dapat meningkatkan risiko penularan penyakit pernapasan.
"Kematian akibat pneumonia ini umumnya disebabkan oleh influenza, COVID-19, dan infeksi lainnya. Banyak yang tidak terdeteksi, tidak tertangani dengan baik, atau terabaikan, sehingga berdampak fatal bagi kelompok berisiko," jelasnya kepada detikHealth, Selasa (11/2).
Kelompok berisiko yang rentan mengalami komplikasi akibat pneumonia termasuk ibu hamil, lansia, serta individu dengan gangguan imunitas.
Influenza dapat memicu pneumonia melalui dua mekanisme.
Pertama, infeksi langsung pada jaringan paru-paru yang menyebabkan peradangan, gangguan pasokan oksigen, dan sesak napas yang bisa berujung pada kondisi fatal.
Kedua, influenza dapat melemahkan sistem imun sehingga tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri sekunder yang memperparah pneumonia.
"Di Jepang, wabah flu yang berkaitan dengan pneumonia juga sedang melonjak," tambah Dicky.
Spesialis penyakit dalam, dr. Rusli Zainudin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengingatkan masyarakat untuk mengenali tanda-tanda flu yang memburuk yang dapat menimbulkan komplikasi berbahaya.
"Flu ringan biasanya disertai demam dan hidung tersumbat, tetapi akan sembuh dalam empat hingga sembilan hari. Namun, jika flu berkembang menjadi komplikasi, gejalanya bertahan lebih lama dan semakin parah," urainya kepada detikHealth.
Menurutnya, tanda-tanda flu yang dapat memburuk menjadi pneumonia meliputi demam yang semakin tinggi, batuk yang semakin parah, nyeri dada, serta sesak napas yang memburuk.
Pneumonia menjadi sorotan setelah aktris Taiwan Barbie Hsu meninggal dunia secara mendadak pada 2 Februari.
Pemeran Sanchai dalam Meteor Garden itu dilaporkan mengalami komplikasi akibat influenza yang tidak kunjung sembuh saat berlibur di Tokyo sebelum akhirnya meninggal dunia.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.