Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Jelang Lebaran, utang Paylater dan Pinjol diprediksi meroket

Masyarakat yang tidak dapat mengakses pembiayaan dari bank akan menggunakan Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjol.

Jelang Lebaran, utang Paylater dan Pinjol diprediksi meroket

Ilustrasi pinjaman online (pinjol) ilegal (Shutterstock)

10 Mar 2025 02:21PM (Diperbarui: 11 Mar 2025 09:08AM)

JAKARTA: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi lonjakan penggunaan pinjaman daring (pinjol) dan skema pembayaran tunda (paylater) menjelang Lebaran yang akan jatuh tiga pekan lagi.

"Kami memperkirakan permintaan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan (PP) serta pinjaman daring akan meningkat menjelang Lebaran tahun ini. Namun, diharapkan pertumbuhannya tetap terkendali agar tidak memicu lonjakan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) di masa mendatang," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK, Agusman, dikutip dari detikFinance akhir pekan lalu.

Agusman mengungkapkan bahwa pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 tumbuh 41,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), naik dari 37,6 persen yoy pada Desember 2024. Nilai pembiayaan mencapai Rp7,12 triliun dengan NPF bruto sebesar 3,37 persen.

Sementara itu, industri fintech lending alias pinjol mencatat pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar 29,94 persen yoy pada Januari 2025, meningkat dari 29,14 persen yoy pada Desember 2024. Total pembiayaan yang tersalurkan mencapai Rp78,50 triliun.

Tingkat risiko kredit macet atau tingkat wanprestasi di atas 90 hari (TWP90) dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,52 persen.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama menjelang lebaran tahun lalu, pertumbuhan ini tergolong signifikan.

Pada April 2024, outstanding pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan tumbuh 31,45 persen yoy, lebih tinggi dari 23,90 persen yoy pada Maret 2024. Sementara itu, pembiayaan pinjol meningkat 24,16 persen yoy, naik dari 21,85 persen yoy pada bulan sebelumnya.

"Jika merujuk pada tren sebelumnya, peningkatan pembiayaan BNPL dan pinjaman daring menjelang Lebaran memang konsisten terjadi," tambah Agusman.

PENINGKATAN UTANG DAN RISIKO KREDIT MACET

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menjelaskan bahwa menjelang Lebaran, permintaan pembiayaan melalui pinjol dan BNPL cenderung meningkat karena faktor musiman.

"Masyarakat yang tidak dapat mengakses pembiayaan dari bank akan mencari alternatif lain, seperti P2P lending dan BNPL. Dana tersebut umumnya digunakan untuk kebutuhan mudik dan berwisata. Mereka yang kekurangan dana memilih mengajukan pinjaman, berbeda dengan dulu ketika masih bisa berutang kepada tetangga atau keluarga," jelas Huda kepada Bisnis, Minggu (9/3).

Namun, ia juga mengingatkan bahwa peningkatan utang ini berpotensi meningkatkan risiko kredit macet.

"Biasanya, tingkat wanprestasi akan meningkat dua hingga tiga bulan setelah Lebaran, sebelum kembali turun pada pertengahan tahun. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih bijak dalam mengambil pinjaman agar tidak berlebihan dalam konsumsi selama Lebaran," pungkasnya.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan