Istana buat akun IG Republik Indonesia, pengamat: Harus jadi ruang aspirasi, jangan cuma galeri foto
Baru sehari dibuat, akun ini sudah memiliki lebih dari 600 ribu follower dan masih akan terus bertambah.

Akun Instagram Republik Indonesia. (IG)
JAKARTA: Kantor Komunikasi Kepresidenan atau PCO membuat akun resmi Republik Indonesia di Instagram. Dalam waktu singkat, akun tersebut telah menarik ratusan ribu follower.
Akun bercentang biru bernama @republikindonesia itu tercatat dibuat pada Oktober 2024 dan baru memiliki satu unggahan sejak kemarin, Selasa (29 Okt).
Meski baru sehari dibuat, akun itu langsung dibanjiri follower. Per Rabu (30 Okt), akun itu sudah memiliki lebih dari 600 ribu follower dan masih akan terus bertambah.
Sementara akun itu hanya mem-follow empat akun lainnya, yaitu akun @presidenrepublikindonesia, @prabowo, @gibran_rakabuming dan @pco.ri.
Unggahan pertama dan satu-satunya di akun itu menampilkan bendera Indonesia yang berkibar di atas tiang bendera dengan caption "Negara Kesatuan Republik Indonesia". Hingga saat ini, postingan itu telah di-like lebih dari 270 ribu orang dan dikomentari hampir 30 ribu orang.
Belum jelas akan digunakan untuk apa akun Instagram ini. Namun Bimantoro Kushari Pramono Dosen Diplomasi Digital Universitas Paramadina, Jakarta, menduga akun negara ini dibuat untuk tujuan menyebarkan informasi dengan orientasi masyarakat dalam negeri, bukan audiens luar negeri.
"Jika saya bisa berasumsi, dari konten pertamanya, akun tersebut cenderung inward looking karena menggunakan bahasa Indonesia," kata Bimantoro kepada CNA.
Menurut dia, sebuah media sosial harus memiliki nilai yang strategis agar pesan-pesannya bisa ditersampaikan dengan jelas. "Pembuatan akun sosial media kenegaraan harus punya nilai strategis. Seperti, apa tujuan strategis yang ingin dicapai? Siapa target audience-nya?" kata dia.
"Hal ini belum bisa terlihat di akun tersebut karena memang baru dibuat," lanjut dia lagi.
Media sosial memang telah menjadi salah satu sarana penyebar informasi bagi berbagai lembaga pemerintahan dan kementerian di Indonesia. Selain Instagram, media sosial lainnya yang banyak digunakan adalah Facebook dan X - yang dulunya bernama Twitter.
"Saya tidak punya (data jumlah akun pemerintah), tapi bisa banyak. Bahkan sampai kantor eselon 2 di kementerian, level direktur, ada akun medsosnya juga, biasanya utk meliput kegiatan direkturnya," ujar pakar media sosial dan Koordinator Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution kepada CNA.
Enda mencontohkan Kementerian Keuangan yang menurutnya memiliki 12 akun media sosial untuk direktorat jenderal di bawahnya. Meski berada di bawah Kemenkeu, akun-akun itu memiliki kerumitan yang berbeda-beda.
"Idealnya memang dikelola bersama, jadi ada standardisasi, minimal di tingkat kementeriannya," kata Enda.
Enda berpendapat sah-sah saja lembaga pemerintah membuat akun-akun mereka sendiri, tidak ada aturan baku mengenai hal itu. Namun perlu diatur agar konten dan tujuannya tidak tumpang tindih dengan akun-akun lain yang sudah ada.
Beberapa akun diperkirakan bisa menampilkan konten yang sama. Misalkan akun Instagram @presidenrepublikindonesia yang bisa tumpang tindih dengan @prabowo.
Akun @presidenrepublikindonesia sendiri baru dibuat empat hari lalu, dan hanya menampilkan satu postingan yaitu ketika Presiden Prabowo diambil sumpahnya.
"Akun @presidenRI misalnya, ini isinya kegiatan resmi presiden - bagaimana jika ada akun atas nama pribadi, @prabowo misalnya, ini bisa dinonaktifkan atau memang isinya kegiatan pribadi, itu bisa direncanakan," kata Enda.
Ika Idris, Associate Professor Public Policy Monash University Indonesia, berharap akun medsos Republik Indonesia dapat digunakan sebagai sarana bagi masyarakat menyampaikan opini dan pandangannya terkait kebijakan pemerintah.
Menurut Ika, medsos memang tujuannya untuk komunikasi dua arah, sehingga memungkinkan pemerintah mendapatkan masukan dari masyarakat. Selain itu, lanjut dia, medsos kini telah dilengkapi dengan berbagai fitur untuk menunjang kebutuhan tersebut, seperti ruang komentar atau melakukan poling untuk mendapatkan masukan dari rakyat.
"Jangan sampai ini cuma berakhir jadi galeri foto-foto saja, atau menyiarkan kegiatan pimpinan, tapi harus juga menyediakan ruang untuk masyarakat menyampaikan aspirasi," kata Ika dalam perbincangan dengan CNA.
📢 Ikuti kuis CNA Memahami Asia eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!
Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀
🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V