Indonesia sambut baik gencatan senjata di Gaza, harap akses bantuan segera dibuka
Dalam kesepakatan gencatan senjata tahap pertama, Hamas sepakat memulangkan sandera dan Israel akan menarik pasukan.
Warga Palestina merayakan pengumuman gencatan senjata Gaza tahap pertama, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 9 Oktober 2025.(Foto: Reuters/Ramadhan Abed)
JAKARTA: Pemerintah Indonesia menyambut baik gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang akan menghentikan penderitaan rakyat di Gaza.
"Indonesia menyambut baik gencatan senjata fase pertama di Gaza dan penghentian kekerasan secara permanen," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia di situsnya, Jumat (10/10)
"Indonesia juga menyampaikan penghargaan atas mediasi yang dilakukan AS, Mesir, Qatar dan Turki, dan menegaskan pentingnya pelaksanaan setiap butir kesepakatan gencatan senjata dengan penuh iktikad baik," lanjut Indonesia lagi.
Gencatan senjata resmi diberlakukan setelah kabinet Israel meratifikasi kesepakatan itu pada Jumat pagi, sekitar 24 jam setelah para mediator mengumumkan perjanjian pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, sebagai tahap awal dari inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza.
Warga Israel dan Palestina sama-sama bergembira atas kesepakatan yang diumumkan—terobosan terbesar menuju akhir perang dua tahun yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina dan meluluhlantakkan Gaza.
Israel menyatakan gencatan senjata akan mulai berlaku dalam 24 jam setelah pemerintah menyetujui kesepakatan, diikuti pembebasan sandera dalam 72 jam berikutnya.
Sebanyak 20 sandera Israel diperkirakan masih hidup di Gaza, sementara 26 diyakini tewas dan dua lainnya belum diketahui. Hamas mengatakan evakuasi jenazah para sandera mungkin memakan waktu lebih lama dibanding pembebasan mereka yang masih hidup.
Kesepakatan itu mencakup juga penghentian pertempuran dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza.
Selain itu, truk-truk bantuan yang membawa makanan dan obat-obatan akan diizinkan memasuki Gaza untuk menolong warga sipil yang kehilangan tempat tinggal setelah wilayah mereka hancur akibat perang.
Pemerintah Indonesia berharap akses bantuan kemanusiaan bisa dibuka seluas-luasnya dan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto siap berpartisipasi aktif dalam mendukung proses rekonstruksi Gaza.
"Selain itu, Indonesia mendorong masyarakat internasional untuk memanfaatkan momentum ini guna memulai kembali proses perdamaian di Palestina berdasarkan Solusi Dua Negara dan mewujudkan berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, sesuai resolusi dan hukum internasional yang telah disepakati," ujar Kemlu RI.