Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Indonesia Airlines, maskapai premium baru rasa Singapura, ke mana rutenya dan siapa sosok pemiliknya dari Aceh?

Indonesia Airlines adalah anak perusahaan Calypte Holding Pte Ltd, perusahaan Singapura yang bergerak di sektor energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian.

Indonesia Airlines, maskapai premium baru rasa Singapura, ke mana rutenya dan siapa sosok pemiliknya dari Aceh?
Indonesia Airlines (LinkedIn/Indonesia Airlines)

SINGAPURA: Indonesia akan segera menyambut kehadiran maskapai baru, Indonesia Airlines, yang hadir dengan konsep penerbangan premium untuk melayani pasar internasional.

"Kami mempersembahkan maskapai penerbangan komersial berjadwal dengan layanan premium di bawah merek Indonesia Airlines.

Indonesia Airlines akan beroperasi dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dan akan fokus pada rute internasional, berbeda dengan maskapai domestik lainnya yang juga melayani penerbangan dalam negeri,” ucap Iskandar, CEO Indonesia Airlines, dikutip dari Kompas.com, Minggu (9/3).

Maskapai ini menargetkan target ambisius terbang ke 48 kota di 30 negara dalam lima tahun pertama operasinya, termasuk destinasi internasional utama seperti Singapura, Tokyo, London, New York, dan Sydney.

Indonesia Airlines ingin memanfaatkan peluang di segmen penerbangan internasional premium yang masih minim persaingannya di Indonesia.

Tidak ketinggalan ketatnya kompetisi pasar domestik dan dominasi maskapai besar seperti Garuda Indonesia dan Lion Air menjadi faktor pendorong keputusan hanya melayani rute internasional.

Pada tahap awal operasionalnya, Indonesia Airlines berencana mengoperasikan 20 pesawat, terdiri dari 10 pesawat berbadan ramping seperti Airbus A321neo dan A321LR untuk rute regional Asia, serta 10 pesawat berbadan lebar seperti Airbus A350-900 dan Boeing 787-9 untuk penerbangan jarak jauh ke Eropa, Amerika, dan Australia.

Meskipun tanggal pastinya belum diumumkan, Indonesia Airlines diperkirakan mulai mengudara pada tahun 2025.

Untuk menunjang kualitas layanan dan bersaing di pasar global, Indonesia Airlines merekrut tim profesional dengan pengalaman dari maskapai ternama seperti Singapore Airlines, Emirates, dan British Airways.

Salah satu posisi penting, Direktur Operasional, akan dipegang oleh mantan pilot Singapore Airlines dengan pengalaman lebih dari 40 tahun dan merupakan salah satu pilot pertama di dunia yang menerbangkan Airbus A380.

SIAPA PEMILIK INDONESIA AIRLINES?

Indonesia Airlines adalah anak perusahaan Calypte Holding Pte Ltd, perusahaan Singapura yang bergerak di sektor energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian.

Walau didirikan di Singapura, Indonesia Airlines memiliki kantor di Jl. BSD Raya, Sampora, BSD Green Office Park, Tangerang, Banten.

Calypte berdiri pada Oktober 2022, dan selain di Singapura, juga memiliki kantor di Jakarta, tepatnya di lantai 8 Prosperity Tower, SCBD.

Pendiri dan Executive Chairman Calypte adalah Iskandar, seorang pengusaha asal Indonesia kelahiran Bireuen, Aceh.

CEO Indonesia Airlines, Iskandar (LinkedIn/Iskandar Iskandar)

Ada tiga orang yang bekerja di perusahaan ini menurut data dari LinkedIn yaitu Iskandar, Fook Kwang Han, dan Hadi Surya.

Hadi Surya yang merupakan Chief Operations Officer (COO) Calypte juga menjabat sebagai Deputy Chief Corporate Officer Indonesia Airlines.

Penelusuran CNA Indonesia menemukan bahwa salah satu pemegang saham Calypte adalah Randy Bimantoro Moeldoko yang merupakan putra mantan Kepala Staf Kepresidenan dan Panglima TNI Moeldoko.

Pemegang saham lain adalah Hasani Abdulgani yang dikenal sebagai mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2019-2023.

Hasani yang pernah memimpin Mahaka Sports and Entertainment kepunyaan Mahaka Group, perusahaan konglomerasi yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, adalah sosok yang mengurus naturalisasi pemainn timnas seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama.

Perjalanan karier Iskandar dimulai setelah dirinya bergabung sebagai manajer di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias pascatsunami di Banda Aceh pada Juli 2006.

Lulusan Universitas Syiah Kuala ini kemudian melanjutkan kariernya pada Juli 2009 di kantor Kementerian Keuangan di Banda Aceh dan sempat bekerja di sejumlah bank swasta sebelum pindah ke Jakarta pada Mei 2014.

Di ibu kota, ia berkarier di Bank Permata dan Sequis Life.

Pada tahun 2016, pengusaha berusia 41 tahun itu memutuskan untuk meninggalkan dunia perbankan dan beralih ke industri energi.

Ia diangkat menjadi direktur eksekutif di Daiwatech Indonesia, anak perusahaan Jepang yang bergerak di bidang konstruksi dan jasa ketenagalistrikan energi terbarukan, khususnya dalam produksi dan pengembangan sistem tenaga surya.

Dua tahun berkecimpung di Daiwatech, ia dipercaya pada Juni 2019 menjadi Chief Executive Officer di PT Sientratek Energi Indonesia, yang menawarkan jasa pengembangan dan penyediaan teknologi tenaga surya, termasuk pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Sembari menjabat sebagai CEO Sientratek selama lima tahun, Iskandar mendirikan Calypte yang kemudian berkembang menjadi sebuah entitas yang melahirkan Indonesia Airlines.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan