Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

Hidayat Arsani terpilih jadi gubernur Muslim Tionghoa pertama Indonesia, konglomerat Bangka Belitung yang dibuang ke tong sampah saat lahir

Hidayat yang diadopsi oleh orang tua angkatnya adalah salah satu orang terkaya di provinsi Bangka Belitung melalui kerajaan bisnisnya Arsani Group.

Hidayat Arsani terpilih jadi gubernur Muslim Tionghoa pertama Indonesia, konglomerat Bangka Belitung yang dibuang ke tong sampah saat lahir
Gubernur terpilih Bangka Belitung Hidayat Arsani (Facebook/Hidayat Arsani)

PANGKALPINANG: Pengusaha dan politisi Bangka Belitung Hidayat Arsani menorehkan sejarah setelah berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bangka Belitung (Babel) 2024.

Hasil rekap oleh JagaSuara 2024 dengan 99,91 persen suara masuk menunjukkan Hidayat dan pasangannya Hellyana yang diusung Golkar, PDI-P, PPP, dan PKS menang tipis atas gubernur petahana Erzaldi Yosman dengan raihan 50,79 persen berbanding 49,21 persen.

Angka ini tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan internal tim Hidayat yang memperoyeksikan kemenangan lebih dari 51 persen suara.

Hidayat yang telah mendeklarasikan kemenangan unggul di empat kota/kabupaten yaitu Pangkalpinang, Bangka, Bangka Selatan, dan Bangka Barat.

Kemenangan ini menjadikan Hidayat sebagai gubernur Muslim Tionghoa pertama Indonesia.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diketahui adalah salah satu dengan mayoritas Islam terbesar di Indonesia yaitu 90,47 persen dengan suku Tionghoa berjumlah 8,17 persen. 

Konglomerat kaya raya yang mengendalikan Arsani Group ini bersama dengan Sherly Tjoanda yang menang di Pilgub Maluku Utara juga sama-sama mengukir sejarah di Pilkada 2024 sebagai gubernur terpilih Tionghoa pertama Indonesia.

DIBUANG ORANG TUA KANDUNG, DIPUNGUT DARI TONG SAMPAH

Hidayat bukanlah sosok yang asing di Bumi Serumpun Sebalai.

Sebelum terjun ke dunia politik, dia dikenal sebagai pengusaha sukses dan salah satu orang terkaya di Bangka Belitung.

Pria yang akrab dipanggil Panglima ini memiliki kisah hidup inspiratif yang menyentuh hati di mana dia memulai kehidupannya dari bawah dengan penuh duka.

Sosok berusia 61 tahun ini tidak pernah tahu siapa orang tua kandungnya.

Dia dibuang ke tong sampah ketika lahir sebelum kemudian diadopsi oleh orang tua angkatnya.

“Saya ini keturunan Tionghoa, tapi sampai hari ini tak tahu seperti apa wajah ama (nenek) kayak apa. Saya diangkat Bapak Arsani dan Ibu Muhaya dari tong sampah,” ceritanya beberapa waktu silam.

Pekerjaan kasar seperti mengaspal, menjadi buruh bangunan, berdagang minyak hingga kuli serabutan telah dia jalani dalam hidupnya.

"Saya ini bekas orang susah, ngaspal jalan, bejual kue sampai jadi kuli bangunan sudah saya jalani semua. Yang sedihnya lagi waktu lahir saya dibuang di tong sampah dengan hanya mengenakan dua helai handuk dan dua botol susu sebelum akhirnya diangkat orang. Tapi Alhamdulillah, Allah mengangkat derajat saya sampai saat ini," ungkap Hidayat di laman Golkarpedia.

Hidayat dikenal masyarakat setempat sebagai pengusaha yang dermawan dan peduli terhadap masalah sosial.

Ayah lima anak ini menerima penghargaan Maha Karya Pembangunan dari mendiang Gubernur Eko Maulana Ali pada tahun 2012 karena kontribusinya dalam membangun provinsi Babel.

DARI WARTAWAN MENJADI PENGUSAHA HINGGA POLITISI

Sebelum mencoba peruntungannya sebagai pengusaha, Hidayat berprofesi sebagai seorang wartawan.

Dia merupakan pemilik media Harian Rakyat Pos, salah satu media lokal di Babel.

Suami Ni Komang Widari ini pernah dipercaya sebagai Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bangka Belitung.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengucapkan selamat kepada Gubernur Terpilih Bangka Belitung Hidayat Arsani. (Instagram/DPW PKS Babel)

Menurut informasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total harta kekayaan Hidayat mencapai Rp73 miliar di tahun 2016.

39 aset tak bergerak berupa tanah dan bangunan jadi penyumbang terbesar Harta Kekayaannya yaitu senilai Rp67,6 miliar.

Arsani Group yang dipimpinnya bergerak di berbagai sektor bisnis mulai dari properti, perhotelan, perkebunan, tambak udang, pertambangan, dan kesehatan.

Grup bisnisnya diketahui telah membangun tiga rumah sakit besar di Bangka Belitung yaitu RS Arsani, RS Muhaya, dan RS Almah. Adapun nama Arsani dan Muhaya diambil dari nama orang tua angkatnya sebagai bentuk penghormatan.

Rumah Sakit Arsani di Sungai Liat, Kabupaten Bangka (Facebook/Rumah Sakit Arsani)

Di bidang perkebunan, dia adalah pelopor budi daya tanaman aren atau pohon kabung di Babel.

Adapun lulusan STIE IBEK Pangkalpinang itu terjun ke dunia politik sebagai Wakil Gubernur Babel setelah pendahulunya Rustam Effendi dilantik menjadi Gubernur Babel karena wafatnya gubernur sebelumnya Eko Maulana Ali.

Hidayat menjadi orang nomor dua Babel setelah memenangkan pemilihan di DPRD Babel dengan 33 dari 40 suara.

Dia menjabat selama tiga tahun dari 2014 hingga 2017.

Hidayat sempat mencalonkan diri pada Pilgub Babel 2017 namun mengalami kekalahan setelah hanya berada di urutan ketiga dengan 19,26 persen suara.

Hidayat Arsani saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Bangka Belitung. (Dinas Perhubungan Provinsi Bangka Belitung)

Di tingkat partai, kader senior Partai Golkar ini pernah menjabat sebagai ketua DPD Golkar Bangka Belitung.

Sedangkan di tingkat organisasi kemasyarakatan, Hidayat saat ini menjabat sebagai Presiden Asosiasi Tambang Timah Indonesia (ATTI) Bangka Belitung dan Ketua Asosiasi Petambak Udang Indonesia (APTIN) Bangka Belitung.

Adapun bukan pertama kalinya suku Tionghoa mencoba mencetak sejarah di Babel. Pada Pilgub 2007, mantan Bupati Belitung Timur Basuki Tjahaja Purnama kalah tipis dari Eko Maulana dengan selisih 3 persen.

Basuki alias Ahok kembali mencoba menjadi gubernur terpilih Tionghoa pertama Indonesia 10 tahun kemudian di DKI Jakarta, namun usahanya kandas di tangan Anies Baswedan.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. ​​​​​

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan