Skip to main content
Iklan

Indonesia

Hasil autopsi: Pendaki Brasil Juliana Marins tewas 20 menit setelah jatuh di Gunung Rinjani

Tidak ada tanda-tanda bahwa korban bertahan hidup dalam waktu lama setelah terjatuh.

Hasil autopsi: Pendaki Brasil Juliana Marins tewas 20 menit setelah jatuh di Gunung Rinjani
Pendaki Brasil Juliana De Souza Pereira Marins tewas setelah terjatuh di Gunung Rinjani. (Instagram)
27 Jun 2025 02:28PM (Diperbarui: 28 Jun 2025 12:23PM)

DENPASAR: Pendaki asal Brasil, Juliana Marins, meninggal dunia sekitar 20 menit setelah terjatuh di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kesimpulan ini berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di RS Bali Mandara, Denpasar.

Dokter Spesialis Forensik RS Bali Mandara, dr Ida Bagus Putu Alit, mengungkapkan bahwa penyebab kematian petualang berusia 27 tahun itu adalah luka berat akibat benturan keras yang menimbulkan kerusakan organ dan pendarahan hebat.

Ia menjelaskan bahwa hasil autopsi menunjukkan adanya kekerasan tumpul yang menyebabkan cedera serius di beberapa bagian tubuh korban, termasuk tulang belakang, dada bagian belakang, punggung, dan paha.

Cedera ini mengakibatkan perdarahan masif, terutama di rongga dada, yang mempercepat kematian.

Menurut dr Alit, benturan yang cukup parah terjadi di bagian punggung korban.

Ia menyebutkan tidak ada tanda-tanda bahwa korban bertahan hidup dalam waktu lama setelah terjatuh.

Estimasi medis menyatakan Juliana meninggal paling lambat dalam 20 menit setelah mengalami luka berat tersebut.

Ketika ditanya soal dugaan bahwa Juliana masih hidup sesaat setelah jatuh—karena disebut sempat menunjukkan gerakan menurut video drone yang beredar, dr Alit menolak berkomentar.

Ia menegaskan bahwa pihaknya hanya menyampaikan temuan berdasarkan fakta medis dari hasil autopsi, bukan spekulasi di lapangan.

Dokter forensik itu juga menepis spekulasi bahwa turis Brasil itu meninggal karena hipotermia. 

"Untuk hipotermia, tanda-tanda adanya itu luka-luka yang ditimbulkan di ujung-ujung jari berwarna hitam. Nah, ini tidak kami temukan," urainya.

Putu Alit menambahkan suhu di wilayah tersebut memang dingin, tapi kematian Juliana bukan disebabkan suhu ekstrem.

Sebelumnya diberitakan, Juliana Marins dilaporkan terjatuh ke jurang saat mendaki puncak Gunung Rinjani melalui jalur Sembalun pada Sabtu, 21 Juni 2025.

Lokasi jatuhnya berada di kawasan Cemara Tunggal. Setelah tiga hari pencarian intensif oleh tim SAR gabungan, jenazah Juliana ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Selasa, 24 Juni, di kedalaman sekitar 600 meter dari titik Lost Known Position (LKP).

Evakuasi dilakukan dalam kondisi medan yang sangat curam dan ekstrem.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan