Demo Pati jilid II batal, inisiator aksi sepakat berdamai dengan Bupati Sudewo
Ahmad Husein Hafid tidak lagi mendesak pemakzulan bupati dari Partai Gerindra itu.
PATI: Dinamika politik di Kabupaten Pati memasuki babak baru.
Ahmad Husein Hafid, inisiator dan koordinator rencana demo jilid II pada 25 Agustus secara mengejutkan menyatakan membatalkan aksi tersebut. Ia mengaku telah menjalin komunikasi langsung dengan Bupati Pati Sudewo dan sepakat untuk berdamai.
Husein dikenal melalui aksi beraninya menantang Sekda Riyoso yang mencoba mengambil alih donasi dari warga. Saat demo pada 13 Agustus lalu ia ambil bagian sebagai inisiator demo dan juga orator.
“Demo pada 25 Agustus batal. Saya sudah tidak berkecimpung di situ lagi. Tadi masyarakat juga sudah saya kasih tahu kalau batal,” ungkapnya dikutip Liputan 6, Selasa (19/8).
Menurut Husein, pergerakan massa sudah melenceng dari tuntutan awal terkait penolakan kenaikan PBB-P2 hingga 250 persen. Ia bahkan menduga ada kepentingan politik yang menunggangi aksi tersebut.
Ia tak menyebut secara pasti siapa yang dimaksudnya.
“Kalau saya dari awal real dari masyarakat. Lebih baik membatalkan ketimbang saya cuma jadi jembatan dan ditunggangi politik,” jelasnya.
TUDUHAN SUAP DAN BANTAHAN
Husein juga membantah bahwa dirinya menerima imbalan uang atau suap agar berdamai dengan Bupati Sudewo dan membatalkan aksi.
“Biarin, yang penting besok kelihatan. Omahku yo elek kok (Rumahku ya jelek kok),” tegasnya.
Namun ia tidak membantah telah berkomunikasi dengan Sudewo melalui panggilan video call pada Selasa (19/8) sekitar pukul 14.20 WIB. Dalam komunikasi itu, aspirasi yang ia sampaikan disebut langsung diterima bupati.
Husein lebih dulu menghubungi bupati berusia 56 tahun itu, namun tidak direspons. Tak berselang lama, Sudewo menelepon balik dari Pendapa Kabupaten Pati.
“Tadi aku video call-an sama Pak Bupati. Aspirasi-aspirasi saya diterima. Dari bawah, ibaratnya kepala desa saya suruh sampai Pak Bupati supaya pembangunan maksimal,” ujarnya.
Setelah komunikasi tersebut, Husein menyatakan sudah berdamai dengan bupati dari Partai Gerindra itu. Ia tidak lagi mendesak pemakzulan, melainkan memberi kesempatan kepada bupati untuk melanjutkan kepemimpinan dengan syarat tetap menyerap aspirasi warga.
“Tetap damai saya. Aku lebih suka pemimpin yang benar-benar merangkul masyarakat dan Pak Sudewo tadi sudah membuktikan,” pungkasnya.
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.