Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Berbagi makanan hingga bangun rumah, bule dermawan ini bantu ribuan warga Bali sejak pandemi

Sejak 2020, yayasan Let’s Help Bali milik Amanda Rialdi telah membantu 900 keluarga setiap bulan melalui pembagian makanan, sembako, dan pembangunan rumah.

Berbagi makanan hingga bangun rumah, bule dermawan ini bantu ribuan warga Bali sejak pandemi

Amanda Rialdi asal Queensland, Australia di Warung Hadsan, Denpasar, Bali. (Foto: CNA/Johannes Tjendro)

Artikel ini adalah bagian dari seri 'Hero adalah Kita'.

DENPASAR: Suatu malam pada awal 2020, Amanda Rialdi terjaga karena gelisah memikirkan orang-orang di sekitarnya yang sedang kesulitan bertahan hidup di tengah pandemi COVID-19.

“Banyak warga Bali sudah berada pada ambang kemiskinan sebelum pandemi, dan situasi COVID-19 memperburuk keadaan,” kata bule asal Queensland, Australia, itu dalam wawancara dengan CNA Indonesia.

Amanda berkisah ia segera mulai menggalang dana dengan aksi donasi A$1,50 (Rp15.200) dari teman-temannya di Facebook.

Siapa sangka, ide tersebut langsung membuahkan A$800 (Rp8,3 juta) hanya dalam semalam. Dari langkah kecil tersebut, aksi Amanda berkembang menjadi inisiatif kemanusiaan di bawah bendera yayasan Let's Help Bali (Ayo Bantu Bali).

Melalui yayasan sosial yang didirikannya tersebut, Amanda kini rutin menyalurkan bantuan makanan gratis kepada ratusan warga Bali setiap bulannya.

Seorang bocah menerima dua bungkus nasi goreng dari seorang anggota staf Let's Help Bali. (Foto: CNA/Johannes Tjendro)

Amanda, yang pindah ke Bali pada 2016 dan menikahi seorang warga negara Indonesia, mempekerjakan teman-temannya yang kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata untuk memasak dan membagikan makanan. Melihat kebutuhan warga yang semakin mendesak di masa pandemi, dia pun memperluas jangkauan bantuan hingga menyentuh berbagai wilayah di Bali.

Semboyan yang digenggamnya adalah konsistensi dan keberanian untuk selalu mengatakan “ya” saat orang lain memerlukan pertolongan.

“Banyak yang terpaksa menjual apa pun untuk bertahan hidup. Karena itu, kami berupaya untuk tidak pernah mengatakan ‘tidak’ kepada siapa pun yang benar-benar memerlukan bantuan,” kata Amanda.

BERI MAKANAN SEKALIGUS BUKA LAPANGAN KERJA

Data Badan Pusat Statistik yang dirilis pada Rabu (15/1) menunjukkan persentase penduduk miskin di Bali melonjak semasa pandemi dari 3,61 persen pada September 2019 ke puncaknya di angka 4,72 persen pada September 2021.

Meskipun telah terjadi penurunan, pada September 2024 angka kemiskinan masih berada di 3,80 persen, dengan 176 ribu penduduk Bali berada di bawah garis kemiskinan.

Upaya pemulihan ekonomi terus dilakukan, termasuk melalui inisiatif sosial seperti yang dilakukan oleh Amanda dan tim Let’s Help Bali. Setiap bulannya, Amanda membantu sekitar 900 keluarga di Bali.

Dana awal yang terkumpul digunakan Amanda untuk mempekerjakan orang-orang yang terdampak pandemi. Mereka ditugaskan untuk memasak ratusan porsi makanan, lalu membagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan.

Seiring waktu, bantuan meluas ke pendistribusian kebutuhan pokok seperti beras. “Kami mulai membagikan paket sembako sambil mendanai usaha lokal.

"Kami bayar mereka untuk memasak dan menyuplai makanan ke berbagai desa,” jelas Amanda.

Amanda juga membuka Warung Hadsan di Pemogan, Denpasar, di mana warga yang kurang mampu bisa makan gratis.

Warung tersebut menjadi markas tim Let’s Help Bali, dan dari sana mereka juga mendistribusikan makanan gratis ke warga di sekitar Kota Denpasar dan Kabupaten Kuta setiap harinya.

Saat CNA Indonesia mendatangi Warung Hadsan, sekitar 50 bungkus nasi goreng telah disiapkan untuk dibagikan.

Dengan motor, tiga anggota staf Let’s Help Bali beranjak ke beberapa perumahan kumuh di dekat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Mereka disambut gembira oleh para warga yang tampak sudah akrab dengan mereka. Siapa pun yang mau bisa menerima bungkus makanan tersebut.

Nasi goreng gratisan ini sama persis dengan yang dijual di Warung Hadsan. Selain enak, sajian itu juga kaya protein karena dilengkapi dengan daging dan telur.

MEMBANGUN PULUHAN RUMAH HINGGA MEMBANTU KAUM DIFABEL

Bantuan yang diusahakan oleh Amanda tidak hanya mencakup kebutuhan pangan, tetapi juga biaya sekolah serta kebutuhan medis, bahkan hingga pembangunan rumah.

Melalui Let’s Help Bali, Amanda telah membangun sekitar 20 rumah bagi keluarga yang tidak memiliki hunian layak.

Setiap rumah dibangun dengan fasilitas dasar - kamar tidur, dapur, toilet, dan kamar mandi - sehingga dapat terus digunakan dalam jangka panjang.

“Memang bukan rumah mewah, tapi paling tidak aman dan bersih. Kami ingin memastikan setiap keluarga memiliki tempat tinggal yang bermartabat,” katanya.

Melalui Let’s Help Bali, Amanda Rialdi telah membangun sekitar 20 rumah bagi keluarga yang tidak memiliki hunian layak. (Foto: CNA/Johannes Tjendro)

Salah satu kisah paling berkesan bagi Amanda ialah ketika mereka bertemu bocah laki-laki yang hanya memiliki satu kaki. Ia memerlukan kaki palsu khusus yang harus dibuat di China karena kondisi tulang panggulnya tidak memungkinkan pemasangan kaki palsu biasa.

Setelah menggalang dana, kaki palsu tersebut akhirnya dipesan dan dikirim ke Bali.

“Sekarang, dia sudah bisa berjalan ke sekolah, bahkan menendang bola. Dia sangat bahagia,” tutur Amanda.

Amanda Rialdi dan yayasan Let's Help Bali menggalang dana untuk memesan kaki palsu khusus dari China (Foto: CNA/Johannes Tjendro).

BEBAN EMOSI, DAN MUSIK SEBAGAI PELIPUR LARA

Membantu ratusan keluarga setiap bulannya bukanlah hal mudah. Amanda mengaku iba jika melihat kondisi orang-orang yang sangat kekurangan.

“Tentu saja, kadang situasi mereka bikin sedih, tapi juga bikin saya lebih bersyukur atas hidup saya sendiri,” katanya.

Untuk melepas penat, Amanda mengaku suka melakukan hal-hal sederhana bersama tim dan relawan - misalnya, menyanyi atau sekadar bersantai.

Di Warung Hadsan sendiri, musik yang menggugah hati menggelegar dari sound system yang lengkap dengan peralatan karaoke. Lagu-lagu Barat yang telah di-remix dengan irama dangdut koplo kerap dimainkan di sana, sehingga suasananya selalu riang gembira.

Di satu sisi, Amanda mengakui pentingnya beristirahat agar tidak “terlalu terbebani” oleh berbagai persoalan yang dihadapi warga penerima bantuan.

“Mungkin tantangan terbesar adalah memastikan saya tidak terlalu memikirkan semuanya dan berusaha menyelamatkan semua orang. Sebab, walaupun kami hanya membantu satu orang saja, tetap saja kami telah menolong seseorang,” tuturnya.

Kesuksesan gerakan ini juga tak lepas dari dukungan para relawan lokal serta donatur di media sosial.

Mereka bekerja sama dengan para pemimpin adat komunitas masyarakat, atau yang di Bali disebut banjar, untuk menentukan lokasi penyaluran paket sembako dan menghimpun data keluarga yang membutuhkan bantuan.

“Tim saya luar biasa. Mereka mengurus semua detail di lapangan. Saya hanya menulis dan menyebarkan cerita agar lebih banyak orang tahu apa yang kami lakukan,” kata dia.

Amanda juga menuturkan bagaimana pekerjaannya ini telah mengubah kehidupan pribadinya, terutama sebelum dan sesudah COVID-19.

“Sebelum COVID, saya lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Sekarang, saya punya keluarga besar - staf dan tim Let’s Help Bali. Mereka sudah seperti keluarga tambahan bagi saya,” ujarnya.

Meskipun mengaku berkepribadian introvert (tertutup) dan pemalu, Amanda kini banyak dikenal warga terutama dari warna rambutnya yang merah menyala.

Ia juga semakin menyadari betapa berartinya kehadiran Let’s Help Bali di tengah masyarakat karena sekecil apa pun bantuannya, misalnya membelikan sepatu, bisa membawa perubahan besar bagi penerimanya.

Tiga anggota staf Let's Help Bali membagikan nasi goreng kepada sebuah keluarga di Kabupaten Kuta, Bali. (Foto: CNA/Johannes Tjendro)

PENDIDIKAN ADALAH KUNCI

Meskipun pandemi telah mereda, banyak keluarga belum kembali pulih sepenuhnya. Amanda dan timnya terus membuka pintu bagi keluarga baru yang membutuhkan bantuan.

“Pandemi mungkin sudah berlalu, tapi dampaknya masih terasa bagi banyak keluarga. Kami akan terus berusaha membantu selama kami bisa,” katanya.

Saat ditanya tentang apa yang paling dibutuhkan masyarakat untuk bisa hidup dengan layak, Amanda menekankan pentingnya pendidikan.

“Menurut saya, pendidikan itu kunci. Itu cara paling efektif untuk memutus rantai kemiskinan, termasuk membantu orang menghadapi tantangan seperti COVID,” jelasnya.

Dengan memberikan akses pendidikan, termasuk pelajaran bahasa Inggris, Amanda yakin anak-anak dan orang dewasa akan memiliki peluang lebih besar untuk bekerja dan mengembangkan diri. 

Oleh karena itu, salah satu fokus Let’s Help Bali adalah mendukung segala bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di masyarakat setempat.

'Hero adalah Kita' adalah seri tulisan yang mengangkat kisah inspiratif dari pahlawan sehari-hari di Indonesia. CNA Indonesia menyoroti individu-individu yang berdedikasi tulus demi kebaikan masyarakat dan lingkungan di sekitar mereka.

Seri ini adalah bentuk apresiasi kami kepada mereka yang sering kali tidak terlihat namun berdampak besar bagi banyak orang. Ayo sama-sama kenali dan hargai para pahlawan di sekitar kita, karena Hero adalah Kita!

Kenal sosok pahlawan di sekitarmu yang telah membantu masyarakat? Beri tahu kami lewat email di cnaindonesia [at] mediacorp.com.sg.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA IndonesiaMenangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: CNA/jt(da)

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan