Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Angka kelahiran Indonesia anjlok, BKKBN minta pasangan suami-istri punya 1 anak perempuan

Merosotnya angka kelahiran Indonesia dilatarbelakangi anjloknya angka pernikahan dan berubahnya persepsi mengena tujuan pernikahan. 

Angka kelahiran Indonesia anjlok, BKKBN minta pasangan suami-istri punya 1 anak perempuan
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo (BKKBN)

JAKARTA: Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, meminta agar setiap pasangan suami istri (pasutri) di Indonesia memiliki setidaknya satu anak perempuan.

Alasannya adalah karena penurunan angka pernikahan di Indonesia yang sebelumnya rata-rata mencapai 2 juta pernikahan per tahun, kini merosot menjadi 1,5 hingga 1,7 juta per tahun.

Anjloknya angka pernikahan ini juga berdampak pada angka kelahiran atau total fertility rate (TFR) yang secara nasional kini berada di angka 2,1.

Hasto menjelaskan pada dasarnya angka kelahiran saat ini sudah mencapai angka ideal.

Dia membandingkan dengan tahun 1970, di mana angka kelahiran sangat tinggi, yakni 5,6 alias satu pasangan bisa melahirkan 6-9 anak.

"Dulu angka kelahiran atau total fertility rate itu 5,6 di tahun 70. Karena waktu itu anaknya ya 6, 7, 8, 9. Nah sekarang ini 2,18," terangnya dilaporkan oleh Kumparan.

Meskipun angka tersebut dianggap ideal untuk pertumbuhan populasi, mantan Bupati Kulon Progo itu tetap khawatir dalam beberapa tahun ke depan TFR akan terus merosot.

Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh pergeseran tujuan pernikahan yang awalnya didominasi prokreasi atau memiliki keturunan, menjadi kini tidak sedikit hanya untuk rekreasi.

"Ada juga yang rekreasi, supaya hubungan suami-istri sah, ada yang 'security' yaitu supaya bisa mendapatkan perlindungan," paparnya kepada detikHealth, Selasa (2 Juli).

Ia membeberkan bahwa perubahan persepsi di masyarakat tentang menikah yang tidak lagi dianggap wajib juga turut berperan dalam penurunan TFR.

Hasto berharap tinggi setiap wanita bisa melahirkan satu anak perempuan.

“Secara nasional saya mempunyai tanggung jawab agar penduduk tumbuh seimbang. Saya berharap adik-adik perempuan nanti punya anak rata-rata satu perempuan. Kalau di desa ada 1.000 perempuan maka harus ada 1.000 bayi perempuan lahir," lanjutnya.

Dokter berusia 60 tahun itu menilai hal ini diperlukan untuk memastikan regenerasi terus berjalan agar tidak terjadi penyusutan populasi di Indonesia.

"Kalau 'minus growth', lama-lama habis orangnya,” pungkasnya.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan