Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

Bikin video fetisisme seks tutup puluhan mata perempuan dengan lakban di Lebak, ini modus Wily Yadri

Salah satu modus yang dipakai pelaku untuk mengikat korbannya adalah promosi jilbab.

Bikin video fetisisme seks tutup puluhan mata perempuan dengan lakban di Lebak, ini modus Wily Yadri
Ilustrasi fetisisme seks (iStock)
24 Sep 2024 12:20PM (Diperbarui: 24 Sep 2024 03:05PM)

LEBAK: Kasus fetisisme seksual terhadap puluhan perempuan di Kabupaten Lebak, Banten, mencuat dan viral sehingga mengejutkan publik.

Skandal seks ini terungkap setelah sebuah video yang memperlihatkan seorang perempuan dalam kondisi terikat dan matanya dilakban, sementara seorang pria melakukan masturbasi atau onani di dekatnya, tersebar luas.

Korban yang mengetahui video tersebut langsung melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.

Polisi kemudian berhasil menangkap pelaku, Wily Yadri, seorang laki-laki berusia 24 tahun.

Wily mengakui bahwa ia telah melakukan perbuatan tersebut sejak tahun 2022.

Target mangsaan pelaku sebagian besar adalah murid-murid di sekolah futsal tempat ia bekerja sebagai pelatih. Selain itu, beberapa korban juga berasal dari teman-teman seorganisasi di kampusnya.

Menurut laporan dari portal berita Jakarta Kota pada Senin (23/9), jumlah korban tidak main-main, yaitu diperkirakan mencapai 70 orang.

Sebagian besar dari mereka adalah remaja yang masih bersekolah di tingkat SMP dan SMA.

Dia tidak mengingat berapa banyak video fetisisme yang dibuat.

Wily mengaku memiliki ketertarikan seksual terhadap perempuan yang terikat, yang menjadi alasan di balik aksi bejatnya.

Tidak hanya memuaskan nafsu seksualnya, Wily juga merekam sejumlah video serupa untuk dijual online untuk sebuah komunitas di mana dia menjadi anggota.

Video-video tersebut dijual dalam sebuah grup di media sosial dengan harga yang berkisar antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu.

MODUS PELAKU LEWAT TUGAS DAN JILBAB

Untuk melancarkan aksinya, pelaku mengelabui para korban dengan berpura-pura membuat video penyekapan untuk tugas kuliah.

Para korban yang berniat membantu tidak menyadari bahwa video tersebut dibuat untuk memenuhi fantasi seksual Wily.

Ilustrasi perempuan berjilbab (iStock)

Video biasanya diambil di rumah pelaku.

"Dia (Wily) minta tolong, bilangnya mau buat tugas kuliah soal video penyekapan," ungkap seorang korban berusia 15 tahun kepada detikNews.

Korban juga menyebutkan bahwa video pertama diambil pada tahun 2022, saat dirinya masih berusia 13 tahun dan duduk di bangku SMP.

Dalam video tersebut, seluruh tubuh korban diikat dan matanya ditutup menggunakan lakban.

Pelaku bahkan mengajak korban untuk membuat video kedua, kali ini dengan dalih promosi jilbab.

Korban sempat merasa curiga, namun pelaku mengancam jika korban tidak mau membantu.

"Akhir 2022 klub futsalnya bubar. Karena aku sudah bayar uang seragam, akhirnya aku minta dibalikan. Datang ke rumahnya, dia bilang nggak mau pulangin uang kalo aku nggak bantuin dia bikin video promosi jilbab. Aku udah risi kenapa promosi jilbab harus diikat juga," ceritanya.

Atas kebejatannya itu, Wily Yadri menghadapi ancaman hukuman yang berat. Ia dapat dijerat dengan tiga undang-undang sekaligus, yaitu UU tentang Pornografi, UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), serta UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS).

Pelaku dinilai telah melakukan eksploitasi seksual fisik dan menyebarluaskan hasil perbuatannya melalui transaksi elektronik.

Ancaman hukuman yang menanti Wily adalah 15 tahun penjara dan denda sebesar Rp1 miliar.

Orang tua korban berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya. Mereka menekankan bahwa anak-anak mereka mengalami trauma yang mendalam akibat perbuatan pelaku.

"Dihukum seberat-beratnya, Wily sudah membuat anak saya menjalani hari-hari yang berat, anak saya trauma," kata ibu dari salah satu korban yang berusia 15 tahun, Senin (23/9).

Ibu tersebut bahkan mengaku mengenal langsung Wily sebagai pelatih futsal anaknya, yang selama ini terlihat memiliki pribadi baik dan beberapa kali mengantar anaknya pulang usai latihan.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan