Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Indonesia

BBM subsidi bakal dibatasi, ini kendaraan yang masih bisa menggunakan

Angkutan barang berpelat hitam tidak akan masuk dalam kategori penerima subsidi BBM.

BBM subsidi bakal dibatasi, ini kendaraan yang masih bisa menggunakan
Truk mengisi bahan bakar minyak di SPBU. [Dok Pertamina]

JAKARTA: Pemerintah Prabowo Subianto melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyusun regulasi untuk memastikan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar dan Pertalite lebih tepat sasaran.

Hal ini disampaikan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dilansir dari CNBC Indonesia pada Kamis (28/11).

Bahlil menegaskan bahwa subsidi BBM tidak akan dicabut, tetapi pengaturannya akan diperketat agar subsidi tersebut benar-benar dinikmati oleh pihak yang berhak.

Tidak disebutkan kapan rencana pembatasan yang sudah tertunda berkali-kali ini akan mulai diterapkan.

Pemerintahan sebelumnya di bawah Joko Widodo berencana emberlakukan pembatasan BBM subsidi per 1 Oktober 2024, di mana pembelian BBM bersubsidi hanya dapat diakses oleh kendaraan roda empat dengan kapasitas mesin di bawah 1.400 cc dan roda dua di bawah 250 cc.

Namun rencana itu tidak kunjung terealisasi. Rencana pembatasan serupa juga dibatalkan pada 17 Agustus lalu.

Adapun bocoran kriteria penerima subsidi adalah kendaraan berpelat kuning, seperti angkutan umum dan transportasi massal.

"Subsidi tetap ada, hanya saja kita atur supaya tepat sasaran. Kendaraan berpelat kuning seperti angkot dan transportasi umum akan menjadi prioritas," ujar Bahlil.

Meski detail aturan ini masih dirahasiakan, ia memastikan bahwa kebijakan tersebut bertujuan menjaga stabilitas biaya transportasi agar masyarakat tetap mendapatkan layanan dengan harga terjangkau.

Bahlil menegaskan bahwa angkutan barang berpelat hitam tidak akan masuk dalam kategori penerima subsidi BBM.

Ia bahkan mendorong pemilik kendaraan tersebut untuk segera beralih menggunakan pelat kuning jika ingin mendapatkan subsidi.

"Pelat hitam yang bukan angkutan umum, seperti angkutan tambang, sawit, atau barang pabrik, tidak pantas mendapatkan subsidi. Kita harus memprioritaskan subsidi untuk mereka yang benar-benar membutuhkan," tegas Bahlil.

Ia juga menekankan pentingnya membangun kesadaran budaya penggunaan subsidi secara bertanggung jawab.

"Malu dong. Masa mobil saya, sebagai mantan ketua umum HIPMI, mobilnya diisi minyak subsidi, ya sekarang kita pakai budaya itulah," pungkasnya.

📢 Kuis CNA Memahami Asia sudah dimulai eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!

Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀

🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan