Banjir lahar dingin Gunung Marapi: 37 tewas, 17 menghilang, jalan Padang-Bukittinggi putus
BMKG menyampaikan penyebab banjir lahar dingin ini disebabkan kombinasi erupsi dan gempa kecil dalam sebulan terlahir.

PADANG: Banjir lahar dingin Gunung Marapi menerjang Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), akhir pekan lalu.
Bencana yang membawa material bebatuan besar dan pepohonan itu menghantam ketika hujan deras mengguyur dua kabupaten tersebut.
Data terakhir mencatat sejauh ini 37 orang tewas akibat bencana dahsyat itu.
"Kami laporkan informasi, sesuai data dari posko sudah 37 orang yang meninggal dunia," Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Padang, Abdul Malik menyampaikan dilansir Kumparan, Minggu (12 Mei 2024).
19 korban jiwa ditemukan di Kabupaten Agam, 9 orang di Tanah Datar, 7 Padang Pariaman dan 2 di Kota Padang Panjang.
35 dari 37 korban jiwa telah berhasil teridentifikasi.
Basarnas juga menyebutkan bahwa sejauh ini 17 orang masih menghilang belum ditemukan dengan persebaran 14 orang di Kabupaten Tanah Datar dan tiga sisanya di Kabupaten Agam.
Operasi SAR pencarian dihentikan sementara karena hujan ditambah kurangnya penerangan pada malam hari di lokasi bencana.
Selain itu, adanya peringatan akan peningkatan getaran hujan di wilayah hulu juga menjadi faktor pertimbangan.
Banjir bandang ini juga memutuskan jalur darat antara Padang-Bukittinggi yaitu jalan lintas nasional di Silaiang
Dilaporkan aspal jalan menghilang karena musibah ini.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Faisol Amir, meminta pengendara melewati sejumlah jalur alternatif yaitu Kelok 44 di Kabupaten Agam atau Sitinjau Lauik, Kabupaten Solo untuk menuju ke Kota Bukittinggi dan sekitarnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, penyebab banjir lahar dingin ini disebabkan kombinasi erupsi dan  gempa kecil dalam sebulan terlahir.
"Penyebab tidak hanya satu penyebab erupsi, tapi juga pengaruh getaran gempa. Karena BMKG juga mendeteksi selama 1 bulan tedakhir sebelum kejadian bencana ini terjadi terjadi gempa-gempa kecil magnitudo sekitar 3 ya. Yang cukup mampu meretakkan batuan dan menimbulkan runtuhan batuan," kata Dwikorita dalam konferensi pers di akun YouTube BMKG, Minggu malam.
Reruntuhan batu tersebut, lanjut Dwikorita, menimbulkan tumpukan bebatuan. Kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang cukup tinggi.
BPNB telah mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi untuk waspada akan potensi risiko bahaya susulan