Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Banjir dahsyat lumpuhkan Jabodetabek, ini strategi BMKG redam

BMKG akan memfokuskan penanganan bencana di daerah Jawa Barat.

Banjir dahsyat lumpuhkan Jabodetabek, ini strategi BMKG redam
Pemandangan dari udara menunjukkan kawasan permukiman yang terendam banjir setelah hujan deras melanda Bekasi, pada 4 Maret 2025. (Reuters)
05 Mar 2025 09:42AM (Diperbarui: 05 Mar 2025 12:43PM)

JAKARTA: Banjir melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) setelah hujan deras mengguyur kawasan hulu sejak Minggu (2/3) hingga Selasa (4/3).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun menerapkan strategi modifikasi cuaca guna mengurangi intensitas hujan di daerah rawan banjir.

Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa modifikasi cuaca ini direncanakan berlangsung hingga 8 Februari di wilayah dengan daya dukung rendah terhadap curah hujan tinggi.

"Konsepnya adalah menghalangi awan sebelum memasuki area rawan dengan menjatuhkan hujannya lebih dahulu, misalnya di laut, bukan di daratan," ujar Dwikorita kepada Kantor Berita Antara di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/3), usai menghadiri rapat bersama Presiden Prabowo Subianto.

Ia menambahkan, awan-awan akan dipecah atau diturunkan kandungan airnya lebih awal agar tidak berkumpul menjadi satu massa besar yang berpotensi menyebabkan hujan ekstrem.

"Jika tidak diturunkan, awan akan menggerombol seperti yang terjadi kemarin. Dari citra satelit, awan tersebut hampir seluas Provinsi Jawa Barat, bahkan meluas hingga Lampung dan Palembang," jelasnya.

“Jangan sampai awan tumbuh sebanyak itu sehingga masih datang sedikit turunkan di laut, datang sedikit turunkan di waduk,” lanjut Dwikorita.

Modifikasi cuaca ini diprioritaskan untuk daerah-daerah pegunungan di Jawa Barat, termasuk kawasan Puncak, yang menjadi sumber aliran air ke wilayah hilir.

"Besok, fokusnya di Jawa Barat, terutama di daerah pegunungan Puncak. Awan dari sana bisa menjadi sumber banjir di hilir, termasuk DKI Jakarta, karena sungai-sungainya mengalir ke utara," pungkas Dwikorita.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan