Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

Banjir besar intai Jakarta jelang akhir tahun, berpotensi mirip 2020

Curah hujan diprediksi akan meningkat hingga 20% dari rata-rata normal mulai dari akhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025.

Banjir besar intai Jakarta jelang akhir tahun, berpotensi mirip 2020
Warga mendorong sepeda motor mereka melalui genangan air di kawasan yang terdampak banjir akibat hujan lebat di Jakarta, Indonesia, pada 20 Februari 2021. (Antara Foto/Aprillio Akbar/via Reuters)

JAKARTA: Jakarta menghadapi ancaman banjir besar menjelang akhir tahun 2024.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi banjir parah yang serupa dengan kejadian pada awal tahun 2020.

Peringatan ini didasarkan pada berbagai fenomena yang terdeteksi sepanjang akhir tahun 2024.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam rapat bersama Komisi V DPR di Senayan pada Rabu (4/12), menjelaskan bahwa seruak dingin dari dataran tinggi Siberia menjadi salah satu faktor utama yang memicu ancaman ini.

"Fenomena ini telah kami deteksi sejak minggu lalu, dan diperkirakan akan mencapai wilayah Indonesia pada pertengahan hingga akhir Desember mendatang," urainya dikutip oleh CNBC Indonesia.

Seruak dingin tersebut diperkirakan akan memicu angin kencang, gelombang tinggi, dan peningkatan curah hujan yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi, khususnya di Jakarta dan wilayah sekitarnya.

Selain itu, fenomena La Nina yang sedang berlangsung memperparah situasi dengan meningkatkan curah hujan secara signifikan.

Dwikorita mengungkapkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Sumatera dan Jawa, kini telah memasuki musim hujan.

Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada akhir Desember hingga Januari 2024, dengan curah hujan meningkat hingga 20% dari rata-rata normal.

"Peningkatan curah hujan ini berpotensi memicu hujan ekstrem, seperti yang kita alami pada Januari 2020," tambahnya.

Sebagai gambaran, banjir besar pada awal tahun 2020 dilansir dari Jawa Pos menyebabkan 390 RW di 151 kelurahan di Jakarta terendam, dengan ketinggian air mencapai 350 cm di beberapa lokasi.

"Saat itu, kondisi terparah terjadi di Jabodetabek akibat dampak seruak udara dingin yang serupa,"  Dwikorita menjelaskan.

Selain ancaman banjir, Dwikorita juga mengingatkan potensi gangguan transportasi laut akibat cuaca buruk.

Ia menyoroti insiden truk yang terjatuh ke laut akibat kapal di Bakauheni terombang-ambing saat bersandar.

BMKG memastikan akan terus memantau fenomena cuaca yang terjadi.

"Kami berharap hal ini tidak terjadi, namun berdasarkan deteksi yang ada, peluangnya tetap ada," pungkas Dwikorita.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: Others

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan