Bahaya! Jangan dilakukan, ini akibat minum antibiotik sembarangan
Apakah anda termasuk yang sering membeli antibiotik di apotek tanpa resep dokter?

JAKARTA: Antibiotik sering dianggap sebagai "penyelamat" saat tubuh terserang infeksi bakteri.
Namun, penggunaan antibiotik sembarangan tanpa resep dokter dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius.
Salah satu dampak paling berbahaya dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah munculnya bakteri yang resisten atau kebal terhadap obat.
Ketika hal ini terjadi, pengobatan menjadi lebih sulit, dan infeksi dapat menjadi semakin berbahaya.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menekankan pentingnya pemberian antibiotik yang benar oleh dokter.
“Obat antibiotik digunakan untuk membunuh bakteri, sedangkan obat antimikroba lainnya meliputi antivirus dan antijamur. Oleh karena itu, pemberian antibiotik harus sesuai dengan indikasi,” ujarnya dikutip dari Sehat Negeri, Senin (7/10).
Masyarakat diminta untuk tidak membeli antibiotik secara bebas karena obat ini termasuk dalam golongan obat keras.
Mengonsumsi antibiotik tanpa pengawasan medis berpotensi menyebabkan salah dosis atau ketidakpatuhan terhadap anjuran yang benar.
"Ada orang yang mengonsumsi antibiotik hanya sehari sekali, padahal dosis yang seharusnya adalah tiga kali sehari. Hal ini menyebabkan bakteri menjadi resisten," lanjutnya.
Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri dalam tubuh tidak dapat diatasi oleh antibiotik yang biasanya digunakan.
Ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, tubuh tidak dapat melawan infeksi dengan cara yang sama.
Bakteri dapat berkembang biak, menyebar, dan menjadi lebih ganas. Salah satu contoh nyata adalah tuberkulosis resisten obat, yang dikenal sebagai Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB).
Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah warga Indonesia yang mengalami resistensi terhadap antibiotik (antimicrobial resistance/AMR) terus meningkat, mencapai 70 persen.
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Obat dan NAPZA Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), Rita Endang, memperingatkan kemungkinan 10 juta kematian akibat resistensi antibiotik pada tahun 2025, dengan penyebab utama adalah penggunaan antibiotik yang sembarangan.
"Tercatat lebih dari 70 persen penyerahan antibiotik dilakukan tanpa resep dokter pada tahun 2023. Oleh karena itu, kami terus melakukan pengawasan di sarana pelayanan untuk memastikan penggunaan antibiotik sesuai dengan tepat guna," kata Rita kepada detikNews.
Ia juga menegaskan agar masyarakat tidak menggunakan antibiotik untuk keluhan yang ringan, seperti flu.
Adapun jenis antibiotik yang paling sering dikonsumsi tanpa resep dokter antara lain Amoksisilin, Cefadroksil, dan Cefixime.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini