Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Indonesia

'Rumah anak Abah': Ormas Gerakan Rakyat akan jadi parpol tunggangan Anies di Pilpres 2029?

Dalam pernyataannya pada Agustus tahun lalu, Anies mengatakan dirinya mungkin membentuk ormas atau partai. Pekan ini, Anies didaulat menjadi tokoh inspirasi ormas Gerakan Rakyat yang baru dibentuk.

'Rumah anak Abah': Ormas Gerakan Rakyat akan jadi parpol tunggangan Anies di Pilpres 2029?

Anies Baswedan didaulat menjadi tokoh inspirasi ormas Gerakan Rakyat yang dibentuk pekan ini. (Instagram/aniesbaswedan)

JAKARTA: Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat resmi dideklarasikan pembentukannya pada Kamis (27/2) dan mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan didaulat menjadi tokoh inspirasinya. 

Para pengamat mengatakan, bukan tidak mungkin ormas ini menjelma partai politik dan menjadi tunggangan Anies dalam pemilihan presiden 2029 mendatang.

Dideklarasikan di Gedung Jakarta Inisiatif Office, Cilandak, Jakarta Selatan, Anies hadir dalam acara Gerakan Rakyat yang dibentuk dan dipimpin oleh Sahrin Hamid, mantan juru bicaranya dalam pilpres.

Ormas tersebut, kata Sahrin adalah wadah dari para relawan yang memperjuangkan perubahan. Anies, lanjut dia, adalah inspirator, panutan dan simbol perjuangan gagasan gerakan perubahan.

"Dan kita di sini adalah bukti bahwa gagasan perubahan itu masih hidup. Bukan hanya milik Mas Anies saja seorang, tapi menjadi gagasan publik yang akan terus kita perjuangkan hingga sampai akhir nanti," ujar Sahrin seperti dikutip Kompas.

'RUMAH ANAK ABAH', AKAN JADI PARPOL?

Pengamat politik Agung Baskoro, direktur eksekutif Trias Politika Strategis, mengatakan bahwa ormas Gerakan Rakyat ini adalah "rumah anak abah" lantaran diisi oleh para pendukung dan relawan Anies.

"Sahrin Hamid pernah jadi jubirnya (Anies), beberapa organisasi yang mendukung Anies juga lebur di situ. Saya melihat gerakan ini adalah rumah bagi seluruh anak abah," kata Agung kepada CNA.

"Mungkin juga akan jadi rumah bagi 'bukan anak abah' jika tidak terlihat signifikansi perbaikan yang bisa dilakukan pemerintah."

Hal senada disampaikan Ambang Priyonggo, asisten profesor komunikasi politik di Departemen Jurnalisme Digital Universitas Multimedia Nusantara, yang mengatakan bahwa ormas ini adalah bentuk konsolidasi dari para pendukung Anies di Pilpres tahun lalu yang kini tercecer.

Bukan tidak mungkin, kata dia, ormas ini akan menjelma menjadi partai politik untuk Anies berlaga pada pemilu mendatang, pasalnya saat ini dia tidak diusung kubu mana pun.

"Melihat ke belakang, faktor inilah yang menjadi kelemahan Anies dalam pilpres maupun pilkada. Dia tidak punya kendaraan politik sendiri," ujar Ambang.

Selain itu, Ambang berpendapat kemungkinan ormas ini berubah menjadi parpol dan mengusung calon presiden sendiri semakin terbuka dengan dihapuskannya presidential threshold oleh Mahkamah Konstitusi pada Januari lalu.

"Secara umum momen deklarasi ormas ini juga pas, ketika sorotan publik kepada kinerja pemerintah pada titik yang sangat tajam akibat terjadi beberapa kasus dan program penghematan," kata Ambang.

Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat resmi dideklarasikan pada Kamis (27/2) dan Anies Baswedan menjadi tokoh inspirasinya. (Instagram/aniesbaswedan)

ANIES MEMBANTAH, TAPI SEJARAH BISA JADI BERULANG

Pembentukan ormas, atau malah partai, memang telah disampaikan Anies usai kekalahan pada pilpres tahun lalu. Dalam pernyataan video Agustus lalu, Anies mengatakan partai-partai saat ini "tersandera oleh kekuasaan", sehingga mungkin bagi dirinya membentuk ormas atau partai baru.

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," kata Anies.

Ditemui wartawan pada deklarasi Gerakan Rakyat, Anies mengatakan bahwa pandangan bahwa ormas itu akan menjadi partai "kejauhan".

Wakil Ketua Umum Bidang Politik, Hukum dan Keamanan merangkap Juru Bicara Gerakan Rakyat Yusuf Lakaseng juga mengatakan mengatakan hal yang sama. 

“Terlalu dini untuk bicara partai, kami tidak ingin belum bekerja untuk rakyat tapi sudah bicara kekuasaan, sekarang rakyat sedang susah, Gerakan Rakyat ingin turun tangan membantu kesulitan rakyat,” kata Yusuf kepada Tempo.

Anies Baswedan menghadiri deklarasi pembentukan ormas Gerakan Rakyat. (Instagram/Aniesbaswedan)

Namun ormas menjadi partai bukan hal pertama di Indonesia. Sebelumnya partai Nasional Demokrat (NasDem) pimpinan Surya Paloh awalnya ormas yang dibentuk pada 2009.

Paloh pernah membantah ormas NasDem akan menjadi partai. Dikutip Antara pada Januari 2011, dia menegaskan bahwa "Nasional Demokrat akan tetap menjadi organisasi nirlaba dan tidak akan berubah menjadi partai politik". 

Namun pada kenyataannya, parpol NasDem kemudian didirikan pada 1 Februari 2011 di Jakarta dan secara resmi dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Jakarta, lalu disahkan oleh Kemenkumham sebagai badan hukum pada 11 November 2011. Pada pemilu 2024, NasDem masuk dalam lima partai yang memperoleh suara terbesar. 

"Ormas adalah satu langkah lagi menuju partai. Tapi apakah bisa menjadi tunggangan politik Anies, itu sangat memungkinkan, karena belum ada organisasi resmi yang bisa mengusung Anies," ujar Agung dari Trias Politika.

Namun ada satu catatan yang disampaikan oleh Wasisto Raharjo Jati, pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bahwa ormas Gerakan Rakyat harus terus bertumpu pada Anies. 

"Nasdem memang awalnya adalah ormas yang jadi parpol. Transformasinya itu memang bertumpu pada ketokohan SP (Surya Paloh) di samping juga sebagai patron sumber daya," kata Wasisto kepada CNA.

Hal ini dibenarkan oleh Agung, bahwa masyarakat Indonesia masih melihat kepada figur, bukan kepada organisasi atau partai itu sendiri, dalam menaruh dukungan mereka. 

"Kalau (ormas Gerakan Rakyat) ingin besar, mereka harus mengorkestrasi Anies. Anies harus bergerak turun ke bawah ... berdiri di garis terdepan membawa perubahan ke tengah masyarakat langsung," kata Agung.

KEGIATAN ORMAS GERAKAN RAKYAT

Sahrin sebagai ketua Gerakan Rakyat mengatakan saat ini fokus mereka adalah di organisasi kemasyarakatan, bukan menjadi parpol.

"Kita masih fokus di Gerakan Rakyat sebagai perkumpulan berbadan hukum. Kita masih konsolidasi Gerakan Rakyat sebagai organisasi kemasyarakatan," kata Sahrin dikutip dari Detik.

Salah satu programnya adalah mendirikan sekolah politik kerakyatan yang mereka sebut sebagai Spartan untuk menjadi ruang edukasi politik bagi masyarakat di seluruh daerah.

Ambang dari Universitas Multimedia Nusantara berpendapat program Gerakan Rakyat ini mirip dengan pola-pola yang dijalankan Anies dalam pilpres tahun lalu, yaitu mengusung dialog dengan para intelektual dan akademisi.

"Polanya adalah literasi dan diskusi yang banyak," kata Ambang.

"Fase-fase awal Anies akan menyentuh kelas menengah dulu. Tapi memang perlu ada strategi yang populis yang lebih menyentuh masyarakat akar rumput," kata Ambang.

Agung dari Trias Politika mengatakan ormas ini bisa berkembang menjadi besar atau malah mengecil tergantung dari situasi politik yang ada. Gerakan Rakyat, kata dia, bisa menemukan momentum politik jika pemerintah melakukan kesalahan yang membuat masyarakat tidak puas.

"Ormas ini harus merespons segala macam kebijakan pemerintah dengan saran, kritik dan masukan. Misalkan (mengomentari) soal (kelangkaan) gas elpiji, efisiensi, pagar laut, korupsi besar di BUMN. GR (Gerakan Rakyat) harus punya sikap," kata Agung.

"GR harus terlibat dalam day to day politik. Agar masyarakat bisa melihat apa bedanya ada dengan tidak ada GR. Apa bedanya pemerintah dengan GR."

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: CNA/da

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan