7 fakta di balik hilangnya Vio di Gunung Slamet
Vio berhasil bertahan hidup dua hari seorang diri di belantara Gunung Slamet, hanya makan roti dan air.
Kisah Naomi Daviola Setyanie, atau Vio, menjadi sorotan setelah dia berhasil ditemukan selamat usai dua hari hilang ketika mendaki Gunung Slamet.
Dikutip dari laporan berbagai media, pendaki asal Semarang berusia 17 tahun ini harus bertahan hidup sendirian dengan perbekalan yang minim.
Selama tersesat, Vio menghadapi berbagai cobaan — dari rasa panik yang mendera, hujan badai, hingga kesendirian di tengah malam yang mencekam. Dia berhasil ditemukan tim SAR yang langsung membawa Vio turun gunung untuk menemui orang tuanya yang cemas luar biasa.
Berikut adalah 7 fakta soal kisah perjalanan Vio di Gunung Slamet.
1. Mendaki dengan orang yang dikenalnya lewat TikTok
Vio berangkat mendaki Gunung Slamet bersama sekelompok orang-orang yang ia temui di platform media sosial TikTok. Ia berangkat seorang diri dari Semarang ke jalur pendakian Bambangan, Purbalingga, pada Sabtu (5/10).
Ada 40 orang pendaki ketika itu, termasuk di antaranya Vio, yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok. Dikutip Detik, rencananya, mereka akan tektok, yaitu mendaki selama seharian tanpa berkemah. Pendakian baru dilakukan pada pukul 23.45 dan rencananya langsung turun usai sampai puncak.
Dengan ketinggian sekitar 3.428 mdpl, Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru.
2. Terpisah dari rombongan
Vio mendaki bersama kelompok ketiga yang terdiri dari tujuh orang. Setelah mencapai puncak Gunung Slamet sekitar pukul 12.00 WIB, tiga orang dari kelompok tersebut turun lebih dulu.
Vio dan tiga orang lainnya—dua pria dan satu wanita—melanjutkan perjalanan ke puncak bersama, tetapi ketika turun, mereka terpisah. Vio merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat, sementara anggota lain melanjutkan perjalanan.
Di sinilah situasi mulai berubah menegangkan. “Saya nengok ke belakang masih ada orang. Tapi nengok lagi yang ketiga (kali) itu sudah nggak ada (orang). Depan awalnya ada orang, itu juga nggak ada,” kenangnya.
Dalam sekejap, ia menemukan dirinya sendirian di tengah hutan lebat, tanpa tanda-tanda orang lain di sekitar.
Di saat ini, berita hilangnya Vio tersebar di media sosial, pencarian dirinya kemudian dimulai oleh tim SAR gabungan Kodim Purbalingga, Polres Purbalingga, Basarnas BPBD dan relawan SAR.
3. Panik dan Kebingungan di tengah hutan
Ketika Vio menyadari bahwa ia sendirian, rasa panik mulai muncul. Ia mencoba mencari arah keluar dan berteriak minta tolong, tetapi ada yang mendengar suaranya.
Situasi semakin mencekam saat ia menyadari bahwa tidak ada pilihan yang jelas untuk turun. “Mau turun juga nggak bisa, karena depan saya full hutan, harusnya nggak gitu,” jelasnya.
4. Bertahan hidup dengan roti
Dalam kondisi tersebut, Vio hanya memiliki 6 potong roti sobek dan sebotol air.
“Makannya benar-benar dihemat, sepotong buat sehari karena nggak tahu bakal sampai kapan. Bahkan sampai sekarang rotinya masih ada,” ceritanya seperti dikutip dari Berita Jateng.
Beruntung, Vio menemukan mata air tak jauh dari tempatnya beristirahat untuk mengisi ulang botolnya.
5. Mengikuti arah burung
Salah satu momen paling unik selama ia tersesat adalah ketika ia memperhatikan seekor burung yang muncul di hadapannya. Burung itu tampaknya memberikan petunjuk, dan Vio memutuskan untuk mengikuti arah burung tersebut.
“Saya lihat ke depan ada burung, saya ngerasa diarahin ke bawah, saya ikutin, dia turun aku turun. Dia naik aku naik,” jelasnya.
Namun, jalur yang ditunjukkan burung tersebut ternyata tidak selalu mudah. Vio harus melewati medan yang penuh akar dan jalur yang tidak rata, yang menyebabkan dirinya mengalami luka-luka kecil.
6. Hujan badai dan malam yang mencekam
Situasi semakin sulit ketika hujan badai turun pada hari Senin (7/10), menambah tantangan bagi Vio yang sudah kelelahan.
Vio memutuskan untuk berhenti dan berlindung di bawah pohon, mencoba untuk beristirahat meski rasa takut terus menghantuinya.
“Hujan pun mulai turun. Saya memutuskan memakai jas hujan, duduk, dan beristirahat sambil melawan rasa takutnya,” jelasnya.
Pada malam hari, Vio mengalami momen yang menegangkan ketika ia melihat secercah cahaya dari kejauhan.
“Saya lihat ke belakang ada senter, tapi nggak tahu itu orang atau bukan,” ujarnya.
7. Ditemukan tim SAR
Pada hari Selasa (8/10), Vio akhirnya mendengar suara orang memanggilnya, yang ternyata adalah tim SAR.
“Ada yang teriak-teriak ‘Mbak Vio di mana?’ saya bilang ‘saya di sini’. Di situ saya lega banget udah ditemuin,” ungkapnya.
Ia kemudian turun dari gunung bersama tim SAR. Ibunya, Dwi Ningsih, telah menunggu di kaki gunung. Pertemuan keduanya yang mengharukan viral di media sosial, Ningsih memeluk putrinya itu dan mengatakan tidak akan mengizinkannya naik gunung lagi.
"Saya plong sekali ketika ada kabar dia ketemu, hati saya yang berceceran saya kumpulin lagi. Tapi ndak boleh lagi naik gunung, nggak boleh lagi. Aku nggak sanggup," kata Ningsih seperti dikutip dari Viva.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.