2 dari 7 mayat remaja pria di Kali Bekasi teridentifikasi, sempat minta tolong dan pakai kode ‘pesta’ untuk tawuran
60 remaja dari tiga kelompok yaitu Kelompok Original Madonna, Kelompok Menteng, dan Kelompok Sarim Ciketing Udik berkumpul di dekat bantaran kali.
JAKARTA: Kasus menghebohkan penemuan tujuh jasad remaja yang mengapung di Kali Bekasi, Jatiasih, mulai menemukan titik terang.
Sebagian besar jenazah ditemukan terjebak di beberapa titik aliran sungai.
Dari tujuh korban, dua remaja telah berhasil diidentifikasi, yaitu Muhammad Rizky (19) dan Ahmad Davi (16).
Karodokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan, menjelaskan bahwa proses identifikasi terhambat oleh kondisi jenazah yang telah membusuk, sehingga sulit mendapatkan sidik jari yang utuh.
"Sidik jari sudah sulit diperoleh karena kondisi jenazah yang mulai membusuk. Namun, kami tetap berupaya maksimal," ujarnya kepada TribunNews pada Rabu (25/9).
Selain itu, upaya pencocokan data gigi pun terhambat karena minimnya data antemortem dari keluarga korban.
Tim DVI membutuhkan rekam medis pemeriksaan gigi korban semasa hidup atau foto yang dapat menunjukkan kondisi gigi mereka.
Saat ini, otopsi terhadap tujuh jenazah dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian, termasuk apakah ada tanda-tanda kekerasan.
PESTA TAWURAN BERCAMPUR MIRAS
Kompas melaporkan tujuh remaja itu sempat berteriak meminta tolong ke rekan-rekannya yang berada di daratan.
Mendengar permintaan tolong tersebut, teman-temannya yang semula hendak ikut menceburkan diri ke sungai menjadi takut, dan akhirnya memilih pasrah ditangkap tim Perintis Presisi.
Diduga, penyebab mereka menceburkan diri ke sungai karena merasa bersalah.
Sebab saat gubuk yang menjadi lokasi mereka berkumpul digerebek, terdapat berapa senjata tajam.
Hal ini memunculkan dugaan bahwa para korban mungkin terlibat dalam bentrokan antar remaja atau tawuran.
Salah satu saksi mata menyebut bahwa sebelum penemuan jenazah, ia melihat ada sekitar 60 remaja ramai berkumpul di gubuk dekat bantaran kali.
Diketahui mereka berasal dari tiga kelompok yaitu Kelompok Original Madonna, Kelompok Menteng, dan Kelompok Sarim Ciketing Udik.
Puluhan remaja tersebut menggunakan “perayaan pesta ulang tahun” sebagai kode mereka berkumpul.
Tidak seluruhnya saling mengenal satu sama lain.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan kata 'pesta' adalah kode pertemuan untuk tawuran antar-geng.
Terkuaknya rencana tawuran itu setelah Tim Patroli Polres Metro Bekasi Kota mendapat informasi akan ada tawuran antar-geng dan langsung menuju ke lokasi.
Aksi tawuran itu rupanya juga disiarkan live di media sosial Instagram.
Poengky mengungkapkan para remaja langsung bergegas membubarkan diri saat melihat tim patroli kepolisian. Mereka lari ke perkampungan hingga melompat ke sungai.
Polres Metro Bekasi Kota sendiri telah mengamankan 22 remaja yang terlibat tawuran.
Satu di antaranya dinyatakan positif konsumsi obat keras golongan G jenis tramadol. Hal itu diketahui setelah polisi melakukan tes urine.
Selain itu, 22 orang itu juga menenggak minuman keras dalam plastik.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini