Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Dunia

WHO: Mpox bisa menular lewat percikan air liur, walau kecil kemungkinan

Kemenkes Indonesia mengatakan rekomendasi WHO vaksinasi mpox hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL) serta individu yang kontak dengan penderita cacar monyet dalam dua minggu terakhir.

WHO: Mpox bisa menular lewat percikan air liur, walau kecil kemungkinan

Mikrograf elektron transmisi berwarna dari partikel virus mpox (merah) yang ditemukan di dalam sel yang terinfeksi (coklat) diambil di Fasilitas Penelitian Terpadu (IRF) Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) di Fort Detrick, Maryland. (Foto arsip: NIAID via REUTERS)

28 Aug 2024 03:10PM (Diperbarui: 28 Aug 2024 03:15PM)

JENEWA: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa (27 Agustus) mengatakan percikan air liur atau droplet merupakan rute penularan untuk mpox, walaupun kemungkinannya lebih kecil dibandingkan dengan kontak fisik.

Dilansir dari AFP, juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa jika seseorang yang terjangkit virus tersebut memiliki luka atau "berbicara dekat dengan seseorang, bernapas pada mereka, berdekatan secara fisik, bertatap muka, ada kemungkinan" penyebaran virus, "tetapi ini adalah sumber yang kecil".

Sebaliknya, "apa yang kita lihat adalah kontak kulit-ke-kulit yang dekat dan fisik" sebagai rute utama penularan, kata Harris dalam sebuah pengarahan di Jenewa, Swiss.

"Ketika Anda berbicara dengan seseorang, Anda mengeluarkan droplet," tetapi "itu bukan bentuk penularan yang sangat besar - dan itu bukan ... penularan melalui udara, jarak jauh", ujarnya.

"Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya dinamika penularan," Harris menambahkan.

Di situs webnya, WHO menjelaskan bahwa mpox menyebar di antara orang-orang terutama melalui kontak fisik yang dekat dengan seseorang yang mengidap virus tersebut.

"Kontak dekat mencakup kontak kulit ke kulit (seperti bersentuhan atau berhubungan seks) dan kontak mulut ke mulut, atau kontak mulut ke kulit (seperti berciuman)," katanya.

Itu juga dapat mencakup "bertatap muka dengan seseorang yang mengidap mpox (seperti berbicara atau bernapas berdekatan, yang dapat menghasilkan partikel pernapasan yang menular)".

Badan kesehatan PBB itu merekomendasikan penggunaan masker wajah bagi mereka yang terkena mpox, kontak dekat mereka, dan petugas kesehatan yang merawat mereka.

Sebelumnya, WHO mengumumkan keadaan darurat internasional terkait mpox pada tanggal 14 Agustus, karena khawatir dengan lonjakan kasus strain Clade 1b di Republik Demokratik Kongo dan penyebarannya ke negara-negara tetangga.

Sementara itu, Kemenkes Indonesia mengatakan rekomendasi WHO vaksinasi mpox hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi, seperti lelaki berhubungan seks dengan lelaki (LSL) serta individu yang kontak dengan penderita cacar monyet dalam dua minggu terakhir.

“Kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus mpox,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

“Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus.

"Lalu khusus di Bali, karena akan dilaksanakan pertemuan internasional (Indonesia Africa Forum pada 1-3 September 2024) di mana ada beberapa peserta dari daerah terjangkit, sehingga diperlukan adanya upaya mitigasi risiko untuk mencegah penularan mpox,” tambahnya.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.

Source: Others/jt

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan