Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Dunia

'Neraka harus dibayar', ancam Trump jika para sandera di Gaza tidak segera dibebaskan

'Neraka harus dibayar', ancam Trump jika para sandera di Gaza tidak segera dibebaskan

Presiden terpilih AS Donald Trump di pertemuan dengan anggota DPR dari Partai Republik di Washington, DC, AS pada 13 November 2024. (Foto: Allison Robbert/Pool via REUTERS)

03 Dec 2024 10:57AM (Diperbarui: 03 Dec 2024 11:19AM)

WASHINGTON: Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada hari Senin (2/12) bahwa “akan ada akibat yang parah” di Timur Tengah jika sandera yang ditahan di Jalur Gaza tidak dibebaskan sebelum pelantikannya pada 20 Januari.

Selama serangan mematikan mereka pada tahun 2023 di Israel, militan yang dipimpin Hamas menangkap lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel, termasuk warga negara Israel-Amerika.

Sekitar setengah dari 101 sandera asing dan Israel yang masih ditahan tanpa akses komunikasi di Gaza diyakini masih hidup.

Dalam pernyataannya yang paling gamblang tentang nasib para sandera sejak terpilih pada bulan November, Trump mengatakan di media sosial: "Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum tanggal 20 Januari 2025, tanggal ketika saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, "neraka harus dibayar " di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap Kemanusiaan ini." 

Trump menambahkan: "Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada siapa pun yang pernah menerima hukuman dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan bertingkat." 

Hamas telah menyerukan diakhirinya perang dan penarikan total Israel dari Gaza sebagai bagian dari kesepakatan apa pun untuk membebaskan para sandera yang tersisa. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang akan terus berlanjut hingga Hamas dibasmi dan tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel. 

Pada hari Senin, Hamas mengatakan bahwa 33 sandera di Gaza telah tewas selama perang yang berlangsung hampir 14 bulan antara kelompok militan Palestina dan Israel di daerah kantong itu, tanpa menyebutkan kewarganegaraan mereka. 

Israel melancarkan perangnya setelah pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.

Serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 44.400 warga Palestina dan membuat sebagian besar penduduk Gaza mengungsi, kata pejabat Gaza. Sebagian besar wilayah kantong itu hancur.

📢  Ayo ikut partisipasi dalam kuis CNA Memahami Asia dan memenangkan hadiah menarik. Pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautannya.  👀

🔗 Info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V

Source: Reuters/CNA/ih

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan