Skip to main content
Iklan

Dunia

'Putri saya ditinggal demi rokok': Ayah pendaki Brasil Juliana Marins salahkan pemandu Ali Musthofa

Manoel Marins menuding Ali Musthofa meninggalkan Juliana selama 40-50 menit dalam kondisi lelah dan tidak stabil.

'Putri saya ditinggal demi rokok': Ayah pendaki Brasil Juliana Marins salahkan pemandu Ali Musthofa
Manoel Marins bersama istrinya Estela Marins dan putri Juliana Marins (Instagram)

RIO DE JANEIRO: Keluarga Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas setelah jatuh dari tebing saat mendaki Gunung Rinjani, akhirnya angkat bicara mengenai dugaan kelalaian yang menyebabkan nyawa putri mereka melayang.

Dalam wawancara eksklusif dengan program Fantastico milik TV Globo yang tayang akhir pekan lalu, ayah Juliana, Manoel Marins, mengungkap kronologi memilukan serta tudingan serius terhadap pemandu wisata Ali Musthofa dan pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).

Juliana (26) sedang melakukan perjalanan keliling Asia Tenggara sebelum insiden terjadi.

Menurut penuturan Manoel, putrinya saat itu sudah kelelahan saat mendaki dan meminta waktu untuk beristirahat. Sang pemandu kemudian disebut meninggalkannya sendirian di jalur pendakian untuk merokok.

“Juliana bilang kepada pemandunya bahwa dia kelelahan, lalu si pemandu menyuruhnya duduk dan beristirahat. Kemudian, dia pamit merokok selama 5 sampai 10 menit. Untuk merokok! Ketika kembali, Juliana sudah tidak terlihat lagi,” ceritanya dalam wawancara tersebut.

Guide pemandu Juliana Marins Ali Musthofa membantah meninggalkan Juliana saat tengah beristirahat. (X)

Insiden itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.00 pagi. Namun, sang pemandu baru kembali mengamati situasi dan mengirim video kondisi Juliana kepada atasannya pada pukul 06.08.

Di situlah awal dari rentetan dugaan kelambanan terjadi. Menurut Manoel, tim pertolongan pertama baru dihubungi sekitar pukul 08.30 pagi, dan baru tiba di lokasi sekitar pukul 14.00 siang.

“Peralatan satu-satunya yang mereka bawa hanya seutas tali. Mereka melemparnya ke arah Juliana. Dalam kondisi panik, si pemandu lalu mengikat tali ke pinggangnya dan mencoba turun tanpa alat pengaman,” tutur Manoel dengan nada kecewa.

Tim Basarnas (Badan SAR Nasional) Indonesia baru dikerahkan setelahnya dan, menurut pihak keluarga, baru tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 malam.

Jenazah Juliana baru berhasil ditemukan dua hari setelah kejadian, pada Rabu pagi. Diperkirakan, ia telah meninggal 12 hingga 24 jam sebelum akhirnya berhasil dievakuasi.

Dalam pernyataannya, Manoel menegaskan bahwa pihak yang paling bertanggung jawab adalah pemandu Ali Musthofa yang meninggalkan Juliana selama 40-50 menit dalam kondisi lelah dan tidak stabil.

Ia juga mengecam perusahaan wisata yang, menurutnya, menjual paket pendakian Rinjani “seolah-olah mudah dilakukan” kepada wisatawan asing.

“Meski demikian, yang paling saya anggap bersalah adalah koordinator taman nasional. Dia terlambat menghubungi Basarnas,” tegas Manoel.

Ibunda Juliana, Estela Marins, juga tak kuasa menahan emosinya. Ia menyebut tragedi ini sebagai pengalaman paling menyakitkan dalam hidupnya.

“Ini menyakitkan sekali. Orang-orang ini telah membunuh anak saya,” ucapnya dalam wawancara yang sama.

Di sisi lain, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Yarman Wasur, membantah tudingan bahwa proses evakuasi berjalan lambat. Ia menyebut sekitar 50 personel penyelamat telah dikerahkan sejak Selasa pagi. Namun, ia juga mengakui bahwa medan ekstrem dan cuaca buruk sangat menyulitkan proses penyelamatan.

Hal senada juga disampaikan oleh pihak Basarnas. Mereka menyebut faktor cuaca, suhu ekstrem, dan lokasi jatuhnya korban sebagai hambatan utama dalam proses evakuasi.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan