Profil Paus Leo XIV, pemimpin baru gereja Katolik asal AS yang mendobrak tabu
Karena pengaruh geopolitik Amerika Serikat yang kuat, seorang paus dari negara ini dianggap sebuah tabu.

Paus Leo XIV yang baru terpilih, Kardinal Robert Prevost dari Amerika Serikat, muncul di balkon Basilika Santo Petrus, seperti yang terlihat dari Roma, Italia 8 Mei 2025. (Foto: Reuters/Alkis Konstantinidis)
KOTA VATIKAN: Sorakan gembira umat Katolik terdengar di Lapangan Santro Petrus, Vatikan, saat paus baru sepeninggal Paus Fransiskus telah diumumkan. Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai pemimpin baru gereja Katolik dengan nama Paus Leo XIV.
Kepada umat Katolik dari balkon utama Basilika Santo Petrus satu jam setelah asap putih membubung dari cerobong Kapel Sistina, menandai terpilihnya paus baru, Leo menyampaikan penghormatannya kepada Fransiskus.
"Marilah kita kenang dalam telinga kita suara lembut Paus Fransiskus yang telah memberkati Roma. Paus yang memberkati Roma itu telah memberikan berkatnya kepada seluruh dunia pada pagi hari Paskah. Izinkan saya melanjutkan berkat tersebut. Tuhan mengasihi kita. Tuhan mengasihi semua orang. Kejahatan tidak akan menang," kata dia dalam bahasa Italia.
Beberapa media menuliskan bahwa terpilihnya Leo dalam konklaf yang diikuti 133 kardinal dari seluruh dunia telah mendobrak tabu.
Pasalnya pemimpin baru Vatikan ini lahir di Amerika Serikat, negara yang sudah sangat berpengaruh secara geopolitik. Artinya, jika Paus berasal dari AS, berarti AS dianggap akan mempunyai kuasa di ranah sekuler dan keagamaan sekaligus.
Namun Leo terlihat berusaha mematahkan anggapan itu dengan sama sekali tidak menggunakan bahasa Inggris dalam pernyataan pertamanya. Dia berpidato dengan bahasa Italia, disambung dengan Spanyol.
Selain itu, Leo disebut berhasil mendapat dukungan para kardinal karena dia juga merupakan warga negara Peru, tempatnya mengabdi lama sebagai uskup. Dia juga dianggap sebagai orang kepercayaan Paus Fransiskus, sosok yang membawanya ke Vatikan pada 2023.
Fransiskus menugaskannya untuk memimpin kantor Vatikan yang bertugas memilih para pastor yang akan menjabat sebagai uskup di seluruh dunia. Dengan demikian, Leo memiliki peran penting dalam pemilihan banyak uskup global.
Dia juga dikenal pendukung reformasi gereja yang dilakukan Fransiskus, salah satunya dengan menunjuk tiga perempuan ke dalam blok pemungutan suara yang memutuskan nominasi uskup mana yang akan diteruskan kepada Paus.
PROFIL PAUS LEO XIV
Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, dari ayah Louis Marius Prevost, yang berdarah Prancis dan Italia, dan ibu Mildred Martínez, yang berdarah Spanyol. Prevost memiliki dua saudara laki-laki, Louis Martín dan John Joseph.
Dia menghabiskan masa kecilnya belajar di Seminari Menengah para Imam Agustinus. Vatican News menuliskan bahwa dia adalah paus pertama dari Ordo Santo Agustinus.
Kemudian Prevost melanjutkan studi di Universitas Villanova di Pennsylvania, tempat dia meraih gelar Matematika pada tahun 1977 dan juga mempelajari Filsafat.

Prevost memasuki masa novisiat Ordo Santo Agustinus (O.S.A.) di Saint Louis, dalam Provinsi Our Lady of Good Counsel di Chicago, dan mengucapkan profesi awalnya pada 2 September 1978. Pada 29 Agustus 1981, dia mengucapkan kaul kekal.
Kemudian dia melanjutkan pendidikan teologi di Catholic Theological Union di Chicago. Pada usia 27 tahun, dia dikirim ke Roma untuk belajar Hukum Kanonik di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Angelicum).
Di Roma, dia ditahbiskan menjadi imam pada 19 Juni 1982 di Kolese Agustinus Santa Monika oleh Uskup Agung Jean Jadot.
Prevost memperoleh gelar lisensiat pada tahun 1984 dan tahun berikutnya, sambil mempersiapkan tesis doktoralnya, dia dikirim sebagai misionaris ke Chulucanas, Piura, Peru pada 1985. Di Peru, dia mengabdi dan mengajar sampai 1999.
Pada 1999, dia sempat dipanggil mengabdi di kota kelahirannya, Chicago, sebelum kembali ke Peru dan ditahbiskan sebagai uskup Chiclayo oleh Paus Fransiskus pada 2015.

Motto episkopalnya adalah “In Illo uno unum” — kata-kata yang diucapkan oleh Santo Agustinus dalam khotbahnya yang artinya “meskipun orang Kristen banyak, dalam satu Kristus kita adalah satu.”
Pada Maret 2018, dia terpilih sebagai wakil presiden kedua Konferensi Waligereja Peru, menjabat sebagai anggota Dewan Ekonomi dan ketua Komisi untuk Budaya dan Pendidikan.
Pada tahun 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai anggota Kongregasi untuk Klerus (13 Juli 2019), dan pada tahun 2020, sebagai anggota Kongregasi untuk Para Uskup (21 November). Sementara itu, pada 15 April 2020, ia juga diangkat sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Callao, Peru.
DIPANGGIL KE ROMA
Paus Fransiskus memanggilnya untuk bertugas ke Roma pada 2023 untuk menjabat sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin. Prevost kemudian dipromosikan ke pangkat Uskup Agung.
Pada 30 September di tahun itu, Paus Fransiskus kemudian mengangkat Prevost sebagai Kardinal dalam Konsistori dan menugaskannya sebagai Diakonat Santa Monika. Dia secara resmi mengambil alih gereja titulernya pada 28 Januari 2024.
Sebagai kepala Dikasteri, Prevost beberapa kali mendampingi Fransiskus dalam Perjalanan Apostoliknya.
Pada 6 Februari tahun ini, Fransiskus mengangkatnya menjadi ‘Ordo Uskup’ dengan gelar Gereja Suburbicarian Albano. Tiga hari kemudian, dia mengikuti Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus untuk Jublieum Angkatan Bersenjata.
Selama Fransiskus menjalani perawatan terakhirnya di rumah sakit, Prevost memimpin Doa Rosario untuk kesehatan Paus di Lapangan Santo Petrus pada 3 Maret.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.