Tampil buruk di debat Pilpres AS melawan Donald Trump, Partai Demokrat panik dengan pencapresan Joe Biden
Penampilan buruk Biden kembali memicu pertanyaan besar mengenai usia uzur dan kondisi kesehatannya.
ATLANTA: Partai Demokrat dilanda kepanikan menyusul penampilan buruk Joe Biden dalam debat pertama Pemilihan Presiden (Pilpres) AS melawan Donald Trump yang digelar CNN di Atlanta, Georgia, Kamis malam (27 Juni) waktu setempat.
Presiden berusia 81 tahun yang suaranya serak sepanjang debat dan terkadang kurang jelas terlihat kalah stamina dengan pendahulunya, Trump, yang empat tahun lebih muda dari dia.
Berkali-kali presiden petahana AS itu salah mengucapkan kata dan terdiam bingung dengan jeda sesaat yang memunculkan pertanyaan apakah usia dan kesehatannya siap untuk bertanding ulang ronde kedua melawan Trump setelah Pilpres 2020.
Sejumlah tokoh senior Demokrat mulai mempertanyakan apakah partai yang identik dengan warna biru itu harus dengan terpaksa mengganti Biden sebagai calon presiden (capres).
"Saya bukan satu-satunya yang hancur. Ada banyak yang menyaksikan debat malam ini dan merasa sangat sedih untuk Joe Biden," kata mantan senator Demokrat Claire McCaskill di MSNBC.
Pertanyaan terbesar saat ini adalah apakah penampilan buruk Biden akan berbekas di ingatan pemilih, empat bulan sebelum pilpres yang akan digelar pada 5 November.
Dan ada preseden untuk pulih dari penampilan debat yang buruk, misalnya seperti yang dilakukan Barack Obama pada pilpres melawan Mitt Romney tahun 2012.
PERJUDIAN BIDEN KEMBALI MAJU
Biden bersikeras dia sosok yang paling tepat untuk kembali mengalahkan Trump walau pertanyaan mengenai usianya yang sudah uzur terus menghantui.
Tim kampanye Biden yakin pemilih pada akhirnya akan mendukung Biden dibanding Trump yang saat ini terbelit rentetan kasus kriminal.
Mereka yakin pemilih akan tetap mendukung Biden ketika diingatkan mengenai kacaunya kepresidenan Trump dan upayanya mencurangi hasil Pilpres 2020.Â
"Itu adalah awal yang lambat. Itu jelas bagi semua orang. Saya tidak akan memperdebatkan hal itu," kata Wakil Presiden Kamala Harris di CNN setelah debat.
Gubernur California Gavin Newsom, calon presiden masa depan Demokrat yang merupakan loyalis Biden meminta Demokrat untuk tidak panik.
"Kita harus mendukung presiden. Anda tidak mundur karena satu penampilan. Partai macam apa yang melakukan itu?" ucapnya kepada MSNBC.
Namun, penampilan debat yang buruk ini mulai menggoyahkan keyakinan pendukungnya.
"Setiap Demokrat yang saya kenal sedang mengirim pesan bahwa ini sangat buruk," tulis Ravi Gupta, mantan staf kampanye Barack Obama di X.
"Itu adalah penampilan terburuk dalam sejarah debat presiden yang disiarkan televisi," kata Tim Miller, mantan ahli strategi Republik yang berubah menjadi pendukung Biden, menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang disaksikannya.
Di bawah aturan Partai Demokrat saat ini, akan sulit dan hampir mustahil untuk menggantikan Biden sebagai capres.
Petinggi senior partai harus bersedia menulis ulang aturan di Konvensi Nasional Demokrat pada bulan Agustus.
Biden memenangkan 87 persen delegasi Demokrat selama proses pemilihan pendahuluan negara bagian.
Sementara itu, Republikan bersuka cita atas penampilan Biden.
Namun, ketua tim kampanye Trump menepis kemungkinan Demokrat akan menggantikan Biden.
“Satu-satunya cara itu terjadi adalah jika Joe Biden secara sukarela mengundurkan diri, dan dia tidak akan melakukannya, “ucap Chris LaCivita.
Pilpres AS tahun ini bisa dikatakan adalah salah satu pilpres dengan dua capres yang paling tidak populer dalam sejarah.
Tingkat kesukaan terhadap Trump hanya berkisar 42,1 persen menurut rataan FiveThirtyEight.
Angka Biden malah lebih rendah yaitu hanya 38,8 persen. Kepuasan terhadap kinerja Biden juga hampir sama yaitu 38,1 persen dengan ketidakpuasan mencapai 56 persen.
Rataan hasil survei oleh FiveThirtyEight sejauh ini menunjukan kedua kandidat bersaing sangat ketat dengan Trump unggul tipis kurang dari 0,5 persen.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini