Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Dunia

AS pertimbangkan Indonesia jadi negara penampung sementara warga Gaza

Lebih dari 2 juta warga Gaza kehilangan tempat tinggal, dan mereka butuh direlokasi sementara pembangunan kembali dilakukan.

AS pertimbangkan Indonesia jadi negara penampung sementara warga Gaza

Bangunan-bangunan hancur di Gaza Utara, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Israel, 13 Januari 2025. (REUTERS/Amir Cohen)

20 Jan 2025 08:59AM (Diperbarui: 20 Jan 2025 09:56AM)

WASHINGTON: Amerika Serikat berupaya menjaga agar gencatan senjata antara Israel dan Hamas berjalan sukses, sembari memulai upaya pembangunan kembali Gaza yang hancur lebur akibat perang. 

Sementara pembangunan dilakukan nanti, AS mempertimbangkan untuk merelokasi sebagian warga Gaza ke tempat lain. Dan salah satu negara yang menjadi pertimbangan adalah Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat dari tim transisi pemerintahan presiden terpilih Donald Trump secara eksklusif kepada media AS, NBC News. Tidak disebutkan nama pejabat tersebut, namun NBC menuliskan bahwa dia adalah seseorang yang mengetahui langsung proses gencatan senjata Israel dan Hamas.

"Pertanyaan yang masih tersisa adalah bagaimana membangun kembali Gaza, serta akan direlokasi kemana sekitar 2 juta warga Palestina untuk sementara waktu. Indonesia, misalnya, merupakan salah satu lokasi yang sedang didiskusikan untuk menampung sebagian dari mereka, kata pejabat transisi tersebut," tulis NBC dalam laporannya, Minggu (19/1).

Tidak disebutkan lebih lanjut mengapa Indonesia dipilih oleh tim transisi AS sebagai negara penampung warga Gaza. Hal ini juga belum dikoordinasikan ke pemerintah Indonesia.

“Pemerintah RI tidak pernah mendapatkan informasi apapun mengenai hal ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Roy Soemirat kepada CNA Indonesia. 

Selain itu pertanyaan lainnya apakah warga Gaza bersedia direlokasi. Pasalnya, tulis NBC, warga Palestina menganggap relokasi hanya dalih untuk mengusir mereka dari tanah mereka sendiri. 

Namun AS bersikeras bahwa pembangunan kembali diperlukan demi stabilitas Israel dan 2,3 juta warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal karena perang. 

Lebih dari 47.000 warga Gaza terbunuh dalam serangan Israel yang dilancarkan sejak Oktober 2023. Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza setelah Hamas menyerbu wilayah Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya.

Aksi Israel menuai kecaman dari seluruh dunia, menyebutnya sebagai pembalasan yang tidak proporsional dan bentuk dari genosida terhadap warga Gaza.

Gencatan senjata akhirnya dimulai pada 19 Januari 2025 setelah melalui perundingan panjang. Sebagai hasil perundingan itu, Hamas membebaskan beberapa orang sandera.

Menurut pejabat transisi AS, gencatan senjata yang akan dilakukan dalam tiga tahap ini masih sangat rapuh. Namun, kata dia, pembangunan kembali Gaza adalah salah satu solusi jangka panjang untuk menjaga agar gencatan senjata tetap berjalan baik.

"Jika kita tidak membantu warga Gaza, jika kita tidak membuat hidup mereka lebih baik, jika kita tidak memberi mereka harapan, akan ada pemberontakan," ujar pejabat transisi tersebut kepada NBC.

Untuk memulai rencana tersebut, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff disebut-sebut akan mengunjungi langsung wilayah Gaza. Dengan mengunjungi Gaza, kata pejabat AS, dia akan melihat sendiri bagaimana kondisi wilayah itu, tidak hanya mendengarkan dari sisi Israel atau Palestina.

"Kau harus melihatnya sendiri, merasakannya sendiri," kata dia.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: CNA/da(ih)

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan