Segera lakukan gencatan senjata di Gaza, para pemimpin OKI juga perbarui tuntutan untuk negara Palestina

Para pemimpin Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab bertemu di Riyadh pada 11 November 2024. (Foto: Facebook/OIC)
RIYADH: Putra mahkota Arab Saudi menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan Lebanon pada pertemuan puncak gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang turut memperbarui seruan untuk negara Palestina.
Para pemimpin Arab dan Muslim berkumpul di Riyadh, Senin (11 November), lebih dari setahun dalam perang Israel-Hamas dan eskalasi regional, dalam apa yang dilihat sebagai kesempatan untuk mengirim pesan kepada presiden terpilih AS Donald Trump.
Membuka pertemuan puncak tersebut, Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan masyarakat internasional harus "segera menghentikan tindakan Israel terhadap saudara-saudara kita di Palestina dan Lebanon", mengutuk kampanye Israel di Gaza sebagai "genosida".
Arab Saudi "menegaskan dukungannya bagi saudara-saudara di Palestina dan Lebanon untuk mengatasi konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan dari agresi Israel yang sedang berlangsung", katanya.
AFP melaporkan rancangan resolusi untuk pertemuan puncak tersebut menekankan "dukungan tegas" untuk "hak-hak nasional" bagi rakyat Palestina, "yang terutama di antaranya adalah hak mereka untuk kebebasan dan negara yang merdeka dan berdaulat".
Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel yang baru diangkat Gideon Saar mengatakan bahwa tidak "realistis" untuk mendirikan negara Palestina, dan menganggapnya sebagai "negara Hamas".
"Saya rasa posisi ini tidak realistis saat ini dan kita harus realistis," kata Saar di Yerusalem.
Pangeran Mohammed juga meminta Israel untuk tidak menyerang Iran, dengan menyoroti hubungan yang membaik antara Arab Saudi dan mantan pesaing regionalnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati memperingatkan bahwa negara itu sedang menderita krisis "eksistensial" dan mengecam negara-negara yang mencampuri urusan internalnya – sebuah sindiran terselubung terhadap Iran.
Negara-negara harus berhenti "mencampuri urusan internalnya dengan mendukung kelompok ini atau itu, tetapi sebaliknya mendukung Lebanon sebagai negara dan entitas", kata Mikati.
PERTEMUAN DARURAT
Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak OKI untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas perang di Gaza dan apa yang disebutnya serangan Israel terhadap Yerusalem.
Erdogan, yang telah menjadi kritikus vokal Israel selama perang melawan kelompok militan Hamas di Gaza, menyerukan negara-negara Islam pada akhir pekan untuk membentuk aliansi melawan apa yang ia gambarkan sebagai "ekspansionisme" Israel.
Erdogan mengatakan Israel menargetkan masjid Al-Aqsa di Yerusalem sebagai bagian dari dorongan "ekspansionis"-nya. Yerusalem dan lokasi masjid Al Aqsa - yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount - adalah "garis merah" Ankara, tambahnya.
Organisasi Kerja Sama Islam memiliki 57 negara anggota dan mengklaim sebagai suara kolektif dunia Muslim.
"Tidak terpikirkan bagi OKI, yang bertugas untuk mengurus masalah Yerusalem, untuk tetap acuh tak acuh terhadap serangan-serangan ini. Sangat mendesak bagi organisasi tersebut untuk bersidang di tingkat pimpinan tanpa membuang waktu lagi," kata Erdogan.
📢 Ayo ikut partisipasi dalam kuis CNA Memahami Asia dan memenangkan hadiah menarik. Pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautannya. 👀
🔗 Info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V