Kardinal Robert Prevost asal Amerika terpilih sebagai paus dengan nama Leo XIV
Robert Francis Prevost adalah orang Amerika pertama yang menjadi paus dan memimpin Gereja Katolik sedunia.

Robert Francis Prevost muncul di Vatikan sebagai Paus Leo XIV.
KOTA VATIKAN: Kardinal Robert Francis Prevost secara mengejutkan terpilih sebagai pemimpin baru Gereja Katolik pada Kamis (8/5), mengambil nama Leo XIV, sekaligus menjadi paus pertama asal Amerika Serikat.
Paus Leo muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus setelah asap putih membubung dari cerobong Kapel Sistina, menandakan bahwa 133 kardinal pemilih telah memilih seorang pemimpin baru bagi Gereja Katolik yang memiliki 1,4 miliar umat di seluruh dunia.
"Damai besertamu semua," kata paus baru tersebut kepada kerumunan umat yang bersorak, dengan berbicara dalam bahasa Italia yang fasih. Ia juga berbicara dalam bahasa Spanyol dalam pidatonya yang singkat tersebut, tetapi tidak menyampaikan pesan dalam bahasa Inggris.
Prevost, 69 tahun, yang berasal dari Chicago, menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai misionaris di Peru, dan baru menjadi kardinal pada tahun 2023. Ia jarang memberikan wawancara media dan sangat jarang berbicara di depan umum.
Presiden Donald Trump segera memberi ucapan selamat kepada Prevost atas terpilihnya sebagai paus pertama asal AS. "Sungguh luar biasa, dan merupakan sebuah Kehormatan Besar bagi negara kita. Saya sangat menantikan pertemuan dengan Paus Leo XIV. Itu akan menjadi momen yang sangat berarti!" ujar Trump.
Prevost menjadi paus ke-267 Gereja Katolik setelah wafatnya Paus Fransiskus bulan lalu, paus pertama asal Amerika Latin yang memimpin Gereja selama 12 tahun, yang terkenal karena upayanya membuka institusi yang konservatif tersebut kepada dunia modern.
Fransiskus telah melaksanakan berbagai reformasi dan memungkinkan diskusi terbuka mengenai isu-isu kontroversial seperti penahbisan perempuan serta inklusi umat Katolik LGBT.
Dalam pidato pertamanya, Leo menyampaikan terima kasih kepada Fransiskus dan mengulangi pesan pendahulunya untuk menjadikan Gereja lebih terlibat dengan dunia modern serta "senantiasa mengedepankan perdamaian, cinta kasih, dan kedekatan dengan masyarakat, terutama mereka yang menderita".
Menjelang konklaf, sejumlah kardinal menginginkan kontinuitas dengan visi Fransiskus mengenai keterbukaan dan reformasi, sementara sebagian lain ingin mengembalikan tradisi lama Gereja.
Berbeda dengan Fransiskus yang menolak banyak simbol tradisional kepausan, Prevost mengenakan jubah merah tradisional paus yang dipadukan dengan jubah putihnya.
Paus terakhir yang menggunakan nama Leo memimpin Gereja dari tahun 1878 hingga 1903. Ia dikenal karena perhatian besarnya terhadap isu-isu keadilan sosial dan sering dianggap sebagai sosok yang meletakkan fondasi bagi ajaran sosial Katolik modern.
Prevost mendapat perhatian dari rekan-rekannya karena gaya kepemimpinannya yang tenang serta dukungannya terhadap visi Fransiskus, khususnya dalam hal komitmen terhadap isu keadilan sosial.
Ia pernah menjabat sebagai uskup di Chiclayo, Peru bagian barat laut, dari 2015 hingga 2023.
Pada tahun yang sama, Fransiskus membawanya ke Roma untuk memimpin kantor Vatikan yang bertugas memilih para pastor yang akan menjabat sebagai uskup di seluruh dunia. Dengan demikian, Prevost memiliki peran penting dalam pemilihan banyak uskup global.
Dalam konferensi pers Vatikan pada tahun 2023, Prevost menyatakan: "Tugas kita adalah memperluas tenda dan memberitahu semua orang bahwa mereka diterima di dalam Gereja."
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.