Skip to main content
Iklan

Dunia

AS keluar dari daftar 10 paspor terkuat di dunia, pertama kali dalam 20 tahun; Singapura tetap #1

Singapura menduduki puncak Indeks Paspor Henley, diikuti Korea Selatan di posisi kedua dan Jepang di posisi ketiga.

AS keluar dari daftar 10 paspor terkuat di dunia, pertama kali dalam 20 tahun; Singapura tetap #1

Paspor AS di tangan seorang wanita di perlintasan perbatasan San Ysidro di San Ysidro, California, 31 Januari 2008. [REUTERS/Fred Greaves]

16 Oct 2025 04:19PM (Diperbarui: 16 Oct 2025 04:45PM)

SINGAPURA: Amerika Serikat keluar dari daftar 10 paspor terkuat di dunia untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, menandai penurunan berkelanjutan dalam kekuatan paspor Amerika.

Menurut Indeks Paspor Henley terbaru yang dirilis pada Selasa (14/10), paspor AS kini berada di peringkat ke-12 secara global, setara dengan Malaysia dan menawarkan akses bebas visa ke 180 dari 227 tujuan.

Singapura, dengan akses ke 193 destinasi bebas visa, menempati posisi teratas, sementara Korea Selatan berada di posisi kedua dengan 190 destinasi, diikuti Jepang di posisi ketiga dengan 189 destinasi.

Paspor Indonesia menduduki peringkat ke-70 dengan 73 destinasi bebas visa. 

Indeks Paspor Henley memeringkat paspor suatu negara berdasarkan jumlah destinasi yang dapat diakses pemegangnya tanpa visa sebelumnya. Indeks ini merupakan salah satu indeks kekuatan paspor yang paling banyak dikutip, bersama dengan Indeks Paspor Arton Capital.

Pada tahun 2014, paspor AS menduduki posisi teratas, tetapi peringkat ini telah menurun selama bertahun-tahun, dan peringkat terbaru ini menandai posisi terendahnya sejak indeks tersebut diluncurkan 20 tahun yang lalu.

Henley and Partners, sebuah firma yang berspesialisasi dalam perencanaan tempat tinggal dan kewarganegaraan, mengaitkan menurunnya kekuatan paspor AS dengan kurangnya resiprositas, dengan mencatat bahwa meskipun paspor Amerika dapat mengakses 180 destinasi bebas visa, hanya 46 negara lain yang dapat memasuki AS tanpa visa.

Hal ini menempatkan AS di peringkat ke-77 dalam Indeks Keterbukaan Henley, yang memeringkat 199 negara dan teritori di seluruh dunia berdasarkan jumlah kewarganegaraan yang diizinkan masuk tanpa visa.

"Menurunnya kekuatan paspor AS selama dekade terakhir lebih dari sekadar perombakan peringkat - ini menandakan pergeseran fundamental dalam mobilitas global dan dinamika kekuatan lunak," kata ketua Henley & Partners, Christian Kaelin, sekaligus pendiri indeks tersebut, yang memanfaatkan data dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).

"Negara-negara yang menganut keterbukaan dan kerja sama semakin maju, sementara negara-negara yang mengandalkan privilese masa lalu justru tertinggal."

SERANGKAIAN PERUBAHAN AKSES

Penurunan dua peringkat paspor Amerika ke peringkat ke-12 menyusul serangkaian perubahan akses, catat Henley and Partners. AS kehilangan akses bebas visa ke Brasil pada bulan April karena kurangnya timbal balik, yang kemudian diikuti dengan dikeluarkannya AS dari daftar bebas visa China yang semakin luas.

Perubahan lebih lanjut yang dilakukan Papua Nugini dan Myanmar juga memengaruhi posisi AS, sementara penerapan sistem e-visa di Somalia dan keputusan Vietnam untuk mengecualikan AS dari daftar perluasan bebas visa turut berkontribusi terhadap penurunan tersebut.

Penurunan peringkat juga terjadi ketika Presiden AS Donald Trump mengetatkan imigrasi dan perjalanan, dengan sasarannya adalah mahasiswa internasional dan pekerja asing.

AS juga telah memberlakukan biaya pemrosesan sebesar US$250 (Rp4,1 juta) untuk aplikasi visa non-imigran dan mewajibkan wawancara tatap muka.

Kesenjangan AS antara akses bebas visa dan keterbukaan merupakan salah satu yang terluas di dunia, kedua setelah Australia dan tepat di atas Kanada, Selandia Baru, dan Jepang.

Henley and Partners mencatat bahwa lima negara dengan kesenjangan terbesar antara kebebasan perjalanan yang mereka nikmati dan keterbukaan yang mereka tawarkan telah mengalami stagnasi atau penurunan peringkat kekuatan paspor mereka selama dekade terakhir.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: CNA/ih

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan