Kibarkan bendera ISIS, mantan tentara AS tabrakkan truk ke kerumunan di New Orleans, 15 orang tewas
Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.15 waktu setempat di kawasan French Quarter yang tengah ramai turis pada peringatan hari Tahun Baru, 1 Januari 2025

Orang-orang berdiri di dekat lokasi penabrakan truk dalam sebuah serangan saat perayaan Tahun Baru di New Orleans, Louisiana, AS, pada 1 Januari 2025. (Foto: Reuters/Eduardo Munoz)
NEW ORLEANS, AS: Seorang mantan tentara Amerika Serikat menabrakkan truk ke arah kerumunan orang pada peringatan hari Tahun Baru di kota New Orleans, menewaskan 15 orang. Dengan bendera ISIS yang berkibar di mobil tersebut, insiden ini diduga kuat aksi terorisme.
Aparat mengumumkan bahwa pelaku adalah Shamsud-Din Jabbar, 42, warga Texas yang pernah bertugas di Afghanistan saat masih bergabung di kemiliteran AS. Jabbar tewas dalam baku tembak dengan polisi usai insiden tersebut.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 waktu setempat di kawasan French Quarter yang tengah ramai turis pada 1 Januari 2025. Wilayah di persimpangan Canal dan Bourbon Streets itu dipenuhi oleh bar, restoran dan pemusik, salah satu destinasi wisata utama kota New Orleans di negara bagian Lousiana.Â
Selain 15 orang tewas, serangan itu juga melukai 30 orang lainnya, termasuk dua polisi dalam baku tembak. Saat itu ada 400 orang polisi yang bertugas mengamankan lokasi di tengah ramainya wisatawan.Â
Sebenarnya sudah ada tiang pembatas atau bollard yang terpasang untuk mencegah mobil masuk ke daerah pejalan kaki. Namun peristiwa itu terjadi ketika petugas tengah memindahkan bollard.
"Kami sudah punya rencana, tapi teroris berhasil mengalahkannya," kata kepala departemen kepolisian New Orleans, Anne Kirkpatrick.Â

Polisi menemukan senjata dan benda diduga bahan peledak di dalam mobil Jabbar. Dua benda diduga peledak lainnya juga ditemukan di jalanan French Quarter, namun berhasil diamankan.
FBI mengatakan bahwa bendera ISIS terlihat dipasang di truk maut tersebut. Saat ini mereka tengah memburu pelaku lainnya yang diduga membantu Jabbar melakukan aksinya.Â
"Kami tidak yakin Jabbar melakukannya sendirian. Kami tengah menelusuri semua jejak, termasuk kawan-kawannya," kata agen khusus FBI Alethe Duncan.Â
Presiden AS Joe Biden mengecam serangan ini dengan menyebutnya sebagai tindakan "tercela". Dia juga mengatakan bahwa aparat tengah mencari hubungan antara kasus ini dengan ledakan mobil Cybertruck Tesla di depan hotel milik Donald Trump di Las Vegas. Sejauh ini, tidak ada bukti yang mengaitkan kedua peristiwa tersebut, kata Biden.
“FBI juga melaporkan kepada saya bahwa hanya beberapa jam sebelum serangan itu, dia (Jabbar) mengunggah video di media sosial yang mengindikasikan bahwa dia terinspirasi oleh ISIS,” kata Biden.
Media CNN yang mengutip aparat mengatakan bahwa Jabbar sempat merekam video yang menyiratkan keinginannya bergabung dengan ISIS, dan berniat membunuh keluarganya setelah bercerai.
ISIS yang sempat tumbuh besar di Irak dan Suriah memang telah melemah, namun menurut para pengamat mereka masih merekrut simpatisan secara online.
Jabbar sendiri adalah mantan tentara AS yang aktif bertugas di kemiliteran antara Maret 2007 hingga Januari 2015, lalu menjadi tentara cadangan hingga Juli 2020 dengan pangkat terakhir sebagai sersan. Dia pernah ditugaskan di Afghanistan pada Februari 2009 hingga Januari 2010 sebagai staf personalia dan ahli TI.
Setelah tidak menjadi tentara, dia bekerja di perusahaan properti di Houston.Â
Akibat serangan teror ini, aparat terpaksa menunda Sugar Bowl, sebuah tradisi pertandingan rugby antarkampus di New Orleans yang digelar setiap hari Tahun baru.Â
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.