Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Dunia

Kekejaman 'mesin kematian' rezim Assad diserupakan tentara Nazi

Kekejaman 'mesin kematian' rezim Assad diserupakan tentara Nazi

Tulang belulang manusia terlihat di lokasi kuburan massal korban pembantaian rezim Bashar al-Assad di Najha, Suriah, 17 Desember 2024. (Foto: Reuters/Ammar Awad)

QUTAYFAH, Suriah: Ditemukannya kuburan massal yang diperkirakan berisikan lebih dari 100.000 jenazah di Suriah menunjukkan kekejaman yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad. Bahkan, pembantaian secara sistematis ini diserupakan dengan apa yang dilakukan tentara Nazi dalam Perang Dunia II.

Hal ini disampaikan oleh jaksa penuntut kejahatan perang internasional Stephen Rapp kepada Reuters pada Rabu (17/12) setelah mengunjungi dua lokasi kuburan massal di kota Qutayfah dan Najha dekat Damaskus.

"Saya tidak meragukan jumlah tersebut setelah melihat kuburan massal ini," kata Rapp soal 100.000 lebih jenazah yang ditemukan dalam kuburan itu.

"Kami tidak pernah melihat yang seperti ini sejak zaman Nazi," kata Rapp, warga AS yang sebelumnya pernah terlibat dalam pengadilan kejahatan perang Rwanda dan Sierra Leone.

Saat ini Rapp bekerja sama dengan kelompok masyarakat sipil Suriah untuk mengumpulkan bukti-bukti kejahatan perang untuk diajukan ke pengadilan.

Dia mengatakan, apa yang dilakukan rezim Assad sangat sistematis, seperti yang dilakukan tentara Nazi di masa lampau.

"Dari polisi rahasia yang menangkapi orang di jalan-jalan dan rumah, sampai sipir penjara dan interogator yang membuat kelaparan dan menyiksa mereka sampai mati, sampai ke supir truk dan buldozer yang menyembunyikan mayat-mayat mereka, ada ribuan orang yang bekerja dalam sistem pembunuhan ini," ujar Rapp.

"Kita bicara soal sistem teror yang dilakukan negara, yang telah menjadi mesin kematian."

Kuburan massal korban pembantaian rezim Bashar al-Assad di daerah Najha, Suriah. (Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh)

Assad kini kabur ke Moskow, Rusia, setelah Damaskus berhasil dikuasai pasukan pemberontak pada 8 Desember lalu, mengakhiri perang saudara selama lebih dari 13 tahun di negara itu. Kini transisi pemerintahan tengah berlangsung secara damai di Suriah.

Diperkirakan ada ratusan ribu orang warga Suriah yang dibunuh Assad sejak 2011 karena dianggap melawan pemerintah. 

Komisi Internasional untuk Orang Hilang di Den Haag, Belanda, mengatakan telah menerima laporan adanya 66 kuburan massal di Suriah. Sejauh ini, komisi itu telah mencatat laporan orang hilang di Suriah sebanyak 157.000 orang.

Sebagai perbandingan, jumlah orang hilang dalam perang Balkan pada tahun 1990-an adalah 40.000 orang.

Setelah tumbangnya rezim Assad, warga di Suriah berhamburan mencari anggota keluarga mereka yang hilang, entah di dalam penjara atau kubur.

Kepala Komisi Internasional untuk Orang Hilang Kathryne Bomberger mengatakan identifikasi jenazah di kuburan massal akan sulit dan memakan waktu lama. Pasalnya, dibutuhkan sampel DNA paling tidak dari tiga anggota keluarga yang akan dicocokkan dengan DNA jenazah yang tinggal tulang belulang.

Source: Reuters/da

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan