Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Dunia

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan di Iran

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan di Iran

Pemimpin tertinggi kelompok Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, berbicara dalam konferensi pers di Teheran, Iran, 26 Maret 2024. (Foto arsip: Reuters/WANA/Majid Asgaripour)

31 Jul 2024 10:57AM (Diperbarui: 31 Jul 2024 11:43AM)

KAIRO: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas di Teheran, Iran, kata kelompok militan Palestina itu dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (31/7).

Dalam sebuah pernyataan, faksi tersebut mengungkapkan duka atas kematian Haniyeh, yang katanya tewas dalam "serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran".

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Selasa.

Garda Revolusi Iran mengatakan Haniyeh tewas bersama salah satu pengawalnya.

"Kediaman Ismail Haniyeh, kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir," kata sebuah pernyataan di situs web berita Sepah milik Korps Garda Revolusi Islam.

Iran tidak memberikan rincian tentang bagaimana Haniyeh terbunuh, dan Garda mengatakan serangan itu sedang diselidiki.

PROFIL PEMIMPIN HAMAS

Haniyeh, seorang Muslim Sunni, memiliki andil besar dalam membangun kapasitas tempur Hamas, sebagian dengan memelihara hubungan dengan Iran yang beraliran Muslim Syiah, yang tidak merahasiakan dukungannya terhadap kelompok tersebut.

Saat masih muda, Haniyeh adalah seorang aktivis mahasiswa di Universitas Islam di Kota Gaza. Ia bergabung dengan Hamas saat Hamas didirikan dalam Intifada Palestina Pertama pada tahun 1987. Ia ditangkap dan dideportasi.

Haniyeh menjadi anak didik pendiri Hamas, Sheikh Ahmad Yassin, yang seperti keluarga Haniyeh adalah pengungsi dari desa Al Jura dekat Ashkelon.

Pada tahun 2003, ia menjadi ajudan Yassin yang tepercaya, difoto di rumah Yassin di Gaza sambil memegang telepon di telinga pendiri Hamas yang hampir lumpuh itu, sehingga ia dapat ikut serta dalam percakapan. Yassin dibunuh oleh Israel pada tahun 2004.

Haniyeh merupakan salah satu pendukung awal Hamas memasuki dunia politik. Pada tahun 1994, ia mengatakan bahwa pembentukan partai politik "akan memungkinkan Hamas untuk menghadapi perkembangan yang muncul".

Awalnya ditolak oleh pimpinan Hamas, usulan tersebut kemudian disetujui dan Haniyeh menjadi perdana menteri Palestina setelah kelompok itu memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006, setahun setelah militer Israel menarik diri dari Gaza.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.

Source: AGENCIES/jt

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan