Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Dunia

Tiada kesepakatan gencatan senjata Gaza; ketegangan meningkat saat Israel-Hizbullah saling tembak rudal 

Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang disajikan mediator, lantas menimbulkan keraguan akan peluang keberhasilan upaya terbaru AS untuk akhiri perang selama 10 bulan di Gaza. 

Tiada kesepakatan gencatan senjata Gaza; ketegangan meningkat saat Israel-Hizbullah saling tembak rudal 

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Kota Hamad yang didanai Qatar, menyusul serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 24 Agustus 2024. (REUTERS/Hatem Khaled)

26 Aug 2024 12:28PM (Diperbarui: 26 Aug 2024 12:34PM)

KAIRO/WASHINGTON: Tidak ada kesepakatan pada hari Minggu (25 Agustus) dalam pembicaraan gencatan senjata Gaza yang berlangsung di Kairo, dengan Hamas maupun Israel tidak menyetujui beberapa kompromi yang disajikan oleh mediator, kata dua sumber keamanan Mesir.

Hal ini menimbulkan keraguan tentang peluang keberhasilan dalam upaya terbaru yang didukung AS untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 10 bulan.

Namun, seorang pejabat senior AS menggambarkan pembicaraan tersebut sebagai "konstruktif", dengan mengatakan bahwa pembicaraan tersebut dilakukan dengan semangat dari semua pihak untuk mencapai "kesepakatan yang final dan dapat dilaksanakan."

"Proses tersebut akan terus berlanjut selama beberapa hari mendatang melalui kelompok kerja untuk membahas lebih lanjut masalah dan rincian yang tersisa," kata pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, seraya menambahkan bahwa tim tersebut akan tetap berada di Kairo.

Pembicaraan yang berlangsung selama berbulan-bulan gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri kampanye militer Israel yang menghancurkan di Gaza atau membebaskan para sandera yang tersisa yang ditawan oleh Hamas dalam serangan kelompok militan tersebut pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang tersebut.

Berbicara pada konferensi pers di Halifax, Kanada, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington masih "berusaha keras" di Kairo untuk mendapatkan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan.

Poin-poin penting yang menjadi perdebatan dalam pembicaraan yang sedang berlangsung yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar termasuk kehadiran Israel di apa yang disebut Koridor Philadelphi, hamparan tanah sempit sepanjang 14,5 km (9 mil) di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Para mediator mengajukan sejumlah alternatif terhadap kehadiran pasukan Israel di Koridor Philadelphi dan Koridor Netzarim yang melintasi bagian tengah Jalur Gaza, tetapi tidak ada yang diterima oleh para pihak, kata sumber-sumber Mesir.

Israel juga menyatakan keberatan terhadap beberapa tahanan Palestina yang dituntut Hamas untuk dibebaskan, dan Israel menuntut mereka keluar dari Gaza jika mereka dibebaskan, sumber-sumber tersebut menambahkan.

Serangan Israel menghantam Lebanon selatan, pada 25 Agustus 2024. (Foto: Reuters TV via REUTERS)

Di Israel utara, Hizbullah yang didukung Iran meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel pada Minggu pagi dengan militer Israel mengatakan pihaknya menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar, dalam salah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang perbatasan.

Rudal terlihat melingkar di langit fajar, jejak uap gelap di belakangnya, saat sirene serangan udara berbunyi di Israel dan ledakan di kejauhan menerangi cakrawala, sementara asap mengepul di atas rumah-rumah di Khiam di Lebanon selatan.

Pada Minggu malam, sirene berbunyi di Rishon Letsiyon, Israel tengah, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dan menambahkan bahwa satu proyektil telah diidentifikasi melintas dari Jalur Gaza selatan dan jatuh di area terbuka. Sayap bersenjata Hamas mengatakan telah menembakkan roket "M90" ke Tel Aviv.

Setiap limpasan besar dalam pertempuran, yang dimulai bersamaan dengan perang di Gaza, berisiko berubah menjadi pertikaian regional yang melibatkan pendukung Hizbullah, Iran, dan sekutu utama Israel, Amerika Serikat.

SERANGAN RUDAL ISRAEL-HIZBOLLAH

Dengan tiga kematian yang dikonfirmasi di Lebanon dan satu di Israel, kedua belah pihak mengindikasikan bahwa mereka senang untuk menghindari eskalasi lebih lanjut untuk saat ini, tetapi memperingatkan bahwa mungkin akan ada lebih banyak serangan yang akan datang.

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan serangan balasan kelompok yang didukung Iran itu, yang merupakan balasan atas pembunuhan komandan senior Fuad Shukr bulan lalu, telah selesai "sesuai rencana".

Namun, kelompok itu akan menilai dampak serangannya dan "jika hasilnya tidak cukup, maka kami berhak untuk menanggapi lain waktu", katanya.

Menteri luar negeri Israel mengatakan negara itu tidak menginginkan perang skala penuh, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan "cerita" tentang perang Israel melawan Hamas belum berakhir.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini

Source: Reuters/ih

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan