Akibat boikot, Starbucks tutup 50 gerai di Malaysia
MALAYSIA: Starbucks di Malaysia dilaporkan mengalami kerugian besar sehingga terpaksa menutup puluhan gerai mereka. Kerugian ini disebut dampak dari boikot pro-Palestina akibat serangan Israel ke Gaza.
Laporan South China Morning Post pada Senin (18 Nov) menyebutkan Berjaya Food Berhad (BFood), pemegang lisensi Starbucks di Malaysia, mengalami kerugian hingga 31,82 juta ringgit atau lebih dari Rp112 miliar berdasarkan laporan kuartal terbaru mereka. Ini adalah kerugian berturut-turut yang dialami BFood selama empat kuartal terakhir.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa penghasilan anjlok hingga lebih dari 50 persen dibanding tahun lalu menjadi hanya sekitar 124,19 juta atau sekitar Rp439 miliar.
Kerugian ini membuat Bfood terpaksa "menutup sementara" 50 dari 408 gerai Starbucks di Malaysia. Termasuk yang ditutup adalah gerai Starbucks di mall Suria KLCC di Menara Petronas, Kuala Lumpur.
Starbucks menjadi sasaran boikot karena dipersepsikan memiliki hubungan dengan Amerika Serikat dan Israel. Starbucks sendiri adalah waralaba kopi asal AS dengan lebih dari 38 ribu gerai di seluruh dunia.
Boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi dengan Israel semakin gencar setelah serangan ke Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari 1 tahun. Perang ini menewaskan lebih dari 41.500 warga Palestina di Gaza, berdasarkan laporan Médecins Sans Frontières pekan lalu.
BFood telah mengeluarkan pernyataan bahwa Starbucks di Malaysia dimiliki oleh warga lokal dan mempekerjakan sekitar 5.000 pegawai warga Malaysia. Selain itu, Starbucks Malaysia juga tidak termasuk dalam daftar boikot yang dikeluarkan organisasi Boycott, Divestment, Sanctions Malaysia, tapi tetap saja boikot dilakukan.
Jika boikot terus berlanjut, Maybank memprediksi kerugian BFood dapat membengkak menjadi 65 juta ringgit pada tahun ini, sementara ekspektasi laba telah dipangkas hingga 15 persen untuk dua tahun ke depan.
Di saat pamor Starbucks terus merosot, jaringan kopi saingan dan kafe independen di Malaysia terus berkembang pesat. Di antara yang menuai untung adalah jaringan kopi seperti Zus Coffee, Bask Bear, dan Gigi Coffee.Â
Tren minum kopi di Malaysia memang tengah meningkat. Statistik pemerintah Malaysia menunjukkan peningkatan konsumsi kopi sebesar 5 persen pada 2022, dengan rata-rata 2,2 kg (4,85 pon) per orang, dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.
📢 Ikuti kuis CNA Memahami Asia eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!
Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya đź‘€
đź”— Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V