WeChat luncurkan fitur kado virtual jelang Tahun Baru, manfaatkan budaya beri hadiah China
Fungsi “Kirim Hadiah” memungkinkan pengguna untuk “menunjukkan apresiasi” kepada kerabat dekat dengan berbagi kado seharga maksimal Rp22,1 juta.
SINGAPURA: Persaingan e-commerce di China semakin memanas dengan pesatnya transformasi digital. Kali ini, kebiasaan memberi kado hari raya menjadi medan pertempuran baru bagi aplikasi media sosial Tiongkok.
WeChat milik Tencent telah menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk mencari, membeli, dan mengirimkan kado kepada teman dan keluarga. Douyin - TikTok versi Tiongkok - telah meluncurkan fungsi pemberian hadiah serupa pada Januari 2024.
WeChat, platform multifungsi yang menawarkan layanan mulai dari pengiriman pesan hingga pembayaran seluler dan permainan, memiliki lebih dari 1,3 miliar pengguna aktif bulanan. Angka ini menjadikannya salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan di dunia.
Fitur baru "Kirim Hadiah" yang ditambahkan ke toko aplikasinya pada 19 Desember memungkinkan pengguna untuk "menunjukkan apresiasi" kepada kerabat dekat dengan mencari produk dengan harga 10.000 yuan (Rp22,1 juta) ke bawah.
Fitur tersebut "diluncurkan secara bertahap", kata WeChat dalam sebuah pernyataan, dan untuk saat ini, fitur tersebut hanya tersedia untuk sejumlah pengguna tertentu di China daratan. "Kami masih bekerja keras untuk meningkatkan fungsi-fungsi yang relevan secara bertahap," kata perusahaan itu.
Mereka yang dapat menggunakan fungsi tersebut membeli hadiah seperti kosmetik dan makanan ringan untuk dikirimkan kepada teman-teman mereka.
Seorang pengguna yang menggunakan nama Diana berbagi pengalamannya mengirim alas bedak senilai 480 yuan kepada seorang teman. Ia memuji "kepraktisan" layanan baru tersebut dan mengatakan bahwa layanan itu berguna untuk hari libur seperti Natal dan ulang tahun.
Dia ingat temannya bereaksi dengan bingung setelah menerima hadiah WeChat-nya.
"(Dia kira) dia dikirimi meme, tetapi sebenarnya itu adalah kado Natal," kata Diana.
Fitur baru WeChat juga memicu diskusi di Xiaohongshu - aplikasi media sosial mirip Instagram - dengan beberapa orang mengungkapkan kegembiraan karena dapat mengirim hadiah ke teman dan saudara dengan cepat, sementara yang lain berkomentar bahwa mereka sangat ingin fitur ini diluncurkan di akun mereka.
Beberapa blogger Xiaohongshu juga membagikan tutorial langkah demi langkah yang menunjukkan kepada pengguna cara mengirim dan menerima hadiah.
Seorang pengguna yang menggunakan nama pengguna Momozi menyatakan keraguannya, dengan mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak perbaikan dan dia tidak melihat pengguna aplikasi yang lebih tua mencoba fungsi pemberian hadiah.
“Pertama-tama, hadiah harus menjadi kejutan. Jika tidak, saya akan mengirim angpao saja,” katanya. “Mengapa tidak mengirim uang saja?”
Ada juga pengguna marah yang meninggalkan ulasan bintang satu di platform layanan pelanggan toko WeChat. Mereka menggambarkan pengalaman tidak menyenangkan yang mereka alami saat berurusan dengan penjual yang tidak responsif dan tidak mengirimkan pesanan, serta kurangnya opsi pengembalian uang.
Cara kerjanya
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membeli produk dari toko WeChat dan mengirimkannya ke pengguna lain melalui format hadiah virtual.
Hadiah dibatasi hingga 10.000 yuan, tidak termasuk perhiasan dan kelas bimbingan belajar, dengan opsi untuk menyembunyikan harga dari penerima.
Setelah memilih produk, pengguna kemudian akan mengklik "kirim ke teman" dan menyelesaikan pembayaran.
Tidak perlu menyertakan alamat pengiriman penerima, kata WeChat dan pesanan hadiah tidak akan berisi informasi pembeli atau detail pembayaran.
Hadiah tidak dapat dipindahtangankan dan pengguna tidak akan diizinkan untuk membatalkan pesanan.
Namun, jika hadiah tidak diterima oleh penerima dalam kurun waktu 24 jam, pesanan akan dibatalkan dan uang akan dikembalikan ke rekening pengirim.
TRANSFORMASI BUDAYA PEMBERIAN HADIAH
Pasar e-commerce Tiongkok adalah yang terbesar di dunia, menghasilkan pendapatan miliaran dolar dan melampaui Amerika Serikat.
Memberi uang dan hadiah merupakan bagian besar dari budaya Tiongkok, dan WeChat sudah memperkenalkan fitur angpao virtual yang terhubung dengan layanan pembayaran digitalnya pada tahun 2014.
Angpao virtual sangat populer di kalangan pengguna yang menerima sejumlah uang dalam bentuk transaksi dengan cepat dan mudah melalui aplikasi mereka, dan mendigitalisasikan tradisi Tiongkok yang sudah mengakar kuat menjelang tahun baru.
Menurut para pakar industri, hal itu juga memberi Tencent keunggulan dalam pertarungan pembayaran digital melawan sistem Alipay milik pesaing e-commerce Alibaba.
Pada tahun 2017 saja, pengguna WeChat bertukar sekitar 46 miliar angpao digital selama periode tahun baru di bulan Januari.
Sama seperti WeChat yang mengubah cara orang memberikan angpao tradisional, dapatkah ia melakukan hal yang sama dengan fitur "pemberian hadiah" yang baru?
“Memberi hadiah merupakan sesuatu yang mengakar kuat dalam budaya Tiongkok, seperti halnya angpao,” kata Li Jianggan, CEO perusahaan ventura Momentum Works yang berbasis di Singapura, seraya menambahkan bahwa kebiasaan belanja dan perilaku memberi hadiah kaum muda Tiongkok sangat berbeda dengan generasi tua.
Analis Dave Xie dari perusahaan konsultan manajemen global Oliver Wyman menyebut fitur baru tersebut sebagai “langkah strategis” dari pihak Tencent.
“Lanskap e-commerce Tiongkok telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh platform yang baru muncul, perilaku konsumen yang terus berkembang, dan adaptasi strategis oleh para pemain lama,” kata Xie kepada CNA.
Basis pengguna WeChat yang “luas” dan koneksi sosial yang erat dapat memberikan keuntungan unik dalam mendorong penggunaan e-commerce, tambahnya.
Dengan lebih dari 1,3 miliar pengguna aktif bulanan, WeChat merupakan “alat yang hebat” dan memiliki sesuatu yang “tidak dimiliki oleh platform e-commerce Tiongkok mana pun”, kata Li, yaitu jaringan pengguna yang besar dan peta sosial yang terpercaya.
“Seiring dengan WeChat yang semakin mendalami perdagangan sosial dan perdagangan langsung, ada kemungkinan besar lanskap persaingan e-commerce (di Tiongkok) akan diubah bentuknya.”
Namun, masih “sulit untuk memprediksi” apakah fungsi pemberian hadiah akan sepopuler angpao digital, kata Li, seraya menambahkan bahwa fungsi ini “bisa diasumsikan” akan memiliki kegunaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pembayaran.
“Meskipun demikian, kami yakin pemberian hadiah hanyalah salah satu dari banyak upaya untuk menanamkan perdagangan sosial secara efektif ke dalam ekosistem WeChat.”
Dengan pembatasan internet pemerintah, layanan terkait aplikasi seperti Facebook Marketplace dan Instagram Shopping tidak tersedia bagi pengguna Tiongkok.
Fungsi pemberian hadiah baru WeChat juga bukan yang pertama di pasar Tiongkok. Awal tahun 2024, Douyin merilis fungsi pemberian hadiah serupa yang disebut “sui xin song” atau “Berikan sesuai keinginan Anda” – yang memungkinkan penggunanya mengirimkan voucher hadiah.
Douyin juga meluncurkan kampanye khusus Tahun Baru Imlek yang memungkinkan pengguna mengirimkan hadiah kepada kerabat dekat. Total hadiah yang terkirim bernilai lebih dari 40 juta yuan.
Pemberian hadiah sosial “secara alami” selaras dengan DNA sosial WeChat, kata Xie, dengan potensi untuk “menciptakan pengalaman belanja sosial yang unik” bagi pengguna di platform tersebut.
Namun, keberhasilan akan bergantung pada kemampuan mengalirkan “interaksi sosial” kepada pertumbuhan penjualan yang berkelanjutan.
Salah satu tantangan terbesar untuk fungsi pemberian hadiah baru ini adalah cara kerja fungsi dan operasinya, kata Li.
“Apa saja pilihan produk yang tersedia… dan bagaimana Anda mengatur pengalaman dan ekspektasi pengguna? Bagaimana (WeChat) dapat mengatur sistem agar tidak disalahgunakan oleh pedagang gelap dan penipu?”
“Ini adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan WeChat jika mereka menemukan formula ajaib yang tepat.”
Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya.