Thailand gelar pernikahan sesama jenis pertama, diikuti ratusan pasangan

Pernikahan sejenis digelar di Bangkok, Thailand. (Foto: Reuters/Chalinee Thirasupa)
BANGKOK: Thailand pada Kamis (23/1) menggelar pernikahan sejenis pertama yang diikuti oleh ratusan pasangan. Pernikahan sejenis ini bisa terlaksana setelah negara itu melakukan perubahan pada undang-undang.
Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan pernikahan sejenis setelah Undang-undang Kesetaraan Pernikahan resmi berlaku pada Kamis pekan ini. Di Asia, Thailand menjadi yang ketiga setelah Taiwan dan Nepal.
Parlemen Thailand mengibarkan bendera pelangi dan kompleks-kompleks perbelanjaan merencanakan acara-acara besar untuk merayakan penerapan undang-undang baru tersebut.
Pada acara nikah massal di pusat perbelanjaan mewah di kota Bangkok, lebih dari 200 pasangan berbaris untuk mengucap janji pernikahan, sebagian mengenakan gaun putih, sebagian lagi mengenakan pakaian tradisional Thailand, setelan jas barat, dan seragam seremonial polisi.
"Sudah 17 tahun kami bertemu di sekolah dan mengalami banyak hal... kami berharap dapat melihat lebih banyak kesetaraan di masa depan," kata Ploynaplus Chirasukon, 33 tahun, berpose untuk foto-foto setelah menerima surat nikah bersama istrinya, Kwanporn Kongpetch.
Kelompok-kelompok LGBT berharap pernikahan di hari pertama ini dapat mencapai 1.448 pasangan, sebuah angka simbolis yang merujuk pada bagian dari hukum perdata Thailand yang mengamandemen kata suami dan istri menjadi "pasangan".
Penyelenggara, bersama dengan lembaga terkait, berencana mendata jumlah pernikahan sejenis di seluruh negeri dan mengajukannya ke Guinness World Records sebagai rekor pernikahan sejenis terbesar di dunia dalam satu hari.

'HANYA LANGKAH PERTAMA'
Kantor-kantor pemerintahan di seluruh Thailand dan kedutaan besar Thailand di luar negeri juga dibuka untuk pendaftaran pernikahan.
"Pernikahan yang setara telah benar-benar menjadi mungkin dengan kekuatan dari semua pihak," kata mantan Perdana Menteri Srettha Thavisin, yang menjabat sebagai perdana menteri saat undang-undang penting ini disahkan tahun lalu.
Dia menandai hari itu sebagai hari yang "dekat dengan hati banyak orang Thailand."
Menurut para pakar hukum, undang-undang pernikahan sesama jenis yang baru ini akan menciptakan inklusivitas bagi kelompok LGBTQ di Thailand. Negara ini sendiri telah sejak lama memiliki reputasi sebagai negara dengan perayaan kebanggaan kelompok LGBTQ.
Namun masih ada kode hukum Thailand yang menyatakan bahwa sebuah keluarga harus terdiri dari ayah yang seorang pria dan ibu yang seorang wanita.
Penyelenggara Bangkok Pride - sebuah festival LGBTQ besar -, Adcharaporn Thongchalaem, mengatakan bahwa pendaftaran pernikahan pada hari Kamis adalah tentang pengakuan, bukan pencatatan.
"Acara ini menunjukkan bahwa banyak pasangan LGBT yang menginginkan akta pernikahan ini. Ini adalah simbol bahwa Thailand siap untuk perubahan menuju kesetaraan. Pernikahan sesama jenis hanyalah langkah pertama," kata Adcharaporn.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.