Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Asia

Tahun depan masuk Johor dari Singapura cukup pakai QR Code, para pengusaha puji kebijakan Malaysia

Dengan peraturan baru ini, pemeriksaan imigrasi perlintasan darat antara Malaysia dan Singapura akan bebas paspor.

Tahun depan masuk Johor dari Singapura cukup pakai QR Code, para pengusaha puji kebijakan Malaysia

Wisatawan Malaysia menggunakan QR Code MyRentas di pos pemeriksaan Bangunan Sultan Iskandar di Johor Bahru pada 25 November 2024. (Foto: Facebook/Unit Komunikasi & Korporat Bangunan Sultan Iskandar)

JOHOR BAHRU: Mulai pertengahan tahun 2025, warga Singapura dan para pelancong asing lainnya bisa dengan mudah melintasi pos pemeriksaan imigrasi Johor menuju Malaysia dengan hanya menggunakan QR Code, tanpa perlu menunjukkan paspor.

Pejabat tinggi pemerintahan negara bagian Johor Lee Ting Han pekan lalu mengatakan bahwa Malaysia menargetkan pemeriksaan imigrasi dengan QR Code diperluas bagi warga Singapura dan pemilik paspor asing lainnya pada pertengahan tahun depan.

Keputusan ini diambil Malaysia setelah mendapatkan permintaan dari berbagai perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Johor-Singapura. Mereka berharap pemeriksaan di salah satu perlintasan darat tersibuk di dunia itu bisa lebih cepat.

Dalam pidatonya pada acara terkait KEK yang diadakan oleh OCBC Bank di Johor Bahru para Rabu pekan lalu, Lee mengatakan penggunaan QR Code bagi warga Singapura dan pemegang paspor asing lainnya adalah langkah penting dalam digitalisasi pergerakan orang di perbatasan darat dan mengurangi kepadatan.

"Ini adalah masalah menahun yang harus kami atasi - pergerakan orang. Per harinya ada 300.000 sampai 350.000 orang (yang melintas), menjadikannya salah satu perbatasan darat tersibuk di dunia," kata lee.

Lee Ting Han - ketua komisi investasi, perdagangan, konsumen, dan sumber daya manusia Johor - menyampaikan pidato dalam acara OCBC Unlocking New Business Opportunities in Johor-Singapore Special Economic Zone di Johor Bahru pada 11 Desember 2024. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

"Baru pagi ini, Singapura mengumumkan akan memperluas perjalanan bebas paspor di pos pemeriksaan Woodlands (dan Tuas) untuk bus pelancong. Di Malaysia kami telah menyelesaikan pengujian awal, dan akan memperluas sistem pemeriksaan QR Code bebas paspor untuk seluruh warga Malaysia mulai awal tahun depan, dan untuk semua pemegang paspor, yang diharapkan pada pertengahan tahun depan."

Berbicara kepada CNA, Lee yang juga merupakan ketua komisi investasi, perdagangan, konsumen dan sumber daya manusia Johor, mengatakan bahwa Malaysia telah mencermati keberhasilan Singapura dalam menggagas perlintasan bebas paspor.

"Kami mencermati dari dekat. Kami telah menyelesaikan pengujian awal dan bersyukur tidak ada masalah teknis yang terjadi, dan langkah ini mendapatkan banyak dukungan dari warga Malaysia yang ingin bepergian dari dan ke Singapura," kata dia.

Pengujian dengan QR Code itu dilakukan antara Juni dan November tahun ini bagi warga Malaysia yang melintasi pos pemeriksaan darat dengan bus dan motor.

Menyusul kesuksesan uji coba itu, Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution Ismail mengatakan kebijakan ini akan diperluas bagi pengendara mobil dan pejalan kaki Malaysia di awal 2025.

Dalam pengujian, Malaysia menggunakan tiga aplikasi berbeda - yaitu aplikasi MyTrip untuk penumpang bus yang melintasi pos imigrasi Sultan Abu Bakar Complex yang terhubung dengan Tuas Second Link, aplikasi MeRentas untuk penggunaan di Bangunan Sultan Iskandar (BSI) ke Causeway, dan aplikasi MyBorderPass untuk pengendara motor.

Foto arsip MyRentas, salah satu aplikasi QR Code di pos pemeriksaan darat Johor. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

MENUAI PUJIAN DARI PARA PENGUSAHA

Berbagai perwakilan perusahaan yang hadir dalam acara OCBC tersebut menyambut baik kebijakan pemerintah Malaysia dalam mempersingkat waktu pemerintah orang dan kargo di perbatasan darat dengan Singapura.

Menurut mereka, selain pemberian banyak insentif seperti keringanan pajak untuk perusahaan yang berinvestasi di KEK, mulus dan singkatnya perlintasan antar perbatasan dengan pemrosesan izin juga penting bagi perusahaan yang ingin berinvestasi di Johor.

KEK Johor-Singapura adalah sebuah inisiatif untuk meningkatkan kolaborasi ekonomi antara kedua wilayah, dengan menawarkan insentif fiskal dan non-fiskal seperti keringanan pajak dan kemudahan bepergian antarkedua negara.

Pemimpin Malaysia dan Singapura telah merundingkan KEK sejak tahun lalu dan kesepakatan penuh diperkirakan akan diteken pada Januari mendatang.

"Datang dari China, kami punya harapan yang besar soal kecepatan (menyelesaikan semuanya) ... ada pergeseran harapan di sisi kami, jadi harapannya sisi sana (pemerintah lokal dan perusahaan) bisa sedikit mengejar," kata Hui Yang, direktur perusahaan manufaktur asal China Tianma Precision.

Tianma Precision yang memproduksi ball bearing untuk kendaraan baru-baru ini menandatangani kesepakatan senilai RM440 juta (Rp1,5 triliun) untuk membuka pabrik di Kawasan Industri Tanjung Langsat, sekitar 25km dari Johor Bahru.

Seow Zhi Yuan - direktur pelaksana perusahaan kelautan Singapura, RMS Marine and Offshore Service - mengatakan kepada CNA bahwa pengumuman Malaysia untuk memperluas penggunaan QR Code disambut baik karena hal ini akan memungkinkan karyawannya untuk melintasi perbatasan dengan lebih cepat.

"Garis perbatasan antara Singapura dan Johor akan semakin terhapuskan di masa mendatang, dan kami adalah mitra yang setara di KEK, jadi paspor seharusnya tidak jadi masalah. Pekerja dan warga seharusnya bisa bergerak dengan bebas, dan ini adalah pertanda kolaborasi yang sebenarnya," kata dia.

Source: CNA/da

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan