Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Asia

Setelah panda dan terakota, China kini berpeluang lakukan 'diplomasi dinosaurus'. Apa itu?

Banyak harta karun berupa fosil yang tersebar di seantero China. Apakah fosil-fosil ini akan memiliki daya tarik yang sama seperti panda dan prajurit terakota?

Setelah panda dan terakota, China kini berpeluang lakukan 'diplomasi dinosaurus'. Apa itu?

Fosil-fosil yang ditemukan di Situs Fosil Dinosaurus Jurassic Dashanpu Tengah, di kota Zigong, provinsi Sichuan, China. (Foto: Weibo/Museum Dinosaurus Zigong)

SINGAPURA: Ratusan juta tahun yang lalu, sebelum kota-kota besar dengan gedung-gedung pencakar langitnya dibangun, dinosaurus dalam berbagai bentuk dan ukuran berkeliaran di China - menguasai darat, laut dan udara sebelum akhirnya punah.

Dari Sichuan sampai ke provinsi Gansu yang melintasi Gurun Gobi, China menyimpan banyak harta karun jurassic bagi para paleontolog. Menurut para ahli, banyaknya fosil dan spesies baru yang ditemukan, menunjukkan kebangkitan dan kemajuan riset dinosaurus China.

"Saat ini, spesies dinosaurus baru yang telah punah terbanyak ditemukan di China," kata paleontolog Amerika Serikat, Thomas Stidham, dalam tulisan opininya di koran Global Times pada Maret lalu. Menurut Stidham, ranah paleontologi China mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Kesuksesan ini, kata Stidham, diawali dengan penemuan fosil "Manusia Peking" pada 1927 dari situs penggalian gua sekitar 50 kilometer dari Beijing. Beberapa tahun kemudian ditemukan tengkorak-tengkorak lain di situs tersebut, bersama dengan gigi dan tulang belulang serta artefak batu dan jejak fosil mamalia.

Penemuan Manusia Peking telah memberikan jawaban atas pernyataan mendasar soal evolusi manusia dan menunjukkan dampak besar dari riset dan temuan di China terhadap studi fosil secara global, kata Stidham.

Stidham menambahkan bahwa penemuan dan riset di China juga telah memberikan dampak yang semakin besar. Salah satunya, kata dia, adalah penemuan dinosaurus berbulu belakangan ini dan penggunaan teknologi canggih seperti CT-scan untuk fosil dan ekstraksi DNA serta molekul yang tersimpan dalam fosil tulang.

Pujian serupa juga disampaikan David Goodman, profesor politk China di University of Sydney.

Berbicara kepada CNA, dia mengatakan bahwa ada peningkatan signifikan pada fokus China dalam penelitian terkait dinosaurus. Menurut Goodman, China melakukan ini bisa karena beberapa alasan, di antaranya untuk mengembangkan teknologi dan kekuatan lunak atau soft power.

"Salah satu alasan mendalami sejarah China adalah soft power ... dalam artian, pemerintah dan pemimpin China ingin menampilkan China sebagai negara yang peduli akan sejarah dan masa lalunya," kata Googdman.

Dari segi jumlah dan keberagaman, fosil yang ditemukan di China tidak ada tandingannya di seluruh dunia, kata para ahli dinosaurus di negara itu.

Situs Fosil Dinosaurus Jurassic Dashanpu Tengah, provinsi Sichuan, adalah salah satu situs penggalian purbakala yang paling kaya dan terkenal di seluruh dunia. Sejauh ini, dari lokasi tersebut telah ditemukan lebih dari 200 fosil dinosaurus dan hewan bertulang belakang lainnya.

Di antara yang ditemukan adalah fosil ikan, amfibi, sauropoda, dan plesiosaurus, serta kerangka stegosaurus yang paling lengkap, ditandai dengan paku ekor yang khas dan lempengan berbentuk layang-layang di punggungnya.

"Fosil-fosil yang tak ternilai harganya ini menjadi material penting bagi riset klasifikasi dinosaurus, bentuk fisik dan sejarah evolusi," kata Huang Xinyue, wakil direktur museum dinosaurus Zigong, kepada Global Times.

DEMAM DINOSAURUS CHINA

Sampai saat ini sudah lebih dari 300 spesies dinosaurus yang ditemukan dan diidentifikasi di China, terbanyak di seluruh dunia.

Berdasarkan penghitungan oleh Institut Palaentologi Vertebrata dan Palaeoantropologi (IVPP) di Beijing, China telah menamai 343 jenis dinosaurus per Desember 2023.

Penghitungan yang sama dilakukan oleh US National Parks Service, yang menyatakan bahwa AS dan China adalah dua negara dengan penamaan dinosaurus terbanyak, dengan masing-masing lebih dari 320 spesies.

Dinosaurus yang pertama kali ditemukan di China adalah Sinosauropteryx, seekor dinosaurus terbang karnivora kecil dan berbulu yang pertama kali dikenal. Dinosaurus ini ditemukan di provinsi timur laut Liaoning oleh seorang pemburu fosil bernama Li Yumin.

Tahun ini terdapat beberapa penemuan dinosaurus yang dilaporkan di China, termasuk di antaranya adalah jejak dinosaurus berusia 120 juta tahun di kota Lufeng, provinsi Yunan. Kota ini memang tujuan favorit para pemburu fosil, sekaligus mendorong pariwisata.

Pada Januari lalu, para peneliti dan arkeolog yang menyisir pegunungan Yanshan di utara China mendapat temuan langka - sebuah fosil dalam kondisi baik yang berasal dari masa 1,63 miliar tahun lalu, memecahkan rekor fosil tertua di dunia untuk jenisnya.

Di bulan berikutnya pada Februari, paleontolog China menggali fosil dinosaurus baru di lokasi kontruksi kota Ganzhou, sebelah timur provinsi Jiangxi.

Fosil tulang belulang tersebut diidentifikasi sebagai sauropoda raksasa bernama Gandititan Cavocaudatus, yang diyakini memiliki leher dan ekor sepanjang lebih dari 5 meter.

Awal bulan ini, paleontolog China juga menemukan dua fosil dinosaurus yang nyaris sempurna di Mongolia Dalam, sebelah utara negara itu.

Temuan mencengangkan ini dinamakan Yuanyanglong Bainian (naga lovebird) yang menjadi grup baru dari dinosaurus oviraptorosaurian. Menurut para peneliti, dinosaurus ini mirip burung karena memiliki tengkorak dengan paruh seperti kakatua.

Fosil yang disebut-sebut sebagai "dinosaurus besar tua" juga ditemukan di sebuah pulau tak berpenghuni di Hong Kong pada Oktober lalu. Penelitian masih terus dilakukan untuk mencari rincian soal spesies fosil ini.

Fosil dinosaurus ditemukan untuk pertama kalinya di Hong Kong pada Oktober 2024. Fosil-fosil tersebut ditemukan di Port Island di timur laut Wilayah Baru. (Foto: Pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong)

Temuan terbaru oleh para ilmuwan China juga mencengangkan. Salah satunya adalah bagaimana dinosaurus herbivora bertanduk dalam rentang waktu 100 juta tahun mengalami penurunan kecerdasan, pendengaran dan penciuman seiring usia yang menua dan tubuh yang membesar.

Penelitian bersama oleh palaentolog Cina dan Amerika Serikat menemukan adanya perubahan pada kemampuan kognitif dinosaurus. Menurut mereka, evolusi penurunan kecerdasan ini juga akan terjadi pada manusia jika terlalu bergantung pada teknologi. 

TANTANGAN DAN PELUANG

Para pakar mengatakan ada peluang besar untuk menjadikan temuan fosil dinosaurus sebagai duta soft power dalam mempromosikan sejarah dan budaya China ke luar negeri, seperti halnya prajurit terakota dan panda. Pasalnya, fosil-fosil yang ditemukan di China kian diakui dan memberikan kontribusi besar dalam dunia paleontologi.

Namun masih ada tantangan dan masalah yang belum terselesaikan di ranah ini, kata para ahli.

Dalam tulisannya pada 2022, paleontolog China Zhou Zhonghe dari IVPP mengatakan penggalian fosil langka oleh pemburu liar masih menjadi masalah yang belum terselesaikan. Selain itu masa depan dunia paleontologi di China juga masih samar, pasalnya menurut Zhou para mahasiswa mengambil studi ini karena menganggapnya sebagai "karier yang menjanjikan", bukan karena menggemarinya.

Berbagai universitas di China, termasuk kampus bergengsi seperti Peking University, mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru untuk studi paleontologi dan semakin sedikit anak muda yang tertarik menggeluti sains.

Paleontolog terkenal China sekaligus direktur IVPP, Xu Xing, kepada media South China Morning Post, mengatakan bahwa banyak ahli paleontologi di negaranya yang memiliki bahasa Inggris terbatas. Akhirnya, mereka terpaksa bekerja sama dengan orang asing untuk menampilkan riset mereka sendiri secara internasional.

Xu mengatakan bahwa paleontolog China dalam seabad terakhir mencoba mengejar ketertinggalan dari kolega internasional mereka. Kini, China ingin menciptakan landasan baru untuk riset global yang mereka pimpin sendiri.

"Saya telah menyaksikan kebangkitan penelitian dinosaurus China di titik terendahnya sampai mencapai kondisi semarak seperti saat ini -- dan kami siap untuk mendunia," kata Xu yang mengaku optimistis soal masa depan penelitian dinosaurus China.

"Pertama kami fokus pada meneliti fosil dinosaurus milik sendiri, karena riset ini telah membuat pengalaman dan teknologi kami meningkat," kata dia. "Meski pendanaan riset di bidang ini tidak bisa sebesar disiplin ilmu lainnya, tapi sudah cukup."

Goodman dari University of Sydney mengaku optimistis dengan masa depan ranah ini di China dan negara ini akan melahirkan paleontog-paleontolog lainnya. "Orang akan selalu tertarik karena (mempelajari dinosaurus) menarik dan di negara sebesar China, selalu ada ruang," kata dia.

Fosil dinosaurus memang akan menjadi sumber kebanggaan China di masa mendatang, tapi menurut Goodman, masih perlu waktu sampai bisa terkenal memiliki dampak yang sama seperti Prajurit Terakota di Xi'an.

"Prajurit Terakota luar biasa dan memiliki dampak yang besar kepada semua hal, baik di dalam dan di luar China," kata dia, seraya menambahkan bahwa pencarian fosil masih merupakan aktivitas yang tengah berkembang di China.

"Apakah (pencarian fosil) akan menjadi hal besar? Bisa jadi," kata dia. "Masih banyak (yang terkubur) di dalam tanah China, yang cukup luar biasa."

Source: CNA/da

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan