Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Asia

Sepanjang sejarah Singapura, Iswaran menteri ketiga tersandung korupsi saat menjabat

Minimnya kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi di Singapura merupakan cerminan dari sikap tegas pemerintahnya terhadap pemberantasan korupsi. 

Sepanjang sejarah Singapura, Iswaran menteri ketiga tersandung korupsi saat menjabat

Mantan Menteri Transportasi Singapura, S Iswaran, divonis bersalah dalam kasus korupsi. Ia terlihat meninggalkan gedung Pengadilan Negeri Singapura pada 18 Januari 2024. (Foto: CNA/Gaya Chandramohan)

Mantan Menteri Transportasi Singapura S. Iswaran dijatuhi hukuman 12 bulan penjara pada Kamis (3/10) atas kasus gratifikasi senilai S$403.300 (Rp4,8 triliun). Tuduhan korupsi yang menjerat Iswaran, merupakan satu dari sedikit kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi pemerintah Singapura.

Secara total, selama 59 tahun negara Singapura berdiri, tercatat hanya ada empat pejabat tinggi pemerintah Singapura yang terlibat kasus korupsi, tiga di antaranya diinvestigasi ketika masih menjabat, satu diinvestigasi setelah sudah tidak menjabat. 

Iswaran menjadi menteri ketiga yang diinvestigasi ketika masih menjabat. 

Minimnya kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi di Singapura merupakan cerminan dari sikap tegas pemerintahnya terhadap pemberantasan korupsi. 

Pada Agustus 2023 lalu, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mencatat bahwa semua kasus korupsi terdahulu telah ditangani oleh mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, "secara menyeluruh, transparan, dan dengan kekuatan penuh hukum."

Selain kasus korupsi yang menjerat Iswaran, berikut tiga kasus korupsi lainnya di Singapura yang melibatkan mantan menteri di Singapura. 

1. TAN KIA GAN, MANTAN MENTERI PEMBANGUNAN NASIONAL, 1966

Pada Agustus 1966, mantan Menteri Pembangunan Nasional Singapura, Tan Kia Gan diselidiki karena mencoba membantu teman dekatnya, Lim Tjin Hauw, dan putranya William Lim, dalam penjualan pesawat Boeing kepada Malaysian Airways.

Tan, yang merupakan bagian dari kabinet pertama mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew, juga bertindak sebagai perantara bagi iparnya dalam penjualan tambang timah kepada Lim.

Sebagai imbalannya, Tan menerima 70.000 lembar saham senilai S$1 (sekarang sekitar Rp11.800) per lembar.

Tan didakwa dan dihukum atas keterlibatannya dalam kasus Boeing tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam, dalam pidatonya tahun 2009.

"Karena saksi tidak ingin melibatkan Tan pada saat itu, Tan secara administratif dicopot dari semua jabatan publiknya oleh Pemerintah," bunyi catatan Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB) saat itu tentang kasus yang menjerat Tan. Catatan itu kini telah diarsipkan

Pada saat didakwa, Tan sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri karena kehilangan kursinya dalam pemilu tahun 1963.

2. WEE TOON BOON, MANTAN MENTERI NEGARA UNTUK LINGKUNGAN, 1975

Pada April 1975, Wee Toon Boon, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Negara untuk Lingkungan Singapura, didakwa atas kasus korupsi senilai S$839.023 (sekarang sekitar Rp9,9 miliar). 

Penyelidikan mengungkapkan bahwa Wee memiliki hubungan dengan miliuner dan pengembang properti Lauw Tjin Ho, yang menjabat sebagai kepala perusahaan properti Lauw and Sons.

Wee menggunakan kekuasaannya sebagai menteri untuk membuat representasi kepada pegawai negeri sipil atas nama Lauw.

Sebagai imbalannya, ia menerima sebuah bungalow senilai S$532.000 (sekarang sekitar Rp6,3 miliar), atap galvanis untuk rumahnya senilai S$3.500 (sekarang sekitar Rp41 juta), tiket pesawat gratis ke Indonesia untuk dirinya dan keluarganya, serta fasilitas overdraft bank senilai S$300.000 (sekarang sekitar Rp3,5 miliar) untuk berspekulasi dalam saham.

Wee dinyatakan bersalah atas korupsi dan dijatuhi hukuman penjara 4,5 tahun serta harus membayar denda sekitar S$7.000 (sekarang sekitar Rp83 juta) .

Hukuman penjaranya kemudian dikurangi menjadi 18 bulan setelah ia berhasil mengajukan banding terhadap salah satu dari lima dakwaan yang menjeratnya. 

3. TEH CHEANG WAN, MANTAN MENTERI PEMBANGUNAN NASIONAL, 1986

Pada November 1986, Biro Investigasi Praktik Korupsi menyelidiki Menteri Pembangunan Nasional Singapura saat itu, Teh Cheang Wan, atas dugaan menerima suap.

Teh dituduh menerima dua suap masing-masing sebesar S$400.000 (sekarang sekitar Rp4,7 miliar) pada tahun 1981 dan 1982. Ia telah menjabat sebagai menteri sejak 1979.

Teh dituduh menerima suap dari dua perusahaan swasta, Hock Tat Development dan Keck Seng, yang diduga ia bantu untuk mempertahankan dan membeli sebidang tanah negara untuk pengembangan pribadi.

Pada 14 Desember 1986, Teh bunuh diri di rumahnya dengan overdosis barbiturat, semacam obat penenang, sebelum secara resmi didakwa di pengadilan atas kejahatannya.

Hingga kematiannya, ia tetap bersikeras bahwa dirinya tidak bersalah.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.

Source: CNA/ps

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan