Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Asia

Turis Singapura meninggal setelah dipijat di Phuket, Thailand

Sementara itu, seorang penyanyi Thailand meninggal setelah dipijat tiga kali dalam waktu sekitar satu bulan, dua di antaranya melibatkan pemelintiran leher.

Turis Singapura meninggal setelah dipijat di Phuket, Thailand

Pantai Patong, Phuket, Thailand (Foto: iStock/zorazhuang)

10 Dec 2024 10:39AM (Diperbarui: 10 Dec 2024 10:42AM)

SINGAPURA: Seorang pria asal Singapura meninggal di Phuket setelah dipijat selagi berlibur di Pantai Patong.

Pria berusia 52 tahun itu mengunjungi tempat pijat di tempat wisata populer itu pada Sabtu (7/12), kata Bangkok Post mengutip polisi Thailand.

Lee Mun Tuk, yang diberi "pijat tubuh dengan minyak" selama 45 menit, berhenti bernapas tak lama setelah layanan itu.

Staf tempat pijat itu meminta bantuan polisi dan petugas medis ketika Lee tidak tersadarkan kembali setelah dilakukan resusitasi jantung paru-paru (CPR), kata kepala polisi Patong Chalermchai Hernsawad.

Khaosod English mengatakan Lee mengalami kesulitan bernapas. Istrinya memberi tahu pihak berwenang bahwa dia tidak curiga ada tindak kejahatan dan mengatakan suaminya sebelumnya memang memiliki kondisi kesehatan.

Istri Lee juga tidak setuju untuk diautopsi dan berencana untuk membawa pulang jenazah suaminya untuk upacara keagamaan, lapor media Thailand.

PENYANYI THAI MENINGGAL SETELAH TIGA PIJAT

Meskipun penyebab kematian belum diketahui dalam kasus Lee, insiden itu terjadi pada akhir pekan yang sama ketika seorang penyanyi Thailand meninggal setelah dipijat tiga kali dalam waktu sekitar satu bulan.

Dua di antaranya melibatkan pemelintiran leher, kata Bangkok Post.

Chayada Prao-hom telah mengunggah tentang kondisinya di Facebook pada awal November, mengatakan bahwa ia mencari perawatan di panti pijat di Udon Thani untuk mengatasi nyeri tubuh.

Namun, setelah sesi pertama, ia merasakan nyeri di bagian belakang kepalanya. Lengannya kemudian mulai mati rasa dan ia kembali ke panti pijat untuk sesi kedua yang malah memperburuk kondisinya.

Ia menjelaskan dalam unggahan Facebook-nya bahwa ia bertahan dengan perawatan tersebut karena ia telah mempelajari pijat Thai sebelumnya, dan bahwa ibunya juga seorang tukang pijat.

Setelah sesi ketiganya, ia mengalami pembengkakan dan memar yang berkembang menjadi mati rasa di dada dan perutnya. Ia akhirnya tidak dapat mengangkat lengan kanannya dan mengatakan bahwa tubuhnya berfungsi kurang dari 50 persen.

Nona Chayada dinyatakan meninggal di sebuah rumah sakit di Udon Thani sekitar pukul 6 pagi pada hari Minggu. Ia meninggal karena infeksi darah dan pembengkakan otak, kata Bangkok Post.

Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah tempat pijat yang dikunjunginya terakreditasi dan mempunyai izin untuk menyediakan layanan tersebut.

Menurut situs web Pusat Kesehatan Komplementer dan Integratif Nasional Amerika Serikat, risiko efek berbahaya dari pijat rendah.

Namun, ada laporan langka tentang efek samping serius, seperti pembekuan darah, cedera saraf, atau patah tulang.

Kasus-kasus seperti itu biasanya melibatkan jenis pijat yang kuat, tambahnya.

Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.

Source: CNA/jt

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan