Meta minta maaf usai hapus postingan PM Malaysia soal pembunuhan Haniyeh

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada 23 Mei 2024. (Foto arsip: Reuters/Franck Robichon)
KUALA LUMPUR: Meta Platforms meminta maaf pada hari Selasa (6/8) karena secara keliru menghapus unggahan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di media sosial yang berisi ucapan belasungkawa atas pembunuhan petinggi Hamas, Ismail Haniyeh.
Perusahaan induk Facebook dan Instagram itu meminta maaf atas "kesalahan operasional", kata juru bicara Meta kepada Reuters.
Meta menambahkan bahwa konten tersebut telah dipulihkan dengan "label layak diberitakan yang benar".
Perusahaan teknologi tersebut merespons pemerintah Malaysia yang pada hari Senin menuntut permintaan maaf dari Meta.
Dalam pernyataannya, pemerintah memandang tindakan Meta sebagai "diskriminatif, tidak adil, dan penindasan terang-terangan terhadap kebebasan berekspresi".
"Hal ini juga dipandang sebagai penghinaan terhadap perjuangan sah rakyat Palestina dalam mengejar keadilan dan hak asasi manusia," demikian bunyi pernyataan tersebut.
"Kami juga menekankan bahwa penghapusan unggahan ini telah berdampak besar pada rakyat Malaysia dan komunitas global, yang sangat menyadari penderitaan rakyat Palestina dan kekejaman yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel, sebagaimana tercatat dalam sejarah."
Pernyataan tersebut menekankan bahwa "keputusan sepihak" Meta untuk menyensor konten di akun Anwar menimbulkan pertanyaan tentang transparansi kebijakan moderasi konten perusahaan tersebut.
Dalam postingannya, Anwar menuliskan penghormatan untuk mendiang Haniyeh, yang ia gambarkan sebagai "sahabat yang akrab dan tokoh pejuang sejati rakyat".
Unggahan tersebut dilaporkan telah dihapus dengan judul "individu dan organisasi berbahaya".
Meta melarang konten yang memuji Hamas, dan menggunakan deteksi otomatis serta peninjauan manusia untuk menghapus atau memberi label pada postingan.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.