Mengintip cara jitu Singapura mengatasi banjir
Selama sepuluh tahun terakhir, Singapura telah menginvestasikan S$2 miliar (sekitar Rp23 triliun) untuk meningkatkan infrastruktur drainase, salah satunya dengan membangun tangki raksasa di bawah tanah.
SINGAPURA: Badan air nasional Singapura, PUB, menyadari betul bahwa volume hujan akan semakin tinggi akibat perubahan iklim, dan tidak ada yang bisa mengubah fakta itu.
Karena alasan inilah, direktur departemen penangkapan dan aliran air PUB, Maurice Neo, mengatakan mereka akan terus memantau cuaca dan meningkatkan sistem drainase demi mencegah banjir.
"Kami terus meningkatkan sistem drainase dan juga meninggikan wilayah-wilayah yang rendah. Kami melihat di seluruh dunia terjadi cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir parah," kata dia kepada CNA bulan ini.
"Itulah mengapa penting bagi kita untuk menyadari bahwa cuaca ekstrem dapat menyebabkan sistem drainase kewalahan dan menyebabkan banjir bandang."
Awal bulan ini saja, banjir bandang sudah beberapa kali terjadi di Singapura.
INOVASI SINGAPURA MENGATASI BANJIR
Untuk meningkatkan infrastruktur drainase, Singapura telah menginvestasikan S$2 miliar (sekitar Rp23 triliun) selama sedekade terakhir dan S$1,4 miliar (sekitar Rp16 triliun) antara 2021 dan 2025, kata Neo.
Dengan langkah ini, Singapura telah berhasil mengurangi wilayah rawan banjir dari sekitar 3.000 hektare pada tahun 1970-an menjadi sekitar 30 hektar saat ini.
Saat ini PUB juga tengah mendata mana saja sistem drainase yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Neo mengatakan, saat ini ada delapan proyek kanal dan 20 proyek sistem drainase tepian jalan yang tengah mereka garap.
Memperlebar saluran air adalah salah satu opsi yang bisa dijalankan untuk mencegah banjir. Namun menurut Neo opsi ini tidak bisa dilakukan di semua tempat karena keterbatasan lahan yang ada.
Akhirnya PUB menggelontorkan inovasi dan bekerja sama dengan badan lain di Singapura untuk mewujudkannya.
Salah satunya adalah membangun tangki penampungan air Stamford (SDT) pada 2018 untuk melindungi Orchard Road dari banjir. Sebelumnya pada 2010 dan 2011, wilayah Orchard yang terkenal sebagai destinasi belanja di Singapura kebanjiran, menyebabkan kerugian besar terhadap bangunan dan tempat usaha.
Tangki air Stamford dibangun di bawah permukaan Botanic Gardens dengan tinggi hingga 30 meter dan mampu menampung 38.000 meter kubik air - setara 15 kali ukuran kolam renang Olimpiade.
Ketika terjadi hujan lebat, air berlebih dari saluran sepanjang Holland Road akan dialirkan ke SDT. Setelah hujan mereda, air di SDT akan dipompa keluar melalui saluran air Kanal Pengalihan Stamford (SDC) ke sungai.
PUB dalam situsnya menyebutkan bahwa SDT dan SDC adalah proyek infrastruktur drainase kompleks yang dibangun menggunakan teknologi tinggi. Pembangunannya memakan waktu empat tahun dan menghabiskan anggaran hingga senilai hampir Rp4 triliun.
Sistem serupa digunakan di daerah permukiman yang tidak dapat dipasangi saluran air, kata Neo. Di Jalan Besar, ditempatkan stasiun pemompa air Syed Alwi untuk melindungi permukiman tua yang berada di permukaan rendah dari banjir.
KESIAPAN MASYARAKAT
Neo mengatakan, untuk membantu kerja PUB dalam melindungi Singapura dalam mengatasi banjir, masyarakat juga mesti memiliki kesiapan.
Para pengembang di Singapura diharuskan merancang bangunan yang telah memenuhi standar PUB dan memastikan sistem saluran airnya terawat, ujar Neo.
Masyarakat di wilayah rawan banjir juga harus bekerja sama dengan petugas untuk melindungi diri mereka. Neo mengatakan, masyarakat bisa mengikuti akun sosial media PUB atau aplikasi pesan seperti Telegram untuk memantau potensi banjir.
PUB juga akan terus melakukan pemantauan tingkat curah hujan di Singapura.
"Ini penting, agar kami bisa memperingatkan masyarakat lebih dini sehingga mereka bisa terhindar dari banjir dan bersiap jika banjir datang," ujar Neo.
"Perkiraan dan peringatan dini ini akan membantu saya dalam menurunkan petugas ke lapangan untuk membantu masyarakat."
Sejauh ini PUB telah mendata 700 perumahan dan tempat usaha yang berada di daerah rawan banjir, seperti di Beach Road dan Lorong Buangkok, dan daerah-daerah titik banjir seperti Cavenagh Road/ Kramat Lane dan Hougang Ave 8.
Daerah rawan banjir adalah daerah berpermukaan rendah dengan riwayat banjir sebelumnya. Sementara daerah titik banjir adalah daerah yang pernah mengalami banjir bandang meski tidak berada di permukaan rendah.
KOLABORASI UNTUK KEWASPADAAN BANJIR
Untuk meningkatkan ketahanan terhadap banjir, PUB pada pertengahan November ini telah melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Salah satunya adalah berkolaborasi dengan Grab untuk menyebarkan peringatan banjir secara live kepada para mitra taksi dan kurir pengantar makanan melalui aplikasi merekamulai tahun depan.
Selain Grab, PUB juga berkolaborasi dengan perusahaan transportasi lainnya seperti ComfortDelGro dan Motorist untuk membagikan tips keamanan berkendara ketika hujan dan banjir kepada para pengemudi dan penggunanya.
PUB juga akan membagikan stiker kewaspadaan banjir untuk ditempelkan di mobil-mobil taksi online mulai 2 Desember mendatang.
📢 Kuis CNA Memahami Asia, eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia, sudah dimulai. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!
Cek info selengkapnya di sini: https://www.cna.id/kuis-info