Mengenal Lawrence Wong, calon PM Singapura yang piawai memetik gitar
Wakil perdana menteri Singapura Lawrence Wong akan mengambil alih tampuk pimpinan dari Lee Hsien Loong pada 15 Mei mendatang.
SINGAPURA: "Saya siap untuk tugas berikutnya," kata Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pada konvensi Partai Tindakan Rakyat (PAP) November tahun lalu.
"Saya akan mengerahkan sepenuhnya, hati dan jiwa," kata dia, seraya menambahkan bahwa dia telah mempersiapkan diri untuk mengemban "tanggung jawab terbesar" dalam kariernya - yaitu mengambil alih tampuk pimpinan dari Lee Hsien Loong untuk menjadi perdana menteri Singapura berikutnya.
Tugas itu sudah di depan mata ketika Lee pada Senin (15 Apr) mengumumkan akan pensiun. Wong secara resmi akan menjadi perdana menteri keempat Singapura pada 15 Mei mendatang.
AWAL KARIER SEBAGAI POLITISI
Wong, 51, mengawali kariernya di perpolitikan Singapura pada 2011 ketika dia terpilih sebagai anggota parlemen di West Coast. Dua pekan setelah pemilu, dia menempati jabatan politisnya setelah penunjukan sebagai Menteri Negara untuk Pendidikan dan Pertahanan.
Pada pemilu 2015, Wong mengikuti pemilihan anggota dewan untuk konstituen Marsiling-Yew Tee. Sejak saat itu, kariernya melesat dengan menduduki berbagai jabatan di kementerian.
Di antaranya Wong sempat bertugas sebagai pelaksana tugas menteri pada 2012 di Kementerian Kebudayaan, Komunitas dan Pemuda. Dua tahun kemudian, dia ditunjuk menjadi menteri penuh di kementerian tersebut.
Usai pemilu 2015, dia ditunjuk menjadi Menteri Pembangunan Nasional Singapura dan menjabat posisi tersebut hingga Juli 2020.
Pada 2020, Wong ditugaskan menjadi ketua satuan tugas COVID-19 bersama dengan Menteri Kesehatan ketika itu, Gan Kim Young.
Bersama dengan Gan dan menteri kesehatan penggantinya, Ong Ye Kung, Wong memimpin Singapura dalam strategi mengatasi pandemi. Wong adalah sosok yang kerap muncul dalam konferensi pers membacakan pengumuman penting di masa-masa sulit tersebut.
Menurut para pengamat politik, gaya kepemimpinan yang tegas selama pandemi COVID-19 serta cara dia menjelaskan kebijakan dengan jelas dan terperinci kepada publik, membuat Wong layak menjadi pemimpin Singapura berikutnya. Wakil PM lainnya, Heng Swee Keat, sejak April 2021 telah menyatakan tidak akan mengincar posisi PM.
Heng yang ketika itu berusia 60 tahun mengatakan usianya sudah terlalu tua untuk menjabat PM setelah pandemi usai.
Wong sempat menjabat menteri pendidikan sebelum ditunjuk menjadi menteri keuangan menggantikan Heng dalam perombakan kabinet. Posisi menkeu Singapura selalu diisi oleh politisi top dari PAP, mengisyaratkan sinyal akan karier Wong ke depannya.
Sinyal tersebut terbukti pada April 2022 ketika Wong ditunjuk menjadi pemimpin PAP tim generasi keempat atau 4G.
Pada perombakan kabinet berikutnya dua bulan kemudian, dia dipromosikan menjadi wakil PM, rangkap jabatan sebagai menkeu.
Sejak mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin Singapura berikutnya, Wong telah didaulat untuk membacakan pidato-pidato penting, salah satunya pada Aksi May Day tahun lalu menggantikan PM Lee.
Dia juga telah meluncurkan Forward Singapore, sebuah gambaran sekilas tentang bagaimana dia dan tim 4G membawa negara itu ke depan.
PNS DAN PEMETIK GITAR
Sebelum merambah dunia politik, Wong menggeluti karier sebagai pegawai negeri sipil (PNS) selama 14 tahun.
Dia mulai bekerja di Kementerian Perdagangan dan Industri pada 1997 sebelum pindah ke kementerian keuangan dan kesehatan.
Pada 2005, Wong menjadi sekretaris pribadi utama Perdana Menteri.
Pada 2008, dia bergabung dengan Otoritas Pasar Energi sebagai wakil kepala eksekutif dan dipromosikan menjadi kepala eksekutif pada 2009.
Dua tahun kemudian, ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut untuk memasuki dunia politik sebagai yang termuda dari lima kandidat yang digadang akan menjadi inti dari kepemimpinan 4G PAP.
The Straits Times pernah melaporkan, Wong mengundurkan diri dari sektor publik untuk memasuki dunia politik setahun sebelum mencapai 15 tahun masa kerja. Di Singapura, PNS boleh mengajukan pensiun setelah bekerja di pemerintahan selama 15 tahun.
"Memang sayang sekali, tapi (pensiun) bukan faktor pertimbangan saya saat itu," kata dia.
Menggambarkan kehidupan pribadinya, Wong menyebut bahwa dia dibesarkan di "keluarga biasa" di apartemen subsidi pemerintah Marine Parade.
Mendiang ayahnya lahir di Pulau Hainan, China, dan merantau ke Malaysia saat masih kecil sebelum akhirnya berlabuh di Singapura untuk bekerja di bidang pemasaran.
Ibunya adalah seorang guru yang menurut Wong adalah seorang yang disiplin, baik ketika di sekolah maupun di rumah. Beberapa kali dalam wawancara dan pidatonya Wong memuji ibunya karena berhasil menjalani tugas mengajar sembari merawat dirinya dan saudaranya.
Wong adalah alumni dari Sekolah Dasar Haig Boys, tempat ibunya mengajar. Di masa remajanya, ia bersekolah di Sekolah Menengah Tanjong Katong, yang ia pilih karena dekat dengan rumahnya, dan kemudian melanjutkan sekolah di Victoria Junior College.
Dia memperoleh gelar sarjana dan master di bidang ekonomi dari University of Wisconsin-Madison dan University of Michigan-Ann Arbor, Amerika Serikat. Gelar master di bidang administrasi publik diperolehnya dari Harvard Kennedy School, AS.
Di luar pekerjaannya, suami dari Loo Tze Lui ini dikenal sebagai pecinta musik dan pemetik gitar yang piawai.
Kecintaannya pada gitar bermula ketika ayahnya membelikannya gitar pertama di usia delapan tahun. Sejak saat itu, setiap akhir pekan dia meminjam buku pelajaran gitar di perpustakaan Marine Parade. Gitar itu pun tak ketinggalan dibawanya ketika Wong mendapat beasiswa pemerintah untuk kuliah di AS.
Menurut Wong, bermain gitar telah membantunya meredakan stres dan bersantai.
PM Singapura berikutnya ini juga telah mengunggah beberapa video dirinya saat bermain gitar. Salah satu video yang diunggahnya adalah ketika Wong memainkan lagu Love Story milik Taylor Swift sebagai persembahan kepada para guru di Hari Guru tahun lalu.