Kekerasan meletus di Thailand Selatan, menewaskan lima orang, melukai 13 lainnya

Foto arsip: Polisi memeriksa kendaraan di pos pemeriksaan di Yala, Thailand Selatan, saat kerusuhan terjadi sejak 2004. (Foto: CNA/Fadza Ishak)
BANGKOK: Lima orang tewas dan lebih dari selusin lainnya terluka dalam dua serangan di wilayah selatan Thailand yang bermasalah, kata polisi pada Minggu (9/3).
Konflik tingkat rendah telah terjadi di provinsi paling selatan Thailand sejak 2004, menewaskan lebih dari 7.000 orang, saat pemberontak di wilayah mayoritas Muslim itu berjuang untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar.
Menurut laporan AFP, sekelompok lebih dari 10 penyerang melepaskan tembakan di luar kantor distrik Sungai Kolok, sebuah kota di perbatasan Malaysia-Thailand, sekitar pukul 7 malam pada Sabtu, kata polisi provinsi.
Mereka juga melemparkan bahan peledak dan meledakkan bom dalam serangan yang menewaskan dua relawan pertahanan yang menjaga kantor dan melukai 12 lainnya, termasuk empat warga sipil, kata polisi provinsi Narathiwat.
Dalam serangan terpisah di provinsi tetangga Pattani pada Sabtu malam, sebuah bom pinggir jalan menewaskan tiga orang, termasuk dua asisten desa setempat dan seorang penjaga yang menjaga daerah tersebut.
Satu orang juga terluka dalam insiden tersebut, yang terjadi sekitar pukul 11 ​​malam (Minggu, 12 malam, waktu Singapura) di distrik Saiburi, kata polisi setempat.
Wilayah selatan Thailand secara budaya berbeda dari wilayah Thailand yang mayoritas beragama Buddha, yang menguasai wilayah tersebut lebih dari satu abad yang lalu. Wilayah tersebut dijaga ketat oleh pasukan keamanan Thailand.
AFP melaporkan bahwa Perdana Menteri Thailand Paethongtarn Shinawatra mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa jumlah pasukan keamanan di selatan yang bekerja shift malam "pasti perlu ditingkatkan" setelah serangan tersebut.
Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Menangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.