Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Asia

Libur akhir pekan kembali ke Sabtu-Minggu, keputusan pemerintah Johor disambut gembira

Sebelumnya libur akhir pekan Johor adalah Jumat-Sabtu. Keputusan Johor mengembalikan libur ke Sabtu-Minggu disebut bisa meningkatkan kualitas hidup, perekonomian dan pengeluaran untuk rekreasi.

Libur akhir pekan kembali ke Sabtu-Minggu, keputusan pemerintah Johor disambut gembira

Keluarga bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama karena Johor akan mengembalikan libur akhir pekan mulai 1 Januari 2025. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

JOHOR BAHRU: Sejak mulai bekerja di Singapura dua tahun yang lalu, sebagai warga Johor, Malaysia, Shariff Asrul hanya bisa menghabiskan waktu berkualitas dengan dua putranya sekali sepekan - yaitu pada Sabtu.

Shariff bekerja siang hari di pabrik daerah Woodlands dari Senin hingga Jumat, sementara dua putranya yang sekolah di SMP Permas Jaya, Johor Bahru, libur akhir pekan pada Jumat dan Sabtu.

Kebijakan libur akhir pekan Jumat-Sabtu dikeluarkan Sultan Ibrahim Iskandar sejak Januari 2014, dengan alasan menghormati Jumat sebagai hari sakral bagi umat Islam.

"Sulit bagi saya, karena di hari kerja saya berangkat pagi saat langit masih gelap dan pulang saat sudah gelap juga. Dan saat saya libur di hari Minggu, mereka masuk sekolah," kata Shariff, 42.

Namun mulai 1 Januari tahun depan, Shariff akan memiliki lebih banyak waktu dengan anak-anaknya karena Johor mengembalikan libur akhir pekan ke Sabtu dan Minggu.

Pemimpin Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim mengatakan perubahan yang diumumkan pada 7 Oktober ini telah mendapat persetujuan dari Sultan Malaysia dan Dewan Agama Islam Johor.

"Saya tidak sabar untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak, makan di luar, belanja, atau bahkan jalan-jalan ke Melaka, Muar," kata Shariff kepada CNA.

Perubahan hari libur juga disambut baik banyak pihak di Johor, termasuk pagawai pemerintahan, pelaku usaha dan keluarga, meski ada seorang politisi yang menentangnya dan tidak semua perusahaan akan mengubah jam operasional mereka.

Pengusaha dan keluarga di Johor mengatakan perubahan libur akhir pekan akan menguntungkan mereka secara finansial. Sementara menurut pengamat, perubahan ini mengharuskan perusahaan memberikan waktu yang cukup bagi karyawan untuk ibadah salat Jumat.

Menteri Besar Johor Onn Hafiz Ghazi di Facebook pada 7 Oktober lalu mengatakan perubahan ini akan memengaruhi 587.343 pelajar dan 1,9 juta pekerja di Johor. Sebelumnya pada 2022, dia mencatat adanya keluhan dari masyarakat soal perbedaan libur akhir pekan antara sektor pemerintah dan swasta. 

Para pekerja swasta akan lebih mudah merencanakan kegiatan akhir pekan bersama anak-anak mereka mulai tahun depan. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

SULIT MENGHABISKAN WAKTU DENGAN ANAK

Para orang tua yang bekerja di Singapura seperti Shariff dan karyawan swasta di Johor menyambut baik perubahan libur akhir pekan dan tidak sabar untuk menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan mereka.

Lebih dari setengah siswa di SMP Permas Jaya Johor punya orang tua yang bekerja di Singapura, sementara sebagian lainnya bekerja di perusahaan swasta di Johor yang libur Sabtu-Minggu, kata Mohammad Rizan Samsudin, ketua komite orang tua dan guru di sekolah tersebut.

Mohammad Rizan Samsudin, ketua komite orang tua di SMP Permas Jaya mengantarkan putrinya ke sekolah pada 9 Oktober 2024. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

Saat ini, kata Rizan, banyak orang tua terpaksa meminta izin anaknya tidak masuk sekolah di hari Minggu karena masih dalam perjalanan pulang dari kampung untuk bertemu keluarga besar.

Sementara, lanjut dia, orang tua lainnya yang tidak mampu menyewa pengasuh terpaksa meninggalkan anak-anak mereka yang sedang libur sendirian di rumah pada Jumat.

Shariff sendiri mengandalkan tetangganya untuk menjaga kedua putranya pada hari Jumat ketika dia dan istrinya masuk kerja.

"Dengan jadwal yang ada saat ini, hari Jumat dan Sabtu terbuang percuma karena kami tidak bisa menikmati libur bersama sebagai keluarga," kata dia.

Dr Lee Hwok-Aun, peneliti senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapore, mengatakan perubahan libur akhir pekan akan meningkatkan kualitas hidup keluarga di Johor.

MERAUP KEUNTUNGAN FINANSIAL

Keputusan mengubah libur akhir pekan juga bisa membuat Johor meraup keuntungan finansial dan mendongkrak pemasukan di industri pariwisata, serta juga membuka peluang peningkatan kerja sama antara perusahaan di Johor dan Singapura, ujar para pengamat.

Dampak perubahan ini akan sangat kecil bagi warga Singapura yang berkunjung, karena tempat-tempat usaha di Johor memang sudah selalu pada Sabtu dan Minggu. Pusat Izin Masuk Kendaraan, tempat pemasangan tag identifikasi frekuensi radio untuk memasuki Malaysia lewat darat, juga tetap buka di akhir pekan.

Karena keluarga bisa menghabiskan waktu bersama di akhir pekan, Johor diproyeksi mengalami peningkatan pendapatan di sektor pariwisata dan perdagangan sehingga membantu pertumbuhan ekonomi, kata   mantan wakil menteri perdagangan dan industri internasional Ong Kian Ming dan Lee Ting Han, perwakilan dari pemerintah negara bagian Johor, kepada CNA.

Lee yang merupakan ketua komite investasi, perdagangan, konsumen dan sumber daya manusia Johor, juga mengatakan, dengan libur akhir pekan yang sama dengan Kuala Lumpur dan Putrajaya, serta sektor swasta dan Singapura, maka dapat meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

Libur di hari yang sama dengan yang lain akan merampingkan operasional bisnis dan memudahkan penjadwalan serta koordinasi untuk perdagangan, logistik dan keuangan, kata Lee.

Lee Ting Han, ketua komite investasi, perdagangan, urusan konsumen dan sumber daya manusia Johor. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

Ibu kota negara Malaysia, Kuala Lumpur, dan pusat pemerintahan Putrajaya libur akhir pekan pada Sabtu dan Minggu. Perubahan libur di Johor akan memuluskan operasional di tingkat pemerintahan, kata Lee.

"Terutama untuk kolaborasi di pusat-negara bagian, akan membantu tugas-tugas antarpemerintahan dan komunikasi, serta mempercepat proses pengambilan keputusan," kata Lee.

Menurut Samuel Tan, CEO lembaga konsultan properti Olive Tree, perubahan hari libur yang pro-pengusaha akan membantu perusahaan-perusahaan dalam berkonsultasi dan berkomunikasi dengan pemerintah.

Tan yang perusahaannya melayani konsultasi perusahaan asing untuk berinvestasi properti di Johor mengatakan, kebijakan baru ini akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi alur kerja serta menghilangkan kebingungan yang tidak perlu.

"Dengan inisiatif baru seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Finansial Khusus (KFK) Johor-Singapura, kami memperkirakan akan ada lebih banyak lagi perusahaan multi-nasional asing yang mulai beroperasi di Johor," kata dia.

KEK dan KFK dibentuk untuk meningkatkan perekonomian Johor melalui kerja sama dengan Singapura. Dengan kawasan khusus ini, perusahaan-perusahaan besar di Singapura bisa merelokasi sebagian operasional mereka ke Johor Selatan.

Dengan libur akhir pekan yang sama, maka komunikasi dan pengambilan keputusan tidak akan lagi tertunda, serta memungkinkan interaksi, pertemuan, dan kolaborasi yang lebih mulus setiap harinya, kata Lee yang juga terlibat dalam perundingan soal KEK dengan pemerintah Singapura.

Diana Khairuddin, konsultan SDM di HR Edge yang berbasis di Kuala Lumpur, mengatakan libur yang sama dengan pasar internasional membuat Johor akan lebih menarik bagi investor global.

Hal ini juga berpotensi menarik talenta dari Singapura dan seluruh dunia, serta memfasilitasi investasi untuk sektor-sektor seperti logistik, perdagangan dan manufaktur, tambah Diana.

Libur akhir pekan yang baru di Johor disebut dapat meningkatkan produktivitas. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

KEKHAWATIRAN SOAL IBADAH SALAT JUMAT

Ada segelintir masyarakat Johor yang mendesak pemerintah agar tetap mempertahankan hari libur akhir pekan seperti sekarang.

Anggota parlemen dari distrik Pasir Gudang, Hassan Abdul Karim, dalam postingannya di Facebook mengatakan bahwa Jumat adalah "hari suci" dalam Islam yang sangat dihormati masyarakat Muslim. 

"Johor adalah bagian dari Negara Bagian Melayu Tak Berfederasi, dan di negara bagian ini, hari libur akhir pekan adalah Jumat dan Sabtu," kata politisi anggota Parti Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Ada lima Negara Bagian Melayu Tak Berfederasi yaitu Johor, Kedah, Kelantan, Perlis dan Terengganu. Status ini diberikan oleh kolonial Inggris sebelum kemerdekaan Malaysia untuk negara bagian yang dilindungi dan berbeda dengan daerah lainnya.

Saat ini, Kedah, Kelantan dan Terengganu masih memberlakukan hari libur akhir pekan pada Jumat dan Sabtu.

Hassan mengatakan, sepanjang sejarahnya Johor selalu menerapkan Jumat-Sabtu sebagai libur akhir pekan. Johor pertama kali mengubahnya jadi Sabtu-Minggu pada 1994 ketika mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menjadi menteri besar di negara bagian itu.

Lalu pada 2014, Sultan Ibrahim Iskandar mengembalikan libur Jumat-Sabtu agar umat Islam bisa melaksanakan ibadah wajib salat Jumat. 

Saat mengumumkan perubahan hari libur pada 7 Oktober lalu, pemimpin Johor Tunku Ismail mengaku telah memerintahkan menteri besar Onn Hafiz Ghazi dan mufti Johor Yahya Ahmad "membahas dan mempelajari setiap sudut dan aspek terkait kebijakan ini".

"Saya berharap sektor swasta, pemerintahan dan pihak terkait bisa memberikan waktu dan ruang yang cukup bagi pekerja Muslim untuk salat Jumat," kata dia.

Pada 10 Oktober, Tunku Ismail mengeluarkan pernyataan bahwa perubahan kebijakan kali ini adalah permintaan dari warga Johor agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga, sekaligus juga meningkatkan perekonomian.

Pemimpin Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim. (Foto: Facebook/HRH Putra Mahkota Johor)

"Jika ada pihak-pihak yang tidak setuju dan tidak puas karena alasan pribadi, melakukan provokasi atau punya agenda politik, silakan pindah ke negara bagian yang masih libur Jumat dan Sabtu," kata Tunku Ismail.

Beberapa tempat usaha di Johor memilih tidak mengikuti aturan baru ini.

Salah satunya Dapur Jendela Cafe di Setia Tropika, sekitar 20 menit berkendara dari pusat kota Johor Bahru, yang mengatakan akan tetap libur pada Jumat demi menghormati karyawan yang menganggapnya sebagai hari suci.

Cafe itu kebanyakan melayani pegawai pemerintah yang bekerja di kantor imigrasi setempat. Mereka sadar, tetap tutup di hari Jumat pada Januari nanti akan membuat kehilangan pelanggan dan pemasukan.

"Ya, kami akan sedikit terdampak karena pada hari Jumat akan ada pelanggan yang protes jika kami tetap buka," ujar manajer operasional Nor Shaliza Ahmad kepada CNA. 

"Namun setelah dipikir lagi, banyak staf kami yang harus menunaikan ibadah salat Jumat, jadi cukup adil jika kami tetap tutup dan tetap bertahan pada jam operasional saat ini."

Manajer operasional Dapur Jendela Cafe, Nor Shalizaa Ahmad. (Foto: CNA/Zamzahuri Abas)

Para pengamat percaya perusahaan-perusahaan di Johor juga akan memperhitungkan salat Jumat dan memberikan waktu yang cukup bagi karyawan untuk menunaikannya.

Lee dari ISEAS Yusof-Ishak Institute mengatakan pekerja yang menunaikan salat Jumat idealnya mendapatkan waktu istirahat lebih banyak - "dari satu jam sampai 2,5 jam".

Mantan wakil menteri Ong yakin pelaku usaha akan beradaptasi dengan kebijakan baru ini, seperti apa yang telah dilakukan di negara bagian lain di Semenanjung Malaysia.

"Keuntungan dari menjalankan kebijakan ini lebih besar dibanding kerugian jangka pendeknya, jika memang ada," kata Ong.

Sementara Diana dari konsultan SDM mengatakan penyesuaian yang dilakukan tidak akan sampai jadi masalah besar bagi perusahaan, terutama yang sebelumnya telah menerapkan jam kerja fleksibel.

Dia mengatakan, banyak tempat usaha di Malaysia dan negara mayoritas Muslim lainnya telah memberlakukan jam istirahat tambahan untuk mengakomodasi ibadah salat Jumat.

Departemen Tenaga Kerja Malaysia juga telah menegaskan dalam panduan mereka soal pengaturan waktu salat Jumat, sehingga praktik ini sudah biasa dilakukan di berbagai perusahaan.

"Dengan diterapkannya kebijakan yang jelas, perubahan ini akan menciptakan suasana kerja penuh rasa saling menghormati yang memenuhi baik kebutuhan operasional dan keagamaan," kata Diana.

Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.

Source: CNA/da

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan