Khawatir LGBT, Partai Islam Se-Malaysia desak pemerintah Anwar batalkan konser Ed Sheeran
Dewan ulama Partai Islam Se-Malaysia (PAS) mengatakan mengizinkan konser Ed Sheeran yang mendukung LGBT digelar sebelum bulan suci Ramadan sangat tidak sensitif.

KUALA LUMPUR - Partai Islam Se-Malaysia (PAS) pada Kamis (1 Februari) mendesak pemerintahan Anwar Ibrahim untuk melarang artis yang mendukung komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tampil di negara itu, menjelang konser Ed Sheeran yang sangat dinanti-nantikan pada Februari.
Dewan ulama PAS, yang dikenal dengan singkatan Melayunya, DUPP, mengatakan membiarkan artis seperti itu tampil tepat sebelum bulan suci Ramadan sangat tidak sensitif.
"DUPP mendesak pemerintah mengambil sikap tegas dengan membatalkan konser oleh artis Barat ketika umat Muslim berada di ambang Ramadan.
"Yang lebih menyedihkan adalah tidak hanya penyelenggaraan konser akan mencemari kesucian bulan Ramadan, tetapi artis yang diundang itu memiliki latar belakang ideologi LGBT yang dengan tegas ditolak oleh Malaysia," kata kepala DUPP Ahmad Yahaya dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan Badan Pusat Aplikasi Film dan Pertunjukan Seniman Asing - yang memutuskan apakah seniman asing bisa tampil di Malaysia atau tidak - harus menerapkan persyaratan yang lebih ketat untuk memastikan tidak ada unsur LGBT yang masuk ke "Negeri Jiran"
"Apakah kita masih belum melupakan tragedi menjijikkan oleh kelompok pro-LGBT, 'The 1975', yang tampil tidak senonoh di depan ribuan penonton dan menghina Malaysia yang menolak ideologi LGBT?" tanyanya.
Dia merujuk pada grup Inggris yang secara prematur mengakhiri konser Good Vibes tahun lalu ketika pentolan Matt Healy mencium rekan satu bandnya dan menyerang pemerintah Malaysia di atas panggung.
"Dengan demikian, DUPP mendesak pemerintah untuk tidak pernah mengizinkan seniman Barat pro-LGBT untuk menghormati bulan Ramadan," tambah Ahmad.
Ed Sheeran, penyanyi-penulis lagu Inggris, dijadwalkan tampil di Stadion Nasional Bukit Jalil Malaysia pada 24 Februari.
Ini akan menjadi konser keduanya di Malaysia. Konser pertamanya diadakan di Stadion Putra di Bukit Jalil pada 2017.
Pada hari Rabu, Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengungkapkan permohonan izin pertunjukan oleh seniman asing, termasuk Ed Sheeran, sudah ditinjau oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia sebelum diizinkan untuk tampil.
Fahmi mengatakan tidak ada perubahan untuk izin konser pada saat ini, tetapi dia menegaskan pemerintah akan menyelidiki masalah tersebut sesuai dengan pedoman saat ini jika perlu merevisi izin konser.
Mufti Penang pada Rabu telah meminta pemerintah untuk mencabut izin konser Sheeran. Lembaga ini juga mengatakan Sheeran adalah pendukung komunitas LGBT, yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.