Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.

Iklan

Asia

Drama politik Filipina: Dinasti Marcos dan Duterte, dari sekutu menjadi Wapres ancam bunuh Presiden

Otoritas keamanan Filipina memperketat pengamanan terhadap Presiden Bongbong Marcos setelah Wakil Presiden Sara Duterte secara terbuka mengancam akan menghabisi Marcos dan keluarganya.

Drama politik Filipina: Dinasti Marcos dan Duterte, dari sekutu menjadi Wapres ancam bunuh Presiden
Sara Duterte dan Bongbong Marcos pada acara pelantikan presiden di Museum Nasional Filipina pada 30 Juni 2022. (Reuters/Eloisa Lopez/File Photo)

MANILA: Otoritas keamanan Filipina memperketat pengamanan terhadap Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. dan keluarganya setelah Wakil Presiden Sara Duterte secara terbuka melontarkan ancaman pembunuhan.

Komando Keamanan Kepresidenan (PSC) memastikan koordinasi dengan aparat penegak hukum ditingkatkan untuk mendeteksi dan mencegah ancaman tersebut.

"Setiap ancaman terhadap nyawa presiden dan keluarganya, khususnya yang disampaikan secara gamblang di depan umum, akan ditanggapi dengan sangat serius," tegas PSC dalam pernyataan resminya pada Minggu (24/11), dikutip dari Anadolu.

Ancaman ini digolongkan sebagai "masalah keamanan nasional."

Kementerian Kehakiman Filipina saat ini tengah menyelidiki ancaman Duterte.

Kantor Kepresidenan mengonfirmasi bahwa ancaman tersebut bisa berujung pada tuntutan pidana jika bukti mendukung.

RETAKNYA ALIANSI POLITIK DUA DINASTI

Ketegangan politik di Filipina memanas ketika Sara Duterte, dalam konferensi pers pada Jumat (22/11), mengeklaim telah memerintahkan pembunuh bayaran untuk menghabisi Marcos, istrinya Ibu Negara Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR yang juga sepupu Marcos, Martin Romualdez, jika dirinya terbunuh.

"Saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya katakan, 'Jika mereka membunuh saya, bunuh Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez.' Tidak bercanda. Saya sudah memberi arahan," tegas Duterte.

Wapres berusia 46 tahun itu menuduh Romualdez sebagai pihak yang menginginkan dirinya tewas karena dianggap ancaman terbesar bagi rencana pencalonan Romualdez dalam pemilu presiden tahun 2028 mendatang.

Adapun Duterte saat ini konsisten memimpin jajak pendapat capres Filipina.

Ancaman pembunuhan yang menggegerkan ini juga muncul di tengah tekanan politik yang meningkat terhadap Duterte, termasuk upaya pemakzulan terhadapnya di DPR Filipina atas dugaan korupsi dalam penggunaan dana rahasia pemerintah.

Pemakzulan tersebut disebut-sebut dipelopori oleh Romualdez.

Sara Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte, dan Ferdinand Marcos Jr. awalnya merupakan sekutu politik dalam satu aliansi yang berhasil memenangkan bersama dengan telak jabatan presiden dan wakil presiden Filipina pada tahun 2022.

Duterte yang ketika itu menjabat sebagai Wali Kota Davao memimpin jauh di survei dan menjadi favorit kuat menggantikan ayahnya.

Dia akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran mendampingi Marcos sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk menyatukan kekuatan kedua dinasti politik ini.

Namun, hubungan keduanya memburuk tahun ini akibat perbedaan kebijakan, termasuk dalam isu politik luar negeri dan respons terhadap penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap perang narkoba Duterte senior ketika dia menjabat sebagai presiden.

Presiden Filipina Bongbong Marcos dan pendahulunya Rodrigo Duterte pada upacara pelantikan presiden di Museum Nasional Filipina, 30 Juni 2022. (Reuters)

Bongbong Marcos memutuskan untuk mengizinkan ICC mengirim tim ke Filipina, yang dianggap sebagai indikasi bahwa Marcos tidak akan menghalangi upaya penangkapan Rodrigo Duterte.

Langkah ini memperuncing konflik antara dua dinasti politik paling kuat dan berpengaruh di Filipina itu.

Di Filipina, presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah langsung oleh rakyat.

Perseteruan dan pecah kongsi kerap kerap terjadi namun belum pernah ada konflik presiden dan wapres yang setegang ini dalam sejarah.

Sara Duterte juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan pada Juni 2024, yang semakin mempertegas keretakan hubungan antara kedua politisi itu.

Filipina sendiri tengah bersiap menghadapi pemilihan paruh waktu pada Mei 2025, yang akan menjadi medan pertempuran proksi antara klan Marcos dan Duterte.

📢 Kuis CNA Memahami Asia sudah memasuki putaran pertama, eksklusif di saluran WhatsApp CNA Indonesia. Ayo uji wawasanmu dan raih hadiah menariknya!

Jangan lupa, terus pantau saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk mendapatkan tautan kuisnya 👀

🔗 Cek info selengkapnya di sini: https://cna.asia/4dHRT3V

Source: Others/ew

Juga layak dibaca

Iklan

Iklan