Dana pensiun Malaysia boleh ditarik lebih awal, namun para ahli mewanti-wanti untuk hati-hati
Dalam program restrukturisasi baru dana pensiun di Malaysia, peserta Employees Provident Fund (EPF) dapat memiliki tiga rekening, dari yang sebelumnya hanya dua. Dari ketiga rekening, satu di antaranya bersifat "fleksibel", dapat dengan mudah ditarik untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.

Kantor Employees Provident Fund (EPF) di Kwasa Damansara, Selangor, Malaysia. (Foto: CNA/Fadza Ishak)
KUALA LUMPUR: Bagi satpam seperti Hassan Ahmad, pendapatan kotor bulanannya sekitar RM2.000 (Rp6,7 juta) tidak cukup untuk menopang pengeluaran keluarganya yang terdiri dari tiga orang.
Usai menunaikan tanggung jawabnya seperti membayar kontrakan rumah bulanan, cicilan motor dan berbagai tagihan lainnya, pria 28 tahun ini hanya memiliki sisa RM500 di tangannya dan itu dipergunakannya sampai akhir bulan.Â
"Tidak mudah sama sekali dan seringkali saya meminjam uang dari anggota keluarga hanya untuk bisa bertahan hidup dan membeli beras," kata Hassan yang tinggal di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur.Â
Oleh karena itu, ayah dari putra berusia tiga tahun ini sangat menghargai keputusan Employees Provident Fund (EPF) - dana pensiun Malaysia - yang membolehkan peserta menarik uang untuk membiayai kebutuhan keuangan jangka pendek setelah program restrukturisasi berlaku pada 11 Mei lalu.Â
"Saya kurang tahu apakah itu nantinya benar-benar cukup, tapi ini sudah bagus," kata Hassan yang merupakan tulang punggung keluarganya.Â
Sebelumnya, peserta EPF yang belum menginjak usia 55 tahun hanya boleh melakukan penarikan yang di antaranya untuk keperluan kesehatan, rumah, dan pendidikan.Â
Namun kini, peserta dapat membuat penarikan kapan saja setelah rekening "fleksibel" yang baru ini diperkenalkan ke publik. Â
"Fokus utama dari inisiatif Restrukturisasi Rekening EPF adalah untuk memberdayakan peserta dalam mengambil keputusan guna menyeimbangkan kebutuhannya saat pensiun di masa depan nanti yang di antaranya untuk keperluan finansial jangka pendek, menengah, dan panjang," ucap Chief Executive Officer EPF Ahmad Zulqarnain Onn dalam pernyataannya tertanggal 25 April.Â
Ia menambahkan: "Inisiatif ini tidak hanya respons EPF terhadap kebutuhan saat ini, namun sebuah langkah proaktif dalam membantu peserta menghadapi dunia kerja dan demografi populasi yang silih berganti dan juga siklus kebutuhan para peserta EPF.
"Dengan peningkatan ini, EPF berupaya menjamin setiap peserta EPF dapat mengelola keuangannya dengan percaya diri dan gigih dalam lingkungan yang dinamis dan menantang ini."
Para ahli memiliki reaksi beragam terhadap langkah yang dapat memudahkan para peserta menarik sebagian dari dana pensiunan mereka. Beberapa di antaranya memperingatkan bahwa langkah ini kemungkinan dapat memperburuk krisis pensiun di masa depan.Â
"TUJUAN POLITIK YANG MENYENANGKAN BANYAK ORANG"Â
Dengan restrukturisasi baru ini, peserta EPF sekarang dapat memiliki tiga rekening, setelah sebelumnya hanya dua saja.Â
Kini, 75 persen iuran bulanan individu akan masuk ke Rekening 1, 15 persen masuk ke Rekening 2 dan 10 persen sisanya akan masuk ke Rekening 3 - rekening baru yang fleksibel.
Sebelumnya, 70 persen iuran disetorkan ke dalam Rekening 1 dan 30 persen ke dalam Rekening 2. Uang yang ada dalam Rekening 1 tidak dapat ditarik hingga peserta mencapai usia 55 tahun sedangkan dana dari Rekening 2 dapat ditarik untuk berbagai keperluan seperti membeli rumah.Â
Peneliti senior di Singapore Institute of International Affairs Oh Ei Sun menjelaskan kepada CNA bahwa tampaknya, ada dua sasaran dari langkah yang diambil oleh EPF: Pertama, untuk meningkatkan jumlah iuran yang masuk ke dalam Rekening 1 dan Kedua, untuk memberi keleluasaan kepada peserta dalam memanfaatkan dana mereka.Â
Dr Oh menyampaikan bahwa dengan bertambahnya alokasi dana ke Rekening 1, hal ini memungkinkan EPF untuk "mengamankan" tambahan lima persen untuk jangka panjang. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan cadangan kas dan likuiditasnya.Â
Per Desember tahun lalu, EPF menampung 16,07 juta peserta. 8,52 juta di antaranya merupakan peserta aktif. Jumlah ini baru mencerminkan 50 persen dari total 17,03 juta tenaga kerja Malaysia pada akhir 2023.
EPF - salah satu program dana pensiunan terbesar di dunia - memiliki aset senilai RM1.135 triliun. Â
"(Perubahan ini) menjalankan dua sasaran sekaligus. Yang pertama adalah sasaran finansial yang menguntungkan EPF tapi yang kedua adalah sasaran politik untuk menyenangkan banyak orang," terang Dr Oh, menyinggung langkah yang memberikan keleluasaan kepada peserta dalam menggunakan simpanan EPF-nya.Â
Ia percaya bahwa sebagian dari langkah tersebut dipicu oleh tekanan dari koalisi oposisi guna memperkenankan penarikan tambahan dari EPF. Â Â Â
Antara 2020 dan 2022, 8,1 juta penduduk Malaysia selama empat putaran menarik RM145 miliar dana pensiunan mereka saat pandemi COVID-19. Penarikan tersebut pertama kali mendapat persetujuan ketika negara saat itu dipimpin oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan melanjutkan kepemimpinan sebelumnya, yakni Ismail Sabri Yaakob.
Muhyiddin saat ini menjabat sebagai ketua koalisi oposisi Perikatan Nasional, yang anggotanya terdiri dari partai islam Parti Islam Se-Malaysia (PAS) dan juga partai nasionalis Malaysia Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).Â
Usai perhelatan pemilihan umum yang ke-15 pada November 2022, Muhyiddin mengimbau pemerintah agar mengizinkan putaran penarikan EPF selanjutnya untuk mereka yang membutuhkan. Â
Namun, Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyebutkan pada bulan Mei tahun lalu bahwa meskipun hal tersebut bukan keputusan yang populer, simpanan pembayar iuran wajib dilindungi supaya mereka memiliki uang untuk digunakan di masa mendatang.
"Meskipun ada begitu banyak tekanan politik untuk menyetujui putaran penarikan selanjutnya, saya tetap berpendirian pada keputusan saya mengingat EPF adalah badan hukum yang hadir untuk melindungi uang pembayar iuran saat ini dan untuk masa depan," ujarnya dalam pernyataannya yang dilansir oleh News Straits Times.
Kemudian saat penyusunan Anggaran Tahun 2024 pada Oktober, Anwar tampaknya berubah pikiran dengan mengumumkan bahwa pemerintah akan memperkenalkan rekening EPF yang fleksibel dan memudahkan pembayar iuran dalam mengambil dana mereka di dalamnya kapan saja.

TEKANAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN SEHARI-HARIÂ
Para ekonom berbicara kepada CNA bahwa meskipun terdapat tekanan politik yang mendorong kebijakan tersebut, terdapat juga kebutuhan warga Malaysia yang nyata dan mendesak untuk mengakses dana sesuai keperluan mereka.Â
Chief Economist Bank Islam Mohd Afzanizam Abdul Rashid menjelaskan adanya tindakan penyeimbangan yang rumit antara memenuhi kebutuhan pensiun dan pada saat yang sama, memastikan bahwa anggota memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, terutama untuk keperluan darurat.Â
"Ada penelitian-penelitian yang menunjukkan bahwa warga Malaysia akan kesulitan untuk mendapatkan dana darurat ketika mereka betul-betul membutuhkannya," jelasnya kepada CNA.
Tahun lalu, Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour kabarnya mengatakan bahwa hampir separuh penduduk Malaysia mengalami kesulitan dalam menyisihkan uang sebesar RM1.000 (Rp3,4 juta) untuk keadaan darurat.
"Jadi langkah EPF untuk memberi fleksibilitas seperti demikian adalah supaya peserta dapat menghadapi tantangan ekonomi akibat beban biaya hidup yang tinggi, yang memengaruhi daya beli mereka," kata Afzanizam.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Socio-Economic Research Centre (SERC) Lee Heng Guie menjelaskan kepada CNA bahwa rekening fleksibel ini berguna ketika pemerintah nantinya mengimplementasikan program rasionalisasi subsidi yang telah direncanakannya.Â
Pemerintahan Anwar telah membahas rencana-rencana untuk beralih dari subsidi menyeluruh ke sistem target yang fokus membantu kelompok berpenghasilan rendah. Salah satu upayanya adalah dengan menaikkan harga bahan bakar di Malaysia.
"Kemungkinan akan ada dampaknya dan inflasi diperkirakan akan terjadi (naik), terlebih lagi ketika pegawai negeri sipil menerima penyesuaian gaji di bulan Desember. Mungkin ini menolong bagi sebagian orang untuk meringankan beban meskipun ada baiknya untuk tidak mengambilnya," kata Lee.Â
Ekonom juga berpendapat bahwa pemerintah membuat keputusan ini untuk menarik mereka yang tidak mempunyai perlindungan sosial seperti pekerja serabutan supaya mereka bersedia membayar iuran kepada EPF.Â
Seorang pengemudi bernama Hasbullah Mahmud, 50. bercerita kepada CNA bahwa rekening ketiga yang fleksibel tersebut akan bermanfaat bagi mereka yang sangat membutuhkan uang.
Ia sudah beberapa kali melakukan penarikan dari EPF saat pandemi COVID-19, namun itu ia lakukan karena tengah menganggur kala itu. Â
Hasbullah, yang berasal dari Klang, mengatakan bahwa ia hanya membuat penarikan bila ada keperluan mendesak saja.Â
"Beberapa teman saya bilang kalau mereka mau ambil uang, meskipun mereka lagi tidak begitu membutuhkannya. Saya rasa uang (yang belum tersentuh dan tersisa di dalam rekening) akan dibutuhkan di saat masa tua kita," ujarnya. Â
Penasihat hukum Syazwan Basri, 35, juga mengatakan hal yang sama kepada CNA bahwa rekening fleksibel merupakan usulan yang bagus untuk mereka yang perlu segera memanfaatkan dana tersebut. Â
Syazwan menerangkan bahwa ia akan berusaha untuk tidak melakukan penarikan dari EPF-nya, dan akan memilih untuk menggunakan simpanannya dulu meski untuk urusan seperti rumah.Â
Ia memutuskan untuk tidak mentransfer uang ke dalam rekening fleksibelnya. Menurutnya, ia tidak memiliki cukup kelebihan untuk melakukannya.Â
Sejak 12 Mei hingga 31 Agustus, para peserta diperbolehkan untuk melakukan transfer satu kali dari rekening EPF mereka yang lain ke rekening fleksibel untuk mengisinya. Jumlah transfer yang diperkenankan mengikuti persentase yang sudah ditetapkan oleh EPF.Â
Pada hari Senin, Bernama melaporkan bahwa kantor EPF di seluruh Malaysia ramai dengan orang-orang yang mencoba memperoleh informasi lebih banyak tentang rekening fleksibel tersebut. Â Â

"KEBIJAKAN POPULIS JANGKA PENDEK"Â
Sementara itu, ada pihak lain yang tidak mendukung warga untuk melakukan penarikan awal dari dana pensiun mereka.Â
Mantan Wakil Gubernur Bank Negara Sukhduwe Singh pernah mengeklaim bahwa langkah tersebut didasarkan karena politik dan bukan ekonomi. Â
"Tentu, Anda selalu bisa menarik beberapa ekonom dari tempat persembunyiannya untuk mencoba membenarkannya. Namun faktanya tetap bahwa dana untuk menunjang konsumsi saat ini pada hakikatnya tidak sesuai dengan amanat EPF sebagai dana pensiun.Â
"Preseden yang sudah dibangun oleh proposal ini tidak sejalan dengan kepentingan jangka panjang EPF, pembayar iurannya, atau Malaysia. Kita tidak boleh membiarkan kebijakan populis jangka pendek mengesampingkan kepentingan jangka panjang negara kita," ucapnya dalam sebuah postingan LinkedIn pada 19 April tahun ini, sebelum program tersebut diumumkan.Â
EPF telah menetapkan target tabungan dasar untuk pembayar iuran sebesar RM240.000 (Rp820 juta) ketika mereka pensiun di usia 55 tahun, walaupun banyak yang merasa bahwa patokan tersebut tidak lagi layak, mengingat biaya hidup sudah naik semakin tajam.
Pada Desember tahun lalu, 1,45 juta peserta EPF yang berusia antara 50 dan 54 tahun hanya memiliki tabungan rata-rata sebesar RM137.903 (Rp476 juta) dalam rekening mereka. Â
Afzanizam dari Bank Islam menyampaikan bahwa penarikan awal yang terus menerus kemungkinan akan berdampak buruk karena peserta EPF tidak akan memperoleh manfaat dari faktor majemuknya (compounding factor).Â
"Semakin lama Anda menyimpan uang di EPF, semakin besar dana yang akan terakumulasi karena faktor majemuknya," terangnya.Â
Penasihat tenaga kerja dari Asosiasi Penasihat Pembayar Iuran Perlindungan Sosial Malaysia (SPCAAM) Callistus Anthony D'angelus dalam pernyataannya pada 27 April mengatakan bahwa mekanisme seperti itu sudah dijalankan karena banyak dari pembayar iuran tidak mampu bertahan secara keuangan berdasarkan tingkat pendapatan mereka.Â
"Berpuluh-puluh tahun tingkat upah ditekan, dan itu dilakukan secara sadar melalui persekongkolan kotor antara perusahaan besar dan pemerintah. Pemerintah yang saya maksud adalah berbagai bentuk pemerintahan yang ada dan itu termasuk pemerintahan koalisi saat ini," ujarnya.Â
Malaysia memiliki tingkat upah minimum sebesar RM1.500 (Rp5,1 juta).Â
"Bila menyangkut para pekerja, masyarakat B40 dan M40, belum ada reformasi satu pun yang menguntungkan mereka. Sangat disayangkan pemerintah koalisi gagal dalam membawa reformasi untuk menangani krisis biaya hidup yang berat, yang menimpa masyarakat tidak mampu," imbuhnya.

Direktur pelaksana dari perusahaan riset DM Analytics, Muhammaed Abdul Halid, menerangkan kepada CNA bahwa "jalan yang ideal" untuk ke depannya bisa dengan tidak mengizinkan penarikan awal. Namun demikian, perlu diakui bahwa rekening fleksibel menjadi salah satu solusi dalam meredam tuntutan masyarakat pasca pemerintahan sebelumnya yang telah mengizinkan empat kali penarikan pada masa pandemi COVID-19. Â Â
"Yang saya pribadi suka dari ini adalah meski Anda bisa menarik (uang) dari Rekening 3 kalau Anda mau, ada peningkatan 5 persen pada (saldo) Rekening 1 Anda. Jadi tabungan paksa Anda meningkat. Ini positif," jelasnya.Â
Bagaimanapun, ia memandang bahwa itu belum cukup membantu kelompok berpendapatan rendah yang banyak bekerja di sektor informal. Â Â
"Tidak semua pekerja punya EPF, (hanya) sekitar 40, 50 persen ... Meskipun Anda punya EPF, mereka yang berasal dari kelompok berpenghasilan rendah sudah membersihkan (saldo) rekening mereka sewaktu empat penarikan (awal sebelumnya). Yang dibutuhkan adalah upah yang lebih tinggi," ucapnya.Â
Sementara itu di Singapura, sebagaimana yang telah dikabarkan sebelumnya, beberapa perubahan dilakukan pada Central Provident Fund (CPF) guna menunjang kebutuhan pensiun manula di negaranya dengan lebih baik dan perubahan-perubahan ini nantinya akan mulai berlaku pada tahun 2025. Â
Peserta yang berusia minimal 55 tahun tidak akan lagi memiliki Rekening Khusus mulai tahun 2025 dan seterusnya. Meski demikian, mereka tetap bisa melakukan setoran uang ke dalam Rekening Pensiun mereka. Apabila jumlah saldo dalam Rekening Pensiun CPF banyak, peserta akan menerima pembayaran bulanan yang lebih besar.Â
Kemudian, tingkat iuran CPF bagi mereka yang berumur 55 hingga 65 tahun akan bertambah lagi 1,5 poin persentasenya di tahun depan.Â
Menurut situs web CPF, peserta pada umumnya dapat menarik uang setidaknya S$5,000 (Rp60 juta) atau lebih dari limitnya selepas menyisihkan Jumlah Pensiun Penuh-nya ketika berusia 55 tahun.Â
Peserta CPF juga nantinya akan memenuhi syarat sehingga bisa menerima pembayaran bulanannya sedari usia 65 tahun. Mereka punya opsi untuk memulai pembayaran kapan saja dari usia 65 hingga 70 tahun.Â
BANYAK LEBIH BAIKÂ
Sementara itu, masih ada pihak yang masih tidak senang dengan perubahan skema EPF Malaysia baru-baru ini. Salah satunya adalah Pertubuhan Gagasan Inovasi Rakyat Malaysia (PGRIM) yang bersikeras meminta pemerintah membolehkan penarikan uang dari Rekening 1, ketimbang hanya dari rekening fleksibel tersebut. Â
Presiden organisasi tersebut, Azmie Mohd Tahir, menulis sebuah petisi pada 2 Mei bahwa fleksibilitas dibutuhkan guna memberikan keluasaan bagi para peserta EPF untuk mentransferkan saldo Rekening 1-nya ke dalam rekening fleksibel.Â
"Beban biaya hidup yang tinggi semakin meningkat dan banyak orang di luar sana berada di bawah banyak tekanan dan menjadi putus asa," terangnya. Â
Di halaman grup media sosial Facebook, seorang pengguna bernama Ilham berkomentar bahwa meskipun ia sangat bersyukur dengan keputusan EPF, sebagian besar dari mereka yang berpenghasilan rendah (B40) hanya memiliki saldo yang minim dalam rekening EPF mereka. Â
"EPF tidak memahami kesulitan semua pembayar iurannya. Banyak dari mereka tidak punya uang lagi dalam Rekening 2 mereka dan menjadi (kelompok) yang paling terdampak. Mereka adalah orang-orang yang harus melunasi utang-utangnya dan bertahan hidup. Bila pemerintah membolehkan dana dipindahkan dari Rekening 1, sebagian besar pembayar iuran dapat merasakan keuntungannya," jelasnya.Â
Namun bagi penasihat hukum seperti Syazwan, ia mengatakan kepada CNA bahwa ia mengambil sikap kehati-hatian terhadap dana pensiunnya.Â
"Saya ingin berhati-hati dan saya akan berusaha untuk tidak menyentuh uang EPF saya karena itu untuk pensiun," kata Syazwan seraya menambahkan bahwa apabila saldo rekening peserta EPF mencapai hingga RM1 juta sewaktu mereka pensiun, mereka dapat hidup dengan mengandalkan dividen yang diberikan oleh dana pensiun saja.
Dapatkan informasi menarik lainnya dengan bergabung di WhatsApp Channel CNA.id dengan klik tautan ini.Â