Skip to main content
Hamburger Menu
Close
Edisi:
Navigasi ke edisi CNA lainnya di sini.
Iklan

Asia

Balas tarif Trump, China kenakan 15% bea masuk batu bara dan LNG dari AS

Risiko perang dagang kembali menghantui pasar ketika Amerika Serikat dan China saling berbalasan tarif impor, sehingga memicu kekhawatiran terhadap rantai pasokan dan pertumbuhan ekonomi global.

Balas tarif Trump, China kenakan 15% bea masuk batu bara dan LNG dari AS

Presiden AS Donald Trump menghadiri pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping dalam KTT G20 di Osaka, Jepang, 29 Juni 2019. (Foto: Reuters/Kevin Lamarque/File Photo)

04 Feb 2025 03:45PM (Diperbarui: 04 Feb 2025 03:49PM)

WASHINGTON/BEIJING: Kementerian Keuangan China pada hari Selasa (4/2) mengumumkan paket cukai hingga 15 persen terhadap sejumlah produk Amerika Serikat, sebagai balasan langsung terhadap tarif 10 persen yang diluncurkan pada pukul 00.01 Waktu Timur (12.01 WIB) oleh Presiden AS Donald Trump.

Dengan demikian, perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia kembali memanas, sementara Trump memberi kelonggaran bagi Meksiko dan Kanada.

Mulai 10 Februari, Tiongkok akan mengenakan tarif sebesar 10 persen pada minyak mentah, peralatan pertanian, kendaraan berkapasitas besar dan truk pikap, serta 15 persen pada batu bara dan gas alam cair (LNG) AS.

AS merupakan sumber minyak mentah yang relatif kecil bagi China, hanya 1,7 persen dari total impornya tahun lalu, atau bernilai sekitar US$6 miliar (Rp98 triliun). Lebih dari 5 persen impor LNG China berasal dari AS.

China juga mengumumkan dimulainya penyelidikan anti-monopoli terhadap Google milik Alphabet, serta memasukkan PVH - perusahaan induk untuk merek seperti Calvin Klein - dan perusahaan bioteknologi Illumina ke dalam “daftar entitas tidak dapat diandalkan”.

Secara terpisah, Kementerian Perdagangan China dan Bea Cukai negara tersebut juga menyatakan akan menerapkan kontrol ekspor beberapa logam tanah jarang dan logam lain yang penting dalam pembuatan perangkat teknologi tinggi serta transisi energi bersih.

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan Trump berencana untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir pekan ini.

Trump sebelumnya berulang kali memperingatkan akan meningkatkan tarif terhadap China jika Beijing tidak menghentikan arus fentanyl - sejenis opioid mematikan - ke Amerika Serikat.

“Semoga China akan berhenti mengirimkan fentanyl ke dalam negeri. Jika tidak, tarif akan naik jauh lebih tinggi,” ujarnya pada Senin.

China menilai fentanyl sebagai masalah Amerika dan menegaskan akan mengajukan keberatan terhadap tarif tersebut di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), namun masih membuka pintu untuk negosiasi.

RISIKO PERANG DAGANG HANTUI PASAR

Selama masa jabatan pertamanya pada 2018, Trump memulai perang dagang dua tahun yang intens dengan China terkait surplus perdagangan besar China terhadap AS, yang berujung pada tarif balasan senilai ratusan miliar dolar dan mengacaukan rantai pasok global serta merugikan ekonomi dunia.

“Perang dagang masih pada tahap awal sehingga kemungkinan penerapan tarif tambahan tetap tinggi,” kata Oxford Economics dalam sebuah catatan, sambil menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China.

Pada Senin, Trump menangguhkan selama 30 hari ancamannya untuk mengenakan tarif 25 persen pada Meksiko dan Kanada di detik-detik terakhir, dengan imbalan konsesi terkait keamanan perbatasan dan penegakan hukum dengan dua negara tetangga AS tersebut.

Harga minyak mentah semakin merosot hingga turun 2 persen setelah balasan China diumumkan, dan indeks saham di Hong Kong terpangkas kenaikannya. Dolar AS menguat, sedangkan yuan Tiongkok, euro, serta dolar Australia dan Kanada, dan juga peso Meksiko semuanya melemah, mencerminkan kekhawatiran pasar yang kian meningkat akan risiko perang dagang global berkepanjangan.

“Berbeda dengan Kanada dan Meksiko, jelas lebih sulit bagi AS dan China untuk menyepakati apa yang dituntut Trump secara ekonomi dan politik. Optimisme pasar tentang kesepakatan cepat masih tampak tidak pasti,” kata Gary Ng, ekonom senior di Natixis, Hong Kong.

“Kalaupun kedua negara dapat menyepakati beberapa hal, tarif bisa digunakan sebagai alat berulang, dan ini bisa menjadi sumber utama volatilitas pasar tahun ini.”

Trump pada Minggu juga menyiratkan bahwa Uni Eropa (EU) yang terdiri dari 27 negara kemungkinan menjadi target selanjutnya, tanpa mengatakan kapan hal itu akan terjadi.

Para pemimpin EU dalam pertemuan informal di Brussels pada Senin menyatakan Eropa siap melawan jika AS memberlakukan tarif, meskipun tetap menyerukan rasionalitas dan negosiasi. AS adalah mitra dagang dan investasi terbesar EU.

Trump mengisyaratkan bahwa Inggris, yang keluar dari EU pada 2020, mungkin lolos dari tarif.

Pada akhir pekan lalu, Trump mengakui bahwa tarifnya bisa menimbulkan “sedikit rasa sakit” jangka pendek bagi konsumen AS, tetapi ia menilai langkah itu diperlukan untuk menekan imigrasi dan perdagangan narkoba, serta mendorong industri domestik.

Ikuti Kuis CNA Memahami Asia dengan bergabung di saluran WhatsApp CNA IndonesiaMenangkan iPhone 15 serta hadiah menarik lainnya.

Source: Reuters/jt

Juga layak dibaca

Iklan
Iklan