Anak-anak Malaysia keranjingan menghirup 'energy stick', inhaler asal China yang kandungannya misterius
Menurut para ahli, inhaler yang tidak diketahui kandungannya ini dapat menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkoba oleh anak-anak.
JOHOR BAHRU: Inhaler hidung ini tersedia dalam beragam warna yang cerah, diklaim mampu menambah energi bagi penggunanya.Â
Dengan bentuk mirip casing Airpod, benda yang dijuluki "energy stick" ini dijajakan di Malaysia dengan berbagai macam aroma seperti mint, peach, anggur dan bahkan permen karet.
Benda ini dapat dengan mudah ditemukan di berbagai platform belanja online Malaysia seperti Lazada dengan harga antara RM2.50 hingga RM16 (Rp8.000-53.000) per buahnya.
Stik yang tidak diketahui kandungannya ini tengah digandrungi anak-anak sekolah di Negeri Jiran. Para pakar kesehatan khawatir, seperti halnya vape, stik ini akan menjadi pintu masuk penggunaan narkoba.
Tren penggunakan inhaler hidung ini pertama kali dilaporkan di China akhir tahun lalu. Media South China Morning Post (SCMP) melaporkan pada November silam bahwa inhaler ini sudah terjual ribuan buah, dengan mayoritas pembelinya adalah anak-anak SMP di salah satu toko online.
Menurut laporan SCMP, inhaler dengan dua lubang untuk hidung ini memiliki berbagai macam aroma dan mengandung minyak esensial, mentol, kamper, dan beberapa di antaranya, alkohol.
Kebanyakan stik inhaler yang dijual di Malaysia diimpor dari China. Kandungan di dalamnya tidak diketahui dengan pasti karena tidak terdaftar di Badan Regulasi Farmasi Nasional Malaysia atau Kementerian Kesehatan di negara itu.
"Seharusnya semua hal tentang produk ini dijabarkan dalam proses pendaftarannya, untuk mengetahui persis apa kandungan dan khasiatnya, agar semua bisa tahu - baik badan regulasi, ahli kesehatan atau masyarakat," kata Profesor Amrahi Buang, presiden Perkumpulan Farmasi Malaysia, kepada CNA.
Amrahi mengatakan, karena tidak didaftarkan, maka masalah keamanan, kualitas dan kemanjurannya jadi dipertanyakan.
Penelitian pernah dilakukan oleh laboratorium di China untuk mengetahui kandungannya, kata Profesor Sharifa Ezat Wan Puteh, ahli kesehatan publik dari Universiti Kebangsaan Malaysia. Hasilnya, kata dia, stik itu diduga mengandung timbal, merkuri, mentol dan nikotin yang berbahaya bagi sistem pernapasan dan paru-paru.
"Energi stik ini dihirup, karena diletakkan di dalam lubang hidung ... aromanya masuk ke mulut, lalu ke tenggorokan dan ke paru-paru," kata dia. "Apa yang terjadi setelahnya di paru-paru ... adalah yang kami khawatirkan."
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menghirup aroma kamper sintetik - zat pewangi pada inhaler - dapat menyebabkan mual, muntah, pusing dan iritasi pada mata, kulit dan selaput lendir.
Beberapa stik inhaler diduga juga mengandung vitamin E asetat, zat aditif yang ditemukan pada rokok elektrik, ujar Prof Sharifa Ezat.
PINTU MASUK PENGGUNAAN NARKOBA?
Penggunaan energy stick sama mengkhawatirkannya seperti vape atau rokok elektrik, yang juga populer di kalangan anak-anak muda kendati ada bahaya di baliknya.
Seperti halnya vape, inhaler energy stick mengincar pangsa pasar anak-anak dengan bentuknya yang trendi dan harganya yang murah, kata Prof Amrahi.
"(Produsennya) fokus pada generasi muda, mereka menjual inhaler sebagai penunjang gaya hidup yang keren, sama halnya seperti rokok dan vape. Untuk memudahkan pembelian, benda ini tersedia secara online dan bisa dikirim dalam jumlah banyak. Akan sulit untuk mengendalikan penjualannya," kata dia.
Prof Sharifa Ezat mengatakan, ribuan orang di AS telah dirawat atau meninggal dunia akibat Evali, penyakit paru yang disebabkan oleh konsumsi rokok elektrik dan vape.
Menurut CDC, penyakit Evali yang banyak tersebar di AS punya keterkaitan erat dengan vitamin E asetat.
Pada Juni 2023 lalu, menteri kesehatan Malaysia kala itu, Zaliha Mustafa, melaporkan adanya gadis berusia 16 tahun yang meninggal diduga akibat Evali. Memiliki riwayat tiga tahun mengisap vape, gadis itu mengalami gagal jantung akut dengan penyumbatan pembuluh darah di paru.Â
"Evali sebenarnya adalah contoh dari hasil pemasaran ilegal dan produk ilegal yang dimasukkan ke dalam produk-produk pernapasan, dan akhirnya merusak anak-anak muda. Jadi hal yang sama bisa terjadi juga pada energy stick. Itulah masalahnya," kata Prof Sharifah Ezat.
Inhaler semacam ini juga menjadi pintu masuk bagi kecanduan produk lainnya, seperti rokok konvensional, rokok elektrik dan zat ilegal lainnya yang diisap atau dihirup seperti kokain, ujar para pakar.
Prof Sharifa Ezat mengatakan belum ada penelitian konkret mengenai kandungan adiktif pada inhaler energy stick, tidak seperti vape dan rokok yang jelas-jelas mengandung nikotin. Namun dia menekankan bahwa sampai adanya bukti yang pasti, menghirup stik ini tidak aman bagi anak-anak maupun orang dewasa.
"Inhaler semacam ini bisa jadi pintu bagi anak-anak untuk mengonsumsi narkoba, dan itu yang dikhawatirkan," kata dia.
APARAT JANJI AKAN MELAKUKAN TINDAKAN
Pihak berwenang di Malaysia berjanji akan melakukan tindakan tegas untuk menutup akses pembelian inhaler ini oleh anak-anak.
"Saya telah menerima beberapa peringatan langsung mengenai benda itu (energy stick). Saya telah memberi tahu direktur jenderal dan wakil direktur tentang masalah ini dan kami akan segera mengambil tindakan," kata Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad, awal bulan ini.Â
CNA menemukan inhaler sejenis dijual di beberapa minimarket dan warung rokok di Johor Bahru.
Salah satu pemilik warung yang hanya ingin disebut sebagai Raj mengatakan stik itu sangat populer di kalangan anak-anak. Dalam waktu cepat bisa ludes terjual.
"Sebelumnya kami punya lima aroma berbeda, tapi dalam hitungan hari kebanyakan sudah terjual dan sekarang hanya tersisa yang aroma mint," kata Raj.
"Kami tidak melarang anak-anak untuk membelinya karena tidak ada peraturan yang mengharuskan kami hanya menjualnya kepada orang dewasa, seperti halnya rokok," kata dia.
Inhaler yang dijualnya bermerek Skyvii dan masing-masing dihargai RM5 (Rp16.000). Tiga bahan tercantum dalam bahasa Mandarin di kotaknya: mentol, borneol (turunan dari terpena, zat utama penghasil minyak esensial) dan minyak esensial tanaman. Label peringatan yang tertera pada kemasan menyatakan bahwa anak-anak hanya boleh mengonsumsinya "di bawah pengawasan orang dewasa".
Pemerintah Malaysia kini tengah berupaya untuk membendung penjualannya.
Kementerian Kesehatan Malaysia telah meningkatkan pemeriksaan pada platform e-commerce dan mendesak "penjual lokal dan asing" untuk menghapus iklan mereka, kata direktur jenderal kesehatan Dr Muhammad Radzi Abu Hassan.
Dia memperingatkan bahwa mereka yang menjual produk kesehatan yang tidak terdaftar melanggar Peraturan 7 (1) (a) Soal Pengendalian Obat dan Kosmetik 1984 dan, jika terbukti bersalah, terancam denda hingga RM25.000 (Rp83 juta) dan hukuman penjara hingga tiga tahun untuk pelanggaran pertama.
Dari penelusuran CNA, per 20 Februari lalu, iklan-iklan untuk inhaler tersebut masih ditemui di Lazada Malaysia. Namun di Shopee Malaysia, produk serupa telah dicabut iklannya.
Para ahli percaya bahwa masih banyak yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini dengan cepat.
"Solusi terbaik adalah pelarangan langsung," kata Profesor Amrahi.
"Kita harus belajar dari masalah vape. Pada 2015, para ahli farmasi mendesak pemerintah untuk melarangnya tetapi tidak dilakukan. Delapan tahun kemudian, dampaknya sangat besar dan sekarang menjadi industri senilai RM2 miliar per tahun, dan Malaysia telah menjadi pengekspornya," tambahnya.
Kementerian kesehatan, pendidikan, dan bahkan kementerian digital harus mensinergikan upaya untuk memberantas penjualan dan distribusi energy stick ini, saran Amrahi.
"Kita berbicara tentang pendekatan satu pemerintah, satu masyarakat untuk mengatasi kecanduan baru ini yang dapat menciptakan masalah kesehatan yang sangat besar bagi seluruh generasi," katanya.